26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ilmu Pelet Ampuh, Joni Punya 16 Istri, Kini Butuh Darah Perawan

Joni mengaku, ilmu pelet diperolehnya saat masih bujangan, dari seseorang di Jawa Barat. Hal itu dilakukan karena ia kerap dicaci maki seorang wanita.

Untuk melunturkan ilmu itu, perintah sang guru harus mengambil darah perawan dan diusapkan ke punggungnya.

Itulah dasarnya ia menculik seorang gadis dan diperkosa berkali-kali. Menurut pengakuannya, setelah darah perawan itu di oleskan ke tulang punggungnya, dia merasakan ada perubahan yang dirasakan.

“Saya merasakan ada perubahan, rasanya jika wanita melihat saya, mereka merasa jijik,” imbuhnya.

Diceritakan Joni, korban yang diperkosanya merupakan anak tetangganya sendiri. Kronologis penculikan, awalnya pelaku Robina yang merupakan istri Joni meminta korban menemaninya ke dusun Rantau Ikil, kecamatan Jujuhan untuk mengambil uang.

Korban saat itu tidak mengamini ajakan Robina lantaran belum minta izin kepada kedua orang tua. Terlebih ia masih menggunakan seragam sekolah.

Pelaku pun terus membujuk rayu melalui via telpon seluler agar korban bisa ikut bersamanya. Akhirnya korban mau ajakan itu mengingat Robina mengaku sudah meminta izin kepada kedua orang tua korban yang merupakan tetangga.

Korban dan pelaku Robina pun berangkat menuju wilayah TKA. Tanpa korban ketahui ternyata suami pelaku sudah menunggu di salah satu simpang menuju kebun diwilayah KM 35.

Korban pun dibawa ke sebuah pondok didalam kebun. Malam harinya korban dianiaya setelah memberontak meminta diantar pulang.

Korban dicekik pelaku dan diseret ke bawah salah satu pondok oleh pelaku Joni dan disaksikan istri pelaku.

Korban berhasil kabur sekitar pukul 12.00 Wib. Ia melarikan diri hingga dua jam dan bertemu dengan petani yang tengah menyadap karet.

Berharap ditolong, namun petani tersebut malah ketakutan dan menolak untuk menolong korban dengan alasan takut terlibat.

Korban kembali berlari menyusuri hutan dan kebun masyarakat, hingga bertemu dengan warga lainnya yang juga nyadap karet. Untung saja warga itu bersedia menolong dan menghubungi masyarakat lainnya.

Sekitar pukul 16.00 Wib korban baru bisa berjumpa dengan keluarga dan masyarakat Sungai Lilin, Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas yang sejak malam hari mencari korban. (jpnn)

Joni mengaku, ilmu pelet diperolehnya saat masih bujangan, dari seseorang di Jawa Barat. Hal itu dilakukan karena ia kerap dicaci maki seorang wanita.

Untuk melunturkan ilmu itu, perintah sang guru harus mengambil darah perawan dan diusapkan ke punggungnya.

Itulah dasarnya ia menculik seorang gadis dan diperkosa berkali-kali. Menurut pengakuannya, setelah darah perawan itu di oleskan ke tulang punggungnya, dia merasakan ada perubahan yang dirasakan.

“Saya merasakan ada perubahan, rasanya jika wanita melihat saya, mereka merasa jijik,” imbuhnya.

Diceritakan Joni, korban yang diperkosanya merupakan anak tetangganya sendiri. Kronologis penculikan, awalnya pelaku Robina yang merupakan istri Joni meminta korban menemaninya ke dusun Rantau Ikil, kecamatan Jujuhan untuk mengambil uang.

Korban saat itu tidak mengamini ajakan Robina lantaran belum minta izin kepada kedua orang tua. Terlebih ia masih menggunakan seragam sekolah.

Pelaku pun terus membujuk rayu melalui via telpon seluler agar korban bisa ikut bersamanya. Akhirnya korban mau ajakan itu mengingat Robina mengaku sudah meminta izin kepada kedua orang tua korban yang merupakan tetangga.

Korban dan pelaku Robina pun berangkat menuju wilayah TKA. Tanpa korban ketahui ternyata suami pelaku sudah menunggu di salah satu simpang menuju kebun diwilayah KM 35.

Korban pun dibawa ke sebuah pondok didalam kebun. Malam harinya korban dianiaya setelah memberontak meminta diantar pulang.

Korban dicekik pelaku dan diseret ke bawah salah satu pondok oleh pelaku Joni dan disaksikan istri pelaku.

Korban berhasil kabur sekitar pukul 12.00 Wib. Ia melarikan diri hingga dua jam dan bertemu dengan petani yang tengah menyadap karet.

Berharap ditolong, namun petani tersebut malah ketakutan dan menolak untuk menolong korban dengan alasan takut terlibat.

Korban kembali berlari menyusuri hutan dan kebun masyarakat, hingga bertemu dengan warga lainnya yang juga nyadap karet. Untung saja warga itu bersedia menolong dan menghubungi masyarakat lainnya.

Sekitar pukul 16.00 Wib korban baru bisa berjumpa dengan keluarga dan masyarakat Sungai Lilin, Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas yang sejak malam hari mencari korban. (jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/