29 C
Medan
Friday, January 31, 2025

Dewan Minta Evaluasi Pasar Induk

Terpisah, Direktur Operasional PD Pasar Kota Medan Yohny Anwar menjelaskan tidak ada penurunan signifikan dari sisi omzet pihaknya terkait perpindahan banyak pedagang Pasar Induk ke kawasan MMTC. “Sekarang memang menjadi tugas kami untuk menyiapkan tempat berjualan yang laik kepada pedagang, namun kalau kita hitung kerugian tidak bisa kita hitung karena pasar tersebut masih beroperasi,” katanya.

Apalagi, lanjutnya, kebanyakan pedagang yang berjualan di Pasar Induk punya segmentasi tersendiri. Artinya mayoritas segmentasi di sana adalah grosir bukan eceran. “Dibilang sepi pun tidak juga, tetap ramai di sana. Tapi memang panen buah dan sayuran kan tidak setiap saat. Ada kadang waktu-waktunya. Begitupun pembelinya juga ada dari Batam dan umumnya partai besar,” ungkap Yohny.

Omset Pasar Induk diklaim Yohny masih stabil. Meski banyak pedagang sudah migrasi ke MMTC, mereka masih tetap membayar kewajiban seperti retribusi jaga malam, kebersihan dan lainnya. “Saya tidak bisa rincikan berapa pendapatan kita di pasar tersebut. Namun sebagai gambaran, untuk satu hari gak kemana bisa dihimpun hampir Rp100 juta. Jadi memang luar biasa omzet kita dari pasar tersebut,” katanya.

Karena itu, pihaknya berharap sejumlah kendala yang membuat kurang bergairahnya Pasar Induk dapat teratasi dalam waktu dekat. Seperti masalah akses jalan, penerangan dan fasilitas pendukung lainnya. “Kami juga berencana membangun sarana pendukung lainnya, seperti area parkir yang luas, penerangan jalan yang memang kita anggap masih kurang sehingga suasana di sana tampak sepi dan seram,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Medan akan coba merayu pedagang Pasar Induk Laucih, Kecamatan Medan Tuntungan agar kembali mau berjualan di lokasi tersebut. Upaya itu dilakukan, mengingat sudah hampir separuh pedagang Pasar Induk ‘angkat kaki’ dari sana dan berpindah jualan ke MMTC. (prn/ila)

Terpisah, Direktur Operasional PD Pasar Kota Medan Yohny Anwar menjelaskan tidak ada penurunan signifikan dari sisi omzet pihaknya terkait perpindahan banyak pedagang Pasar Induk ke kawasan MMTC. “Sekarang memang menjadi tugas kami untuk menyiapkan tempat berjualan yang laik kepada pedagang, namun kalau kita hitung kerugian tidak bisa kita hitung karena pasar tersebut masih beroperasi,” katanya.

Apalagi, lanjutnya, kebanyakan pedagang yang berjualan di Pasar Induk punya segmentasi tersendiri. Artinya mayoritas segmentasi di sana adalah grosir bukan eceran. “Dibilang sepi pun tidak juga, tetap ramai di sana. Tapi memang panen buah dan sayuran kan tidak setiap saat. Ada kadang waktu-waktunya. Begitupun pembelinya juga ada dari Batam dan umumnya partai besar,” ungkap Yohny.

Omset Pasar Induk diklaim Yohny masih stabil. Meski banyak pedagang sudah migrasi ke MMTC, mereka masih tetap membayar kewajiban seperti retribusi jaga malam, kebersihan dan lainnya. “Saya tidak bisa rincikan berapa pendapatan kita di pasar tersebut. Namun sebagai gambaran, untuk satu hari gak kemana bisa dihimpun hampir Rp100 juta. Jadi memang luar biasa omzet kita dari pasar tersebut,” katanya.

Karena itu, pihaknya berharap sejumlah kendala yang membuat kurang bergairahnya Pasar Induk dapat teratasi dalam waktu dekat. Seperti masalah akses jalan, penerangan dan fasilitas pendukung lainnya. “Kami juga berencana membangun sarana pendukung lainnya, seperti area parkir yang luas, penerangan jalan yang memang kita anggap masih kurang sehingga suasana di sana tampak sepi dan seram,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Medan akan coba merayu pedagang Pasar Induk Laucih, Kecamatan Medan Tuntungan agar kembali mau berjualan di lokasi tersebut. Upaya itu dilakukan, mengingat sudah hampir separuh pedagang Pasar Induk ‘angkat kaki’ dari sana dan berpindah jualan ke MMTC. (prn/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/