31 C
Medan
Wednesday, May 29, 2024

Warga Sindir Lomba Binaraga jadi Event FDT 2015 di Berastagi

Foto: Net Karnaval budaya pembukaan FDT 2015 di Berastagi, 19 November 2015.
Foto: Net
Karnaval budaya pembukaan FDT 2015 di Berastagi, 19 November 2015.

KARO, SUMUTPOS.CO – Sejumlah warga Karo menyindir masuknya event Lomba Binaraga dalam Festival Danau Toba tahun 2015 di Berastagi.

“Kenapa dibuat lomba binaraga, sementara budaya tradisional masyarakat Kecamatan Merek yang berada di pinggiran Danau Toba ditolak panitia dari provinsi. Apa kaitan binaraga dengan FD?” tanya Aceh Silalahi kepada wartawan, Minggu (22/11) di Berastagi.

Ia mengatakan, dibandingkan lomba binaraga, lebih baik panitia FDT menonjolkan kearifan lokal. Contohnya, Gondang Sipitu Huta dari Merek) yang pernah diusulkan tokoh masyarakat  Merek dan juga mantan anggota DPRD Karo melalui Pemkab Karo. Ternyata usulan itu ditolak panitia FDT dari Pemprovsu.

“Masih banyak potensi dan aneka kearifan lokal seputaran Danau Toba yang layak digali dan diangkat sebagai rangkaian pelestarian budaya warisan leluhur. Kenapa harus binaraga. Kok nggak adu tinju aja sekalian,” sindirnya.

Warga Merek lainnya, Robbi Marganda Purba juga memberikan komentar negatif. Ia menuding panitia ‘ngebut’ menghabiskan anggaran Rp3,5 miliar. Pasalnya, lomba vokal solo dibuat di salah satu hotel berbintang di Berastagi.

“Kenapa tidak dibuat di open stage Taman Mejuah-juah Berastagi? Ini kesannya kan supaya anggaran pengeluaran bisa besar dan bisa main mata dengan pihak hotel. Padahal harusnya dibuat di open stage, selain tidak ada biaya keluar juga tempatnya sangat layak dan kesannya memasyarakat,” katanya.

Selain itu, warga juga heran mengapa
rangkaian acara FDT 2015 seluruhnya digelar di Berastagi, kecuali dua olahraga yakni lomba renang dan lomba solu bolon (perahu besar) yang digelar di Balige, Kabupaten Toba Samosir.

“Kabupaten Karo juga memiliki wilayah Danau Toba yakni Tongging dan lokasi pemandangan air Terjun Sipiso-piso yang sudah tersohor di dunia,” kata mereka.

Untuk itu, mereka meminta agar oanitia FDT 2016 tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Kadis Pariwisata Sumut Elisa Marbun dikonfirmasi melalui Kabid pemasaran Muclis belum lama ini di Berastagi, enggan memberikan keterangan dan minta konfirmasi saja langsung sama kepala dinas pariwisata Sumut.

“Soal penyelenggaran semua sudah diatur/ditangani Event Organizer (EO) dari Medan,” ujarnya singkat dan terburu-buru. (Dessy)

Foto: Net Karnaval budaya pembukaan FDT 2015 di Berastagi, 19 November 2015.
Foto: Net
Karnaval budaya pembukaan FDT 2015 di Berastagi, 19 November 2015.

KARO, SUMUTPOS.CO – Sejumlah warga Karo menyindir masuknya event Lomba Binaraga dalam Festival Danau Toba tahun 2015 di Berastagi.

“Kenapa dibuat lomba binaraga, sementara budaya tradisional masyarakat Kecamatan Merek yang berada di pinggiran Danau Toba ditolak panitia dari provinsi. Apa kaitan binaraga dengan FD?” tanya Aceh Silalahi kepada wartawan, Minggu (22/11) di Berastagi.

Ia mengatakan, dibandingkan lomba binaraga, lebih baik panitia FDT menonjolkan kearifan lokal. Contohnya, Gondang Sipitu Huta dari Merek) yang pernah diusulkan tokoh masyarakat  Merek dan juga mantan anggota DPRD Karo melalui Pemkab Karo. Ternyata usulan itu ditolak panitia FDT dari Pemprovsu.

“Masih banyak potensi dan aneka kearifan lokal seputaran Danau Toba yang layak digali dan diangkat sebagai rangkaian pelestarian budaya warisan leluhur. Kenapa harus binaraga. Kok nggak adu tinju aja sekalian,” sindirnya.

Warga Merek lainnya, Robbi Marganda Purba juga memberikan komentar negatif. Ia menuding panitia ‘ngebut’ menghabiskan anggaran Rp3,5 miliar. Pasalnya, lomba vokal solo dibuat di salah satu hotel berbintang di Berastagi.

“Kenapa tidak dibuat di open stage Taman Mejuah-juah Berastagi? Ini kesannya kan supaya anggaran pengeluaran bisa besar dan bisa main mata dengan pihak hotel. Padahal harusnya dibuat di open stage, selain tidak ada biaya keluar juga tempatnya sangat layak dan kesannya memasyarakat,” katanya.

Selain itu, warga juga heran mengapa
rangkaian acara FDT 2015 seluruhnya digelar di Berastagi, kecuali dua olahraga yakni lomba renang dan lomba solu bolon (perahu besar) yang digelar di Balige, Kabupaten Toba Samosir.

“Kabupaten Karo juga memiliki wilayah Danau Toba yakni Tongging dan lokasi pemandangan air Terjun Sipiso-piso yang sudah tersohor di dunia,” kata mereka.

Untuk itu, mereka meminta agar oanitia FDT 2016 tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Kadis Pariwisata Sumut Elisa Marbun dikonfirmasi melalui Kabid pemasaran Muclis belum lama ini di Berastagi, enggan memberikan keterangan dan minta konfirmasi saja langsung sama kepala dinas pariwisata Sumut.

“Soal penyelenggaran semua sudah diatur/ditangani Event Organizer (EO) dari Medan,” ujarnya singkat dan terburu-buru. (Dessy)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/