25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Udah Kayak Perampok Saja Mereka…

Foto: Wiwin/PM Rumah pensiunan TNI yang dikosongkan secara paksa.

Foto: Wiwin/PM
Rumah pensiunan TNI yang dikosongkan secara paksa.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ratusan personel TNI AU Lanud Soewondo memaksa mengosongkan rumah dinas salah satu pensiunan di Komplek Karangsari 1, Kec. Medan Polonia, Rabu (22/10) sekira pukul 08.00 WIB.

Pensiunan yang menempati rumah bernama Mohd Riduan (75) hanya bisa duduk terdiam di teras rumah didampingi istri keduanya, Zuraidah (50), saat seluruh barang-barangnya dikeluarkan dari dalam rumah yang sudah ditempatinya selama 40 tahun itu.

Tak pelak ratusan personel TNI AU harus mendapat berbagai cercaan dari ratusan warga, yang juga merupakan penghuni Komplek Karangsari 1. Apalagi saat melihat personel TNI AU membopong lemari yang masih berisi beberapa pakaian dan rice cooker yang masih berisi nasi panas.

“Baju orang pun kalian bawa. Cosmos nasi juga, jadi orang mau makan apa?” jerit warga yang berkumpul di halaman dan teras rumah pensiunan berpangkat terakhir Peltu.

“Nggak ada ya toleransi kalian. Itu ada orang meninggal di belakang sana. Seharusnya kami semua ke sana takziah. Ini nggak bisa kalian tunda. Dimana perasaan kalian,” teriak warga.

Seorang warga mengatakan, bahwa ibu Karmin yang merupakan janda pensiunan purnawirawan meninggal, Selasa (21/10). Sedangkan seminggu yang lalu pensiunan purnawirawan lainnya bernama Musri pun meninggal dunia. Diduga meninggalnya mereka berdua disebabkan ekses psikologi yang diderita akibat isu pengosongan rumah.

“Ini akibat perang urat syaraf akibat pengosongan rumah. Kami yakin itu,”ungkapnya.

Cacian maki yang tak habis-habisnya dari warga pun tak diindahkan personel TNI AU dengan terus mengeluarkan barang-barang di dalam rumah tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Jeritan warga semakin menjadi saat personil TNI AU memutus arus listrik rumah lewat meteran listrik.

“Itu listrik kami yang pasang bukan kalian. Rumah ini dibangun tanpa listrik dan air. Kalau rumah dinas itu listrik, air dan PBB dibayarin negara. Tapi kami ini yang bayar semua. Kayak ngusir anak ayam kalian buat ya. Apa ini yang namanya bermartabat? Apa karena sudah tua kami semua, sehingga habis manis sepah dibuang!”ungkap salah seorang pensiunan purnawirawan yang sudah terlihat renta.

Beberapa warga pun tak sanggup menahan air mata. Seperti yang dialami seorang janda pensiunan purnawirawan TNI AU. Dia mengatakan, dirinya sudah menjanda sejak 2002 silam. Sejak saat itu dia mendapatkan uang pensiunan pas-pasan. Berawal dari Rp500ribu hingga meningkat Rp1.100.000. Ketika isu pengosongan rumah merebak, dirinya pun menjadi sakit-sakitan.

“Baru aja saya sembuh sakit gara-gara mikirin ini. Sakit kali rasanya. Satu sakit di sini, semua ikut sakit. Anakku di Malaysia sekarang cari uang buat bantu hidupku. Dia baru aja nelepon aku semalam bilang jangan banyak pikiran ya mak. Tapi nggak mungkin saya nggak mikirkan ini. Cobalah saya nggak ada rumah. Kalau rumah saya juga diambil dimana lagi mau tinggal. Saya di sini udah dari tahun 86 (1986),”ungkapnya sambil menyeka air matanya.

Riduan dan isterinya sendiri tak memiliki rumah selain di sana. Bahkan dirinya tak menerima konpensasi sepeser pun dari TNI AU. Bahkan dirinya pun mengikhlaskan barang yang diangkut ke truk TNI AU. Saat didatangi personel TNI AU, Riduan dan isterinya belum sarapan. Padahal, nasi dan lauk sudah disiapkan.

“Saya punya anak 4, mereka ada rumah semua. Tapi saya nggak ada rumah. Barang-barang saya, biarin aja lah. Katanya mau dibawa ke komplek CBD itu. Cuma ya sudahlah,”ungkapnya.

Anak Riduan, Nova mengatakan bahwa ini layaknya disebut perampokan. Sebab tak ada tanda terima yang dibuat oleh pihak TNI AU. Pihaknya bersama warga pun akan melakukan aksi unjuk rasa ke TNI AU besok (hari ini).

“Sudah biarin aja barang bapak. Mereka nggak ada kasih kita tanda terima. Udah kayak perampok aja mereka ambil barang orang. Apa ini disebut bermartabat?” ungkapnya kesal.

Foto: Wiwin/PM Rumah pensiunan TNI yang dikosongkan secara paksa.

Foto: Wiwin/PM
Rumah pensiunan TNI yang dikosongkan secara paksa.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ratusan personel TNI AU Lanud Soewondo memaksa mengosongkan rumah dinas salah satu pensiunan di Komplek Karangsari 1, Kec. Medan Polonia, Rabu (22/10) sekira pukul 08.00 WIB.

Pensiunan yang menempati rumah bernama Mohd Riduan (75) hanya bisa duduk terdiam di teras rumah didampingi istri keduanya, Zuraidah (50), saat seluruh barang-barangnya dikeluarkan dari dalam rumah yang sudah ditempatinya selama 40 tahun itu.

Tak pelak ratusan personel TNI AU harus mendapat berbagai cercaan dari ratusan warga, yang juga merupakan penghuni Komplek Karangsari 1. Apalagi saat melihat personel TNI AU membopong lemari yang masih berisi beberapa pakaian dan rice cooker yang masih berisi nasi panas.

“Baju orang pun kalian bawa. Cosmos nasi juga, jadi orang mau makan apa?” jerit warga yang berkumpul di halaman dan teras rumah pensiunan berpangkat terakhir Peltu.

“Nggak ada ya toleransi kalian. Itu ada orang meninggal di belakang sana. Seharusnya kami semua ke sana takziah. Ini nggak bisa kalian tunda. Dimana perasaan kalian,” teriak warga.

Seorang warga mengatakan, bahwa ibu Karmin yang merupakan janda pensiunan purnawirawan meninggal, Selasa (21/10). Sedangkan seminggu yang lalu pensiunan purnawirawan lainnya bernama Musri pun meninggal dunia. Diduga meninggalnya mereka berdua disebabkan ekses psikologi yang diderita akibat isu pengosongan rumah.

“Ini akibat perang urat syaraf akibat pengosongan rumah. Kami yakin itu,”ungkapnya.

Cacian maki yang tak habis-habisnya dari warga pun tak diindahkan personel TNI AU dengan terus mengeluarkan barang-barang di dalam rumah tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Jeritan warga semakin menjadi saat personil TNI AU memutus arus listrik rumah lewat meteran listrik.

“Itu listrik kami yang pasang bukan kalian. Rumah ini dibangun tanpa listrik dan air. Kalau rumah dinas itu listrik, air dan PBB dibayarin negara. Tapi kami ini yang bayar semua. Kayak ngusir anak ayam kalian buat ya. Apa ini yang namanya bermartabat? Apa karena sudah tua kami semua, sehingga habis manis sepah dibuang!”ungkap salah seorang pensiunan purnawirawan yang sudah terlihat renta.

Beberapa warga pun tak sanggup menahan air mata. Seperti yang dialami seorang janda pensiunan purnawirawan TNI AU. Dia mengatakan, dirinya sudah menjanda sejak 2002 silam. Sejak saat itu dia mendapatkan uang pensiunan pas-pasan. Berawal dari Rp500ribu hingga meningkat Rp1.100.000. Ketika isu pengosongan rumah merebak, dirinya pun menjadi sakit-sakitan.

“Baru aja saya sembuh sakit gara-gara mikirin ini. Sakit kali rasanya. Satu sakit di sini, semua ikut sakit. Anakku di Malaysia sekarang cari uang buat bantu hidupku. Dia baru aja nelepon aku semalam bilang jangan banyak pikiran ya mak. Tapi nggak mungkin saya nggak mikirkan ini. Cobalah saya nggak ada rumah. Kalau rumah saya juga diambil dimana lagi mau tinggal. Saya di sini udah dari tahun 86 (1986),”ungkapnya sambil menyeka air matanya.

Riduan dan isterinya sendiri tak memiliki rumah selain di sana. Bahkan dirinya tak menerima konpensasi sepeser pun dari TNI AU. Bahkan dirinya pun mengikhlaskan barang yang diangkut ke truk TNI AU. Saat didatangi personel TNI AU, Riduan dan isterinya belum sarapan. Padahal, nasi dan lauk sudah disiapkan.

“Saya punya anak 4, mereka ada rumah semua. Tapi saya nggak ada rumah. Barang-barang saya, biarin aja lah. Katanya mau dibawa ke komplek CBD itu. Cuma ya sudahlah,”ungkapnya.

Anak Riduan, Nova mengatakan bahwa ini layaknya disebut perampokan. Sebab tak ada tanda terima yang dibuat oleh pihak TNI AU. Pihaknya bersama warga pun akan melakukan aksi unjuk rasa ke TNI AU besok (hari ini).

“Sudah biarin aja barang bapak. Mereka nggak ada kasih kita tanda terima. Udah kayak perampok aja mereka ambil barang orang. Apa ini disebut bermartabat?” ungkapnya kesal.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/