30.6 C
Medan
Monday, May 27, 2024

Optimalisasi Persalinan Normal, Dapat Tekan Angka Kematian Ibu

Istimewa/sumut pos
PENGABDIAN: Akbid Kesehatan USU Febriana Oktavinola Kaban SST MKeb bersama tim diabadikan usai melakukan pengabdian kepada masyarakat.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keberhasilan pembangunan kesehatan khususnya di Kota Medan ditentukan oleh salah satu faktor, yaitu tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI). Namun, kondisi saat ini menunjukkan masih cukup tinggi kasus kematian ibu dalam persalinan.

Menurut akademisi bidang kesehatan Universitas Sumatera Utara (USU) Febriana Oktavinola Kaban SST MKeb, berbagai program upaya menurunkan angka kematian ibu yang diimplementasikan pemerintah kepada ibu hamil tidak akan berjalan optimal tanpa adanya perubahan perilaku dari ibu hamil itu sendiri. Oleh karena itu, perlu adanya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan serta menjadi penggerak dalam menurunkan AKI.

“Pemberdayaan masyarakat bisa dilakukan dengan membekalinya pengetahuan dan keterampilan, bukan saja pada ibu hamil melainkan pula pada suami,” ungkap Febriana, kemarin.

Pemberdayaan seperti ini, sebut dia, telah dilakukan bersama tim pengabdian kepada masyarakat USU yakni Farida Linda Sari Siregar SKep Ns MKep dan Evi Indriani br Karo SST MKeb pada April-Mei lalu. Pemberdayaan tersebut dilakukan pada dua klinik, yaitu Klinik Bidan Eka Jalan Menteng Raya, Kelurahan Binjai, Medan Denai dan Klinik Pratama Serasi Jalan Pantai Timur, Kelurahan Cinta Damai, Medan Helvetia.

“Kegiatan yang dilakukan melalui Birth Preparation Centre yakni merupakan upaya optimalisasi persalinan normal yang dilakukan lewat berbagai kegiatan, seperti penyuluhan persiapan persalinan normal, pelaksanaan yoga dan sebagainya,” paparnya.

Hingga sekarang, masih terus dilakukan pengawasan untuk menekan angka kematian ibu,” papar Febriana.

Diutarakannya, kedua klinik tersebut dari hasil pendataan timnya ternyata memiliki pasien melahirkan setiap bulannya antara 10-20 orang. Masalah yang ditemukan yaitu kurangnya pengetahuan ibu hamil dan suami tentang persalinan normal, tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan, persiapan sarana dan prasarana saat persalinan nanti.

“Dengan banyaknya pasien, bidan tidak memiliki waktu untuk menjelaskan kepada pasien mengenai persiapan persalinan normal. Akibatnya ibu hamil mencari informasi di media sosial atau malah berpindah ke fasilitas kesehatan lain sehingga pasien bersalin berkurang,” sebut Febriana.

Berdasarkan keterangan pimpinan kedua klinik, sambung dia, bidan, pegawai serta klien ibu hamil, sebanyak 80 persen ibu hamil takut melahirkan secara normal. Berbagai alasan dikemukakan tetapi dengan alasan terbesar adalah takut rasa sakit yang akan dialami saat persalinan nanti.

“Setiap ibu sudah memiliki pemikiran atau mindset bahwa melahirkan pasti sakit, sehingga timbul kecemasan yang berlebihan. Pemikiran negatif yang melekat pada 85 persen ibu hamil menimbulkan keluhan-keluhan fisik dan masalah-masalah yang disebabkan kehamilan. Makanya, harus diupayakan merubah mindset tersebut,” tukasnya. (ris/azw)

Istimewa/sumut pos
PENGABDIAN: Akbid Kesehatan USU Febriana Oktavinola Kaban SST MKeb bersama tim diabadikan usai melakukan pengabdian kepada masyarakat.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keberhasilan pembangunan kesehatan khususnya di Kota Medan ditentukan oleh salah satu faktor, yaitu tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI). Namun, kondisi saat ini menunjukkan masih cukup tinggi kasus kematian ibu dalam persalinan.

Menurut akademisi bidang kesehatan Universitas Sumatera Utara (USU) Febriana Oktavinola Kaban SST MKeb, berbagai program upaya menurunkan angka kematian ibu yang diimplementasikan pemerintah kepada ibu hamil tidak akan berjalan optimal tanpa adanya perubahan perilaku dari ibu hamil itu sendiri. Oleh karena itu, perlu adanya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan serta menjadi penggerak dalam menurunkan AKI.

“Pemberdayaan masyarakat bisa dilakukan dengan membekalinya pengetahuan dan keterampilan, bukan saja pada ibu hamil melainkan pula pada suami,” ungkap Febriana, kemarin.

Pemberdayaan seperti ini, sebut dia, telah dilakukan bersama tim pengabdian kepada masyarakat USU yakni Farida Linda Sari Siregar SKep Ns MKep dan Evi Indriani br Karo SST MKeb pada April-Mei lalu. Pemberdayaan tersebut dilakukan pada dua klinik, yaitu Klinik Bidan Eka Jalan Menteng Raya, Kelurahan Binjai, Medan Denai dan Klinik Pratama Serasi Jalan Pantai Timur, Kelurahan Cinta Damai, Medan Helvetia.

“Kegiatan yang dilakukan melalui Birth Preparation Centre yakni merupakan upaya optimalisasi persalinan normal yang dilakukan lewat berbagai kegiatan, seperti penyuluhan persiapan persalinan normal, pelaksanaan yoga dan sebagainya,” paparnya.

Hingga sekarang, masih terus dilakukan pengawasan untuk menekan angka kematian ibu,” papar Febriana.

Diutarakannya, kedua klinik tersebut dari hasil pendataan timnya ternyata memiliki pasien melahirkan setiap bulannya antara 10-20 orang. Masalah yang ditemukan yaitu kurangnya pengetahuan ibu hamil dan suami tentang persalinan normal, tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan, persiapan sarana dan prasarana saat persalinan nanti.

“Dengan banyaknya pasien, bidan tidak memiliki waktu untuk menjelaskan kepada pasien mengenai persiapan persalinan normal. Akibatnya ibu hamil mencari informasi di media sosial atau malah berpindah ke fasilitas kesehatan lain sehingga pasien bersalin berkurang,” sebut Febriana.

Berdasarkan keterangan pimpinan kedua klinik, sambung dia, bidan, pegawai serta klien ibu hamil, sebanyak 80 persen ibu hamil takut melahirkan secara normal. Berbagai alasan dikemukakan tetapi dengan alasan terbesar adalah takut rasa sakit yang akan dialami saat persalinan nanti.

“Setiap ibu sudah memiliki pemikiran atau mindset bahwa melahirkan pasti sakit, sehingga timbul kecemasan yang berlebihan. Pemikiran negatif yang melekat pada 85 persen ibu hamil menimbulkan keluhan-keluhan fisik dan masalah-masalah yang disebabkan kehamilan. Makanya, harus diupayakan merubah mindset tersebut,” tukasnya. (ris/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/