28.9 C
Medan
Wednesday, May 15, 2024

Ny Gus Irawan Bantu Bocah Tanpa Anus

MEDAN- Pasangan Syafrizal dan Suryani penduduk Jalan Veteran Pasar IX, Dusun VI Desa Manunggal Kecamatan Labuhandeli, Deliserdang menangis haru, saat Ny Murni Gus Irawan Pasaribu bersama tim Yayasan Murni Gus Irawan Fondation mengunjungi kediamannya, Rabu (21/11). Kunjungan ini sekaligus memberikan sumbangan dana sebesar Rp5.000.000 untuk biaya pengobatan anak mereka Azahro Tusyfa,1,3 yang lahir tanpa anus.

“Saya tidak bisa berkata apa-apa, melihat kunjungan orang besar seperti ibu. Belum lagi jadi isteri Pak Gubernur sudah memikirkan nasib rakyat seperti kami yang miskin dan punya anak lahir kurang sempurna,”kata Suryani yang menangis haru.

Di samping suaminya, Suryani menyebutkan jika setahun lebih ini harus memiliki uang ekstra untuk membeli kain kassa guna menampung tinja puterinya yang tidak punya anus. “Saat lahir sudah dioperasi karena anusnya tidak ada, semestinya enam bulan sesudah itu dioperasi lagi untuk pembuatan lubang anus. Enam bulan berikutnya operasi lagi untuk penyempurnaan lubang anus kedalam perutnya,”kata Suryani yang hanya ibu rumah tangga dan mempunyai 4 orang anak.

Dia juga menceritakan jika operasi pertama buah hatinya itu menggunakan surat Jampersal di RS Sufina Azis, tapi hanya sebatas operasi saja. Karena tiada uang untuk periksa kesehatan secara berkala kondisi anaknya mereka juga tak mampu. “Itulah bu, kami tidak mampu. Membeli kain  kassa untuk lapis pembuangan tinja saja sebulannya harus ada Rp80 ribu, kalau dengan kantong plastik lebih mahal lagi. Kami merasa senang dikunjungi ibu dan memberi bantuan. Kami ucapkan terima kasih kepada ibu,” ucap Suryani. (rel/mea)

MEDAN- Pasangan Syafrizal dan Suryani penduduk Jalan Veteran Pasar IX, Dusun VI Desa Manunggal Kecamatan Labuhandeli, Deliserdang menangis haru, saat Ny Murni Gus Irawan Pasaribu bersama tim Yayasan Murni Gus Irawan Fondation mengunjungi kediamannya, Rabu (21/11). Kunjungan ini sekaligus memberikan sumbangan dana sebesar Rp5.000.000 untuk biaya pengobatan anak mereka Azahro Tusyfa,1,3 yang lahir tanpa anus.

“Saya tidak bisa berkata apa-apa, melihat kunjungan orang besar seperti ibu. Belum lagi jadi isteri Pak Gubernur sudah memikirkan nasib rakyat seperti kami yang miskin dan punya anak lahir kurang sempurna,”kata Suryani yang menangis haru.

Di samping suaminya, Suryani menyebutkan jika setahun lebih ini harus memiliki uang ekstra untuk membeli kain kassa guna menampung tinja puterinya yang tidak punya anus. “Saat lahir sudah dioperasi karena anusnya tidak ada, semestinya enam bulan sesudah itu dioperasi lagi untuk pembuatan lubang anus. Enam bulan berikutnya operasi lagi untuk penyempurnaan lubang anus kedalam perutnya,”kata Suryani yang hanya ibu rumah tangga dan mempunyai 4 orang anak.

Dia juga menceritakan jika operasi pertama buah hatinya itu menggunakan surat Jampersal di RS Sufina Azis, tapi hanya sebatas operasi saja. Karena tiada uang untuk periksa kesehatan secara berkala kondisi anaknya mereka juga tak mampu. “Itulah bu, kami tidak mampu. Membeli kain  kassa untuk lapis pembuangan tinja saja sebulannya harus ada Rp80 ribu, kalau dengan kantong plastik lebih mahal lagi. Kami merasa senang dikunjungi ibu dan memberi bantuan. Kami ucapkan terima kasih kepada ibu,” ucap Suryani. (rel/mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/