LABUHAN, SUMUTPOS.CO – Sikap Anggiat Purba (33) mengherankan abangnya, J. Purba (37). Anggiat mengajaknya duduk bersama dan bercanda, juga meminjam bajunya. Dua hal itulah yang puluhan tahun tak pernah dilakukan Anggiat padanya.
Ternyata itu pertanda. Beberapa jam kemudian, tepatnya Selasa (23/6) sekira pukul 01.00, Anggiat tewas bersama kernetnya, Hamdan (23). Keduanya meregang nyawa setelah truk pengangkut gula BK 9626 CI yang mereka bawa, menghantam pohon di Tol Belmera jalur B km 9450, Medan Labuhan.
Truk baru saja keluar dari gudang di kawasan Martubung dan akan mengantarkan gula ke gudang di kawasan Tanjung Morawa. Agar cepat tiba di tujuan, Anggiat mengemudikan truk dan masuk tol Martubung. Nahas, di lokasi kejadian, diduga mengantuk, truk oleng ke kiri dan menghantam pohon. Anggiat dan Hamdan tewas di dalam truk dengan kondisi terjepit.
Kecelakaan itu akhirnya ditangani Sat Lantas Polsek Medan Labuhan. Usai olah TKP, jasad keduanya dibawa ke RS Pirngadi Medan. Sedangkan barang bukti dibawa ke Kayu Putih. Kanit Lantas Polsek Medan Labuhan, Iptu Sr Sihite mengaku sedang mengusut.
“Sekarang sedang kita lakukan penyelidikan motif dari kecelakaan tunggal tersebut. Apakah benar supir mengantuk, apa karena fisik mobil dump truk yang dikemudikan korban dalam kondisi rem blong ataupun stir tidak berfungsi. Sekarang sedang kita kita proses penyebab kecelakaan tunggal yang menewaskan supir dan kernek tersebut,” ucapnya.
Sementara, J. Purba (37), abang kandung Anggiat Purba, warga Griya 2 Martubung, mengatakan, “Saya dapat informasi dari tempat kerja yang dikabarkan kepolisian Belawan. Gimana kejadiannya kami gak tahu, tapi kata polisi di TKP itu yang bawa mobil Hamdan, sementara Hamdan itu kernet adik saya,” ungkapnya saat berada di depan Ruang Forensik RSU dr Pirngadi Medan.
Bapak beranak 3 ini mengatakan, terakhir bertemu dengan adiknya tersebut pada hari senin pagi di rumah dan di tempat kerja mereka. “Terakhir jumpa semalam di rumah pagi sama ditempat kerja,” ujarnya. Menurutnya, adiknya tersebut yang sehari-hari tidak kompak dengan abangnya, tiba-tiba mengajak abangnya untuk ngobrol berdua.
“Ada kejanggalan memang sama dia yang baru kusadari setelah dia meninggal. Dia yang biasanya sama saya gak pernah akrab, gak pernah cakap-cakap, gak pernah tertawa sama, tiba-tiba semalam itu di tempat kerja saya dipanggilnya. Sini dulu bang bicara kita, kata dia sama aku, tapi aku gak mau. Di rumah pun dia ketawa-ketawa aja bercanda padahal dia samaku gak pernah seperti itu,” jelasnya.
Selain itu, adiknya tersebut juga tidak pernah mau memakai pakaiannya, tetapi kemarin sebelum berangkat kerja, adiknya tersebut meminjam bajunya untuk dipakainya. “Sebelum pergi dia datang kerumah ganti baju. Baju saya dimintanya. Padahal seumur-umur, dia itu gak mau pakai bajuku, tapi semalam gak tau kenapa dia minta bajuku dari istriku untuk dipakenya. Kak minta dulu satu baju si abang, mau kupakai, kata dia sama istriku,” jelasnya kembali.
Menurutnya, jenazah adiknya tersebut akan dibawa ke kampung halaman di daerah Siantar dan akan dimakamkan di TPU di sekitar. “Mau dibawa ke kampung, mau dimakamkan di sana,” ujarnya. Akibat kejadian tersebut, Anggiat Purba mengalami luka robek di bagian kepala yang diduga akibat terjepit, sementara Hamdani mengalami luka robek di bagian kepala serta luka-luka robek kecil di wajah.