Hardadi menjelaskan, Pertamina akan menawarkan kepada para investor atau perusahaan yang ikut dalam rombongan Raja Arab Saudi ke Indonesia untuk ikut berinvestasi dalam pembangunan Kilang Bontang.
“Ini seperti pemaparan proyek. Kami melakukan semacam project expose untum cari patner. Kesempatan ini kami buka seluas-luasnya,” ujarnya di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (24/2).
Kunjungan Raja Arab Saudi ke Indonesia, lanjutnya, akan dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh Pertamina untuk menawarkan proyek pembangunan kilang Bontang. Hardadi menjelaskan, bisa jadi perusahaan minyak kelas seperti Saudi Arabian Oil Co (Saudi Aramco) ikut dalam rombongan tersebut. “Kaitannya dengan Raja Salman, pasti ada yang mewakili entitas Saudi Aramco. Semua akan kami beri kesempatan,” imbuhnya.
Selain itu, dalam kunjungan tersebut juga akan dibicarakan peluang kerja sama antara Indonesia dan Arab Saudi pada sektor energi. Beberapa diantaranya adalah kerja sama membangun cadangan strategis untuk memperkuat ketahanan energi Indonesia.
Dia menambahkan, kunjungan tersebut merupakan momen langka, karena Raja Arab Saudi baru kembali berkunjung ke Indonesia setelah 47 tahun lalu terakhir mengunjungi Indonesia. Dia juga mengapresiasi lobi-lobi yang dilakukan Presiden Joko Widodo kepada Raja Salman patut diacungi jempol. “Kunjungan ini luar biasa, sebelumnya 47 tahun lalu, termasuk kunjungan ini upaya sinergi apa yang bisa dilakukan akan dibicarakan,” tutup Hardadi.
Sebelumnya, pada 22 Februari lalu, Pertamina tengah mencari mitra strategis dan calon investor untuk bersama-sama mengembangkan proyek Grass Root Refinery (GRR) Bontang. Kerjasama tersebut terkait pembangunan dan pengoperasian kilang minyak baru di kota Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim) paling lambat 2023.