26.7 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

PANAS! Tolak Relokasi, Warga Lingga Siap Perang

Foto: Pardy/PM Warga Lingga Tanah Karo, menolak desa mereka dijadikan lokasi hunia tetap pengungsi Sinabung.
Foto: Pardy/PM
Warga Lingga Tanah Karo, menolak desa mereka dijadikan lokasi hunia tetap pengungsi Sinabung.

KARO, SUMUTPOS.CO – Rencana relokasi untuk para pengungsi letusan gunung Sinabung kembali meledak. Ledakan itu berdarah-darah. Karena orang-orang di Budaya Lingga siap konflik atau perang. Menolak lokasi itu dijadikan tempat pembangunan hunian tetap (huntap) bagi pengungsi.

Mengantisipasi kemungkinan akan terjadi perang antar warga, puluhan personel polisi dari Polres Karo dan prajurit TNI dari Kodim 0205/TK hadir di antara ratusan orang-orang Desa Budaya Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Jumat (22/7).

“Kami mengibarkan bendera merah di sini untuk bersiap-siap mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi, meski harus terjadi konflik sekalipun,” tegas warga Budaya Lingga yang berkumpul di lokasi yang rencananya dijadikan sebagai lahan relokasi mandiri tahap kedua.

Warga Budaya Lingga menolak rencana relokasi pengungsi dengan dalih mempertahankan jalan desa yang menjadi batas lahan tersebut. Jalan yang diperkirakan sepanjang 200 meter itu dipagari dengan potongan bambu dan dipasangi kawat berduri.

Menurut warga, jalan itu merupakan jalan tembus ke desa mereka dan sudah ada sejak puluhan tahun lalu. “Jalan ini dulu pertama kali menjadi akses masuk menuju desa kami. Ini milik warga desa, makanya kami pagari. Ini akan tetap kami pertahankan,” seru warga di lokasi.

Mereka meminta agar pihak berwenang segera memproses persoalan tanah itu sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. “Silahkan diproses dengan benar. Apakah mereka mempunyai alas hak tanah yang sah. Jika ada silahkan ditunjukkan, maka kami semua akan mundur,” cetus warga.

Warga juga meminta agar sejumlah alat-alat berat yang digunakan untuk meratakan tanah di lahan tersebut dihentikan pengoperasiannya. Permintaan itu, kata mereka, guna mengantisipasi terjadinya amarah warga yang masih bersikukuh menolak rencana relokasi itu.

Foto: Pardy/PM Warga Lingga Tanah Karo, menolak desa mereka dijadikan lokasi hunia tetap pengungsi Sinabung.
Foto: Pardy/PM
Warga Lingga Tanah Karo, menolak desa mereka dijadikan lokasi hunia tetap pengungsi Sinabung.

KARO, SUMUTPOS.CO – Rencana relokasi untuk para pengungsi letusan gunung Sinabung kembali meledak. Ledakan itu berdarah-darah. Karena orang-orang di Budaya Lingga siap konflik atau perang. Menolak lokasi itu dijadikan tempat pembangunan hunian tetap (huntap) bagi pengungsi.

Mengantisipasi kemungkinan akan terjadi perang antar warga, puluhan personel polisi dari Polres Karo dan prajurit TNI dari Kodim 0205/TK hadir di antara ratusan orang-orang Desa Budaya Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Jumat (22/7).

“Kami mengibarkan bendera merah di sini untuk bersiap-siap mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi, meski harus terjadi konflik sekalipun,” tegas warga Budaya Lingga yang berkumpul di lokasi yang rencananya dijadikan sebagai lahan relokasi mandiri tahap kedua.

Warga Budaya Lingga menolak rencana relokasi pengungsi dengan dalih mempertahankan jalan desa yang menjadi batas lahan tersebut. Jalan yang diperkirakan sepanjang 200 meter itu dipagari dengan potongan bambu dan dipasangi kawat berduri.

Menurut warga, jalan itu merupakan jalan tembus ke desa mereka dan sudah ada sejak puluhan tahun lalu. “Jalan ini dulu pertama kali menjadi akses masuk menuju desa kami. Ini milik warga desa, makanya kami pagari. Ini akan tetap kami pertahankan,” seru warga di lokasi.

Mereka meminta agar pihak berwenang segera memproses persoalan tanah itu sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. “Silahkan diproses dengan benar. Apakah mereka mempunyai alas hak tanah yang sah. Jika ada silahkan ditunjukkan, maka kami semua akan mundur,” cetus warga.

Warga juga meminta agar sejumlah alat-alat berat yang digunakan untuk meratakan tanah di lahan tersebut dihentikan pengoperasiannya. Permintaan itu, kata mereka, guna mengantisipasi terjadinya amarah warga yang masih bersikukuh menolak rencana relokasi itu.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/