25.6 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Hingga 23 Oktober 2019, Medan Dilanda Kebakaran 238 Kali

PADAMKAN API: Petugas Dinas P2K memadamkan api pada kejadian kebakaran, belum lama ini.
PADAMKAN API: Petugas Dinas P2K memadamkan api pada kejadian kebakaran, belum lama ini.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Peristiwa kebakaran di Kota Medan semakin marak terjadi akhir-akhir ini, tercatat di Kantor Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran (P2K) Kota Medan, sedikitnya ada 21 peristiwa kebakaran yang terjadi pada 1 hingga 23 Oktober 2019. Hal ini tentu sangat memprihatinkan, karena rata-rata kondisi itu justru terjadi karena kelalaian dari masyarakat sendiri.

“Tercatat di Oktober (2019) ini saja, hingga hari ini (kemarin, red), sudah ada 21 peristiwa kebakaran. Kalau di 2019 ini, sejak 1 Januari sampai 23 Oktober, tercatat sudah terjadi 238 kali (kebakaran) di Medan. Ini catatan penting untuk kita semua, jumlah itu tidak sedikit,” ungkap Kepala Dinas P2K Kota Medan Albon Sidauruk, Rabu (23/10).

Dari total 238 peristiwa itu, lanjut Albon, justru lebih dari 95 persen akibat kelalaian dari masyarakat. “Yang disesalkan itu, rata-rata kebakaran itu karena kelalaian sendiri, bukan karena bencana alam. Ada yang lupa mematikan kompor, ada yang tidak melepaskan cok (steker) dispenser, padahal air galonnya sudah habis. Dan ada yang instalasi listriknya tidak diganti, padahal listrik rumahnya sudah naik daya ataupun usia instalasinya sudah tua, dan macam-macam lainya,” bebernya.

Dia juga menyebutkan, harusnya peristiwa kebakaran yang sudah begitu banyak di Kota Medan, dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk jauh lebih berhati-hati dalam menggunakan alat-alat rumah tangga yang dapat menimbulkan api. “Khususnya bagi mereka yang tinggal di kawasan padat penduduk.

Kondisi terbakar dapat lebih cepat menyebar ke rumah-rumah tetangga. Kita bisa lihat ada 2 peristiwa kebakaran yang sangat besar di Medan pada tahun ini. Yakni kebakaran di Jalan S Parman yang menghanguskan 43 rumah, dan terakhir di Jalan Sentosa Lama dengan 39 rumah hangus terbakar. Itu keduanya ada di kawasan padat penduduk,” ujar Albon.

Untuk itu, Albon kembali mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Medan, untuk meningkatkan kewaspadaannya guna menghindari hal-hal yang bisa menjadi pemicu terjadinya kebakaran. “Tak cuma itu, kami juga mengimbau kepada warga, apabila rumahnya terbakar dan petugas kami sudah datang, maka izinkan kami yang menyelesaikan pemadamannya. Nah kemarin, justru selang air direbut dari para petugas kami oleh masing-masing warga untuk memadamkam rumahnya masing-masing. Padahal, petugas kami yang tahu bagaimana cara memadamkan api dengan cepat dan tidak merembet ke rumah lainnya,” sesalnya.

Ke depannya, pihaknya akan meningkatkan sosialisasi ke berbagai pihak, terkait pentingnya kesadaran dalam mencegah terjadinya kebakaran. “Kami ada sosialisasi ke sekolah-sekolah, juga ke kecamatan. Rencananya akhir tahun ini kami akan melakukan rapat koordinasi dengan para stakeholder, agar sosialisasi pencegahan dapat berjalan dengan baik,” pungkas Albon. (map/saz)

PADAMKAN API: Petugas Dinas P2K memadamkan api pada kejadian kebakaran, belum lama ini.
PADAMKAN API: Petugas Dinas P2K memadamkan api pada kejadian kebakaran, belum lama ini.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Peristiwa kebakaran di Kota Medan semakin marak terjadi akhir-akhir ini, tercatat di Kantor Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran (P2K) Kota Medan, sedikitnya ada 21 peristiwa kebakaran yang terjadi pada 1 hingga 23 Oktober 2019. Hal ini tentu sangat memprihatinkan, karena rata-rata kondisi itu justru terjadi karena kelalaian dari masyarakat sendiri.

“Tercatat di Oktober (2019) ini saja, hingga hari ini (kemarin, red), sudah ada 21 peristiwa kebakaran. Kalau di 2019 ini, sejak 1 Januari sampai 23 Oktober, tercatat sudah terjadi 238 kali (kebakaran) di Medan. Ini catatan penting untuk kita semua, jumlah itu tidak sedikit,” ungkap Kepala Dinas P2K Kota Medan Albon Sidauruk, Rabu (23/10).

Dari total 238 peristiwa itu, lanjut Albon, justru lebih dari 95 persen akibat kelalaian dari masyarakat. “Yang disesalkan itu, rata-rata kebakaran itu karena kelalaian sendiri, bukan karena bencana alam. Ada yang lupa mematikan kompor, ada yang tidak melepaskan cok (steker) dispenser, padahal air galonnya sudah habis. Dan ada yang instalasi listriknya tidak diganti, padahal listrik rumahnya sudah naik daya ataupun usia instalasinya sudah tua, dan macam-macam lainya,” bebernya.

Dia juga menyebutkan, harusnya peristiwa kebakaran yang sudah begitu banyak di Kota Medan, dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk jauh lebih berhati-hati dalam menggunakan alat-alat rumah tangga yang dapat menimbulkan api. “Khususnya bagi mereka yang tinggal di kawasan padat penduduk.

Kondisi terbakar dapat lebih cepat menyebar ke rumah-rumah tetangga. Kita bisa lihat ada 2 peristiwa kebakaran yang sangat besar di Medan pada tahun ini. Yakni kebakaran di Jalan S Parman yang menghanguskan 43 rumah, dan terakhir di Jalan Sentosa Lama dengan 39 rumah hangus terbakar. Itu keduanya ada di kawasan padat penduduk,” ujar Albon.

Untuk itu, Albon kembali mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Medan, untuk meningkatkan kewaspadaannya guna menghindari hal-hal yang bisa menjadi pemicu terjadinya kebakaran. “Tak cuma itu, kami juga mengimbau kepada warga, apabila rumahnya terbakar dan petugas kami sudah datang, maka izinkan kami yang menyelesaikan pemadamannya. Nah kemarin, justru selang air direbut dari para petugas kami oleh masing-masing warga untuk memadamkam rumahnya masing-masing. Padahal, petugas kami yang tahu bagaimana cara memadamkan api dengan cepat dan tidak merembet ke rumah lainnya,” sesalnya.

Ke depannya, pihaknya akan meningkatkan sosialisasi ke berbagai pihak, terkait pentingnya kesadaran dalam mencegah terjadinya kebakaran. “Kami ada sosialisasi ke sekolah-sekolah, juga ke kecamatan. Rencananya akhir tahun ini kami akan melakukan rapat koordinasi dengan para stakeholder, agar sosialisasi pencegahan dapat berjalan dengan baik,” pungkas Albon. (map/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/