Dia baru mempunyai minat menjadi diplomat pada 1998, saat terjadi Tragedi Trisakti yang menewaskan beberapa mahasiswa. Merasa terpanggil, lulusan S-2 Monash University Melbourne, Australia, itu langsung melamar ke Kemenlu. Namun, dia melamar tanpa sepengetahuan orang tuanya.
’’Ayah waktu itu masih aktif sebagai Dubes di Yaman. Beliau baru saya beri tahu ketika saya diterima. Beliau kaget karena sebelumnya saya menolak mengikuti jejaknya,’’ terangnya.
Tak diperlukan waktu lama bagi cucu Adam Malik itu untuk menunjukkan kemampuan diplomasinya. Saat Kemenlu membutuhkan diplomat untuk dikirim ke Timor Timur (sekarang Timor Leste) ketika terjadi konflik, Andre menjadi salah seorang di antara tiga diplomat muda yang menyanggupi tugas berat tersebut.
Di Timtim itulah tugas Andre sebagai interpreter (penerjemah) mulai dijalani. Kala itu di sana ada sidang mahkamah PBB. Banyak terjadi kesulitan komunikasi. Orang Timtim sering marah-marah dengan bahasa yang tidak dimengerti hakim dari PBB tersebut.
”Saat itulah saya mendapat tugas menjadi interpreter. Setiap hari saya menjadi penerjemah percakapan dua arah dalam sidang mahkamah PBB itu. Berjam-jam lamanya.”
Tugas tersebut rupanya menentukan arah hidup Andre dalam 15 tahun ke depan. Beberapa kali dia juga menjadi interpreter di seminar internasional mengenai hukum dan HAM. Sampai suatu hari, penerjemah mantan Presiden Megawati sakit. Andre lalu diajukan sebagai penerjemah pengganti saat Megawati bertemu Perdana Menteri John Howard untuk membahas keterlibatan Australia di Iraq.
”Tugas saya itu dinilai baik. Saya langsung dilirik pak Sekjen (Kemenlu), pak Menlu, termasuk Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) yang saat itu menjadi Menko Polhumkam. Sejak itu saya sering menjadi interpreter dalam beberapa pertemuan bilateral penting. Baik untuk Bu Mega maupun Pak SBY,” terangnya.
Karir Andre makin moncer. Dia lalu ditugaskan di Washington, AS, dan baru kembali ke tanah air pada 2008. Pengalaman di AS itu tentu memberikan jam terbang tinggi bagi tugas diplomasi Andre. Sebab, banyak agenda pemerintah yang mesti dikomunikasikan dengan negara setempat.