25 C
Medan
Thursday, May 23, 2024

PM Belanda Temui Presiden Jokowi

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (23/11/2016).--RAKA DENNY/JAWAPOS
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (23/11/2016).–RAKA DENNY/JAWAPOS

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Kunjungan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte ke Indonesia kemarin membahas sejumlah hal berkaitan dengan perdagangan dan investasi. Terutama, berkaitan dengan arus ekspor-impor kedua negara termasuk ekspor Indonesia ke Uni Eropa. Sebab, pelabuhan Rotterdam di Belanda merupakan pintu masuk produk Indonesia ke Eropa.

Kedatangan Rutte disambut dengan upacara kenegaraan oleh Jokowi. Dia mengajak Rutte berbincang di beranda belakang Istana Merdeka yang menawarkan suasana teduh diiringi kicau burung. Barulah kemudian dilangsungkan pertemuan bilateral antara kedua pemimpin.

Sejumlah perjanjian kerjasama ditandatangani para menteri dengan disaksikan oleh Rutte dan Jokowi. Selain perdagangan dan investasi, kerjasama lainnya adalah pelatihan vokasi, kerjasama maritim dan pencegahan illegal fishing, hingga penanganan perubahan iklim.

Selama penandatanganan berlangsung, beberapa kali Jokowi berbincang dengan Rutte. Untuk berbincang, mau tidak mau Jokowi harus sedikit mendongak ke atas. Sebab, yang dia hadapi adalah pria jangkung dengan tinggi badan 195 cm. Sementara, tinggi badan Jokowi 175 cm, sebagaimana tinggi rata-rata-rata pria Indonesia.

Jokowi menuturkan, Belanda merupakan salah satu mitra utama Indonesia di Eropa. Selain pembicaraan Investasi, kedua pemimpin juga membicarakan persiapan negosiasi Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dengan Uni Eropa.

Di luar itu, kedua pemimpin juga membahas potensi peningkatan ekspor produk kayu Indonesia ke Eropa. Itu seiring dengan pemberlakuan Forest Law Enforcement Government and Trade (FLEGT) License.

“Indonesia merupakan negara pertama di dunia yang sudah memiliki FLEGT License,” terang Jokowi.

Senada, Rutte menyatakan bahwa negaranya merupakan tujuan ekspor utama Indonesia di Uni Eropa. “Nilai perdagangan di antara kedua negara mencapai 3,2 miliar Euro (Rp 45,766 triliun) di tahun 2015,” ujarnya dalam bahasa Inggris. Atas dasar itu pula, dia membawa banyak delgasi ke Indonesia. Tidak kurang dari 200 pebisnis dia bawa untuk menjajaki berbagai investasi di Indonesia.

Di luar itu, Rutte juga menyatakan bahwa pihaknya dan Indonesia bekerja sama untuk melacak kapal-kapal Belanda yang pada masa lampau tenggelam dan hilang di perairan Indonesia. Khususnya, di laut Jawa. “Kami bekerja sama untuk mencari kejelasan atas apa yang terjadi, dan akan terus berkoordinasi di masa yang akan datang,” lanjutnya.

Kerjasama itu nantinya berbentuk pertukaran data antar kedua negara. Menlu Retno Marsudi menuturkan, banyak data mengenai barang-barang peninggalan sejarah yang mungkin ada di bawah laut. “Data-datanya juga kita perlu tahu,” ujarnya.

Menutup kunjungannya, Rutte menyerahkan sebuah keris berwarna emas kepada Jokowi. Keris terseut merupakan bagian dari sumbangan 1.500 benda budaya yang sebelumnya menjadi koleksi museum Nusantara di Delft, Holland Selatan. Museum tersebut baru saja ditutup. (byu/jpg/ije)

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (23/11/2016).--RAKA DENNY/JAWAPOS
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (23/11/2016).–RAKA DENNY/JAWAPOS

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Kunjungan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte ke Indonesia kemarin membahas sejumlah hal berkaitan dengan perdagangan dan investasi. Terutama, berkaitan dengan arus ekspor-impor kedua negara termasuk ekspor Indonesia ke Uni Eropa. Sebab, pelabuhan Rotterdam di Belanda merupakan pintu masuk produk Indonesia ke Eropa.

Kedatangan Rutte disambut dengan upacara kenegaraan oleh Jokowi. Dia mengajak Rutte berbincang di beranda belakang Istana Merdeka yang menawarkan suasana teduh diiringi kicau burung. Barulah kemudian dilangsungkan pertemuan bilateral antara kedua pemimpin.

Sejumlah perjanjian kerjasama ditandatangani para menteri dengan disaksikan oleh Rutte dan Jokowi. Selain perdagangan dan investasi, kerjasama lainnya adalah pelatihan vokasi, kerjasama maritim dan pencegahan illegal fishing, hingga penanganan perubahan iklim.

Selama penandatanganan berlangsung, beberapa kali Jokowi berbincang dengan Rutte. Untuk berbincang, mau tidak mau Jokowi harus sedikit mendongak ke atas. Sebab, yang dia hadapi adalah pria jangkung dengan tinggi badan 195 cm. Sementara, tinggi badan Jokowi 175 cm, sebagaimana tinggi rata-rata-rata pria Indonesia.

Jokowi menuturkan, Belanda merupakan salah satu mitra utama Indonesia di Eropa. Selain pembicaraan Investasi, kedua pemimpin juga membicarakan persiapan negosiasi Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dengan Uni Eropa.

Di luar itu, kedua pemimpin juga membahas potensi peningkatan ekspor produk kayu Indonesia ke Eropa. Itu seiring dengan pemberlakuan Forest Law Enforcement Government and Trade (FLEGT) License.

“Indonesia merupakan negara pertama di dunia yang sudah memiliki FLEGT License,” terang Jokowi.

Senada, Rutte menyatakan bahwa negaranya merupakan tujuan ekspor utama Indonesia di Uni Eropa. “Nilai perdagangan di antara kedua negara mencapai 3,2 miliar Euro (Rp 45,766 triliun) di tahun 2015,” ujarnya dalam bahasa Inggris. Atas dasar itu pula, dia membawa banyak delgasi ke Indonesia. Tidak kurang dari 200 pebisnis dia bawa untuk menjajaki berbagai investasi di Indonesia.

Di luar itu, Rutte juga menyatakan bahwa pihaknya dan Indonesia bekerja sama untuk melacak kapal-kapal Belanda yang pada masa lampau tenggelam dan hilang di perairan Indonesia. Khususnya, di laut Jawa. “Kami bekerja sama untuk mencari kejelasan atas apa yang terjadi, dan akan terus berkoordinasi di masa yang akan datang,” lanjutnya.

Kerjasama itu nantinya berbentuk pertukaran data antar kedua negara. Menlu Retno Marsudi menuturkan, banyak data mengenai barang-barang peninggalan sejarah yang mungkin ada di bawah laut. “Data-datanya juga kita perlu tahu,” ujarnya.

Menutup kunjungannya, Rutte menyerahkan sebuah keris berwarna emas kepada Jokowi. Keris terseut merupakan bagian dari sumbangan 1.500 benda budaya yang sebelumnya menjadi koleksi museum Nusantara di Delft, Holland Selatan. Museum tersebut baru saja ditutup. (byu/jpg/ije)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/