30.6 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Sangat Sayang Ibu, Kini Bikin Ibu Menangis

Dedi Mulia Purba,Medan

Harapan anak ke-9 dari 12 bersaudara akan membahagiakan Hj Mariana Nasution di masa tua berakhir pilu. Jabatan sebagai Komisaris Utama PT Borgo Kelana Tour and Travel yang diembannya sejak tiga tahun berdirinya perusahaan ini, justru mengantarkan diri jadi bahan cacian seribu calon jamaah umroh yang gagal berangkat dari perusahaan mereka Kini, hati Mariana menjerit dan menangis menanti anaknya yang melarikan diri, bahkan diadukan jamaah ke Mabes Polri.

KOMISARIS: Komisaris Utama PT Borgo Kelana Tour and Travel, Hj Mariana Nasution dibonceng sepeda motor.
KOMISARIS: Komisaris Utama PT Borgo Kelana Tour and Travel, Hj Mariana Nasution dibonceng sepeda motor.

Pernikahan Hj Mariana Nasution dengan H Karim Kelana Ritonga menghasilkan 11 anak yakni Ir H Irwan Kelana Ritonga, Darwin KEZ Ritonga, Ediwardo Ritonga SSos, Zulkarnain Ritonga, Zulkifli Ritonga, Indrayana Pertiwi Ritonga, Farida Hayani Ritonga, Horasma Ritonga, H Abu Bakar Borgo Karim Kelana, Lopo Kianoki Ritonga, Rina Sarianti Ritonga dan Muhammad Arifin Ritonga.

Mariana pun teringat akan kehadiran Borgo yang lahir di Medan pada 4 Maret 1978 dan sering mencium tapak kaki tiap kaki bersua. Demikian pula dengan penulisan buku The Miracle of Mother yang dicetak lux setebal 187 halaman dan dicetak Halimun Media Citra pada awal Januari 2013. ‘’Mamak merasa benar-benar terharu membaca bukumu ini, anak ku,’’ kata Mariana menanggapi buku yang ditulis Borgo.

Ia bilang, Borgo yang menjadi Direktur Utama dan Pemilik PT Borgo kelana Tour and Travel  dikenal sebagai Ustadz Kasih Sayang karena ceramahnya lebih mengutamakan kasih sayang dan tidak menghujat sana-sini. Borgo pun berusaha melayani dan memberikan pelayanan yang sempurna kepada jamaah yang berangkat haji maupun umrah dengan Borgo Kelana Tour and Travel.

Dalam buku ini, Borgo yang masih belum berumah tangga sangat mengagumi Mariana dengan berbagai ungkapan. Ibuku Pembuka Surgaku, Ibuku Awal Kejayaanku, Ibuku Penyambung Nyawaku, Ibuku Awal dari Kemenanganku, Ibuku Puncak Kegemilanganku, Ibuku Penawar Suka Dukaku, Ibuku Sumber Semangatku, Ibuku Kasih Sayangmu Sepanjang Masa dan Ibuku Sumber Kemuliaanku.

Justru ia merasa lebih bahagia tatkala Borgo belum menjadi direktur utama. Sebab saat  menjadi tenaga pemasaran sebuah perusahaan alat-alat kesehatan di Jakarta, Borgo tak pernah tersandung masalah. ‘’Saat di perusahaan ini, Borgo sering mendapat penghargaan berupa hadiah umrah ke tanah suci. Bahkan ia mencicilkan rumah hingga lunas buat saya di Jalan Bajak V Medan,’’ katanya.

Saat sering berpergian ke tanah suci ini pula yang mengilhami Borgo untuk berkiprah dalam  bidang travel haji dan umrah. ‘’Mulailah ia sejak tiga tahun lalu membuka Borgo Kelana Tour and Travel di Jakarta, dimana saya dijadikan sebagai Komisaris Utama. Sebagai Komisaris Utama ini pun tidak banyak saya dilibatkan dalam berbagai pengambilan kebijakan,’’ katanya.

Perusahaan dipimpin Borgo pun berjalan. Rupanya, uang jamaah banyak dibikin investasi membuka cabang se-Indonesia. Rupanya, uang jamaah yang dipakai untuk membeli rumah dan investasi lain termasuk kepada rekanan bisnis Borgo. ‘’Anak saya itu juga banyak memberi umrah gratis. Perusahaan memang dikelola secara  kekeluargaan karena memang banyak anggota keluarga yang bekerja di sana. Manajemen semakin tak karuan karena justru sejumlah staf Borgo ada yang menggelapkan uang miliaran rupiah sehingga biaya operasi pemberangkatan jamaah jadi minim,’’ imbuhnya.

Sebagai seorang ibu, Mariana sempat meringis kesakitan saat ada pihak lain yang ingin melaporkan anaknya ke polisi.
Sementara itu, Ketua Forum Peduli Umat (FPU) Sumut Ahmad Yani tak mampu meluapkan emosinya. Ia histeris di Bandara Polonia, Rabu (24/4) sambil berteriak histeris meminta aparat hukum menangkap Direktur Utama PT Borgo Kelana Tour and Travel H Abu Bakar Borgo Karim Kelana Ritonga. Teriakan histeris itu ia lakukan setibanya di Bandara Polonia dari Jakarta, usai menemui Mabes Polri.

Ahmad mendesak proses hukum terhadap Borgo yang juga dikenal dengan nama Ustadz Kasih Sayang ini untuk bertanggung jawab atas kasus gagalnya seribu jamaah untuk umrah ke tanah suci pada Maret dan April 2013. ‘’Ini kasus besar karena lebih seribu jamaah batal umrah termasuk 17 jamaah dari Sumut. Borgo sudah menghilang namun saya yakin dalam 72 jam ke depan, ia akan tertangkap,’’ katanya.

Mengingat, banyaknya korban dan pengembalian uang jamaah sebesar Rp17 miliar bermasalah, ia mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berikut Gubsu H Gatot Pujonugroho ST untuk turun tangan menuntaskan kasus tersebut. ‘’Seharusnya tanpa diminta pun, presiden dan Gubsu harus pro-aktif menyelesaikan kasus penipuan dan penggelapan hingga batalnya berangkat seribu tamu Allah ke tanah suci,’’ tegasnya.

Warga Jalan Amaliun Kota Matsum II Medan ini ikut merasakan beban dari para jamaah umrah yang tidak diberangkatkan PT Borgo Kelana Tour and Travel. Sebab pada tahun 2012, kata Ahmad, dirinya pernah merasakan hal serupa karena gagal diberangkatkan Delima Tour and Travel di Jalan Sakti Lubis, dimana pengelola perjalanan umrah ini ditahan Polresta Medan.

Apabila aparat hukum dan pemerintah tidak pro-aktif, Ahmad menegaskan dirinya akan terus mencari hingga menyalipkan tangan dan kaki dengan paku sebagai ganjaran atas perbuatannya.  ‘’Saya siap terus membantu penyelesaian kasus penggelapan dan penipuan tingkat nasional atas dana jamaah haji berjumlah Rp17 miliar yang sampai saat ini tidak ada kepastiannya,’’ tambah Ahmad.

Sebagai wujud dari keinginan menyelesaikan masalah, Ketua FPU Sumut ikut menenangkan jamaah di Sumut dan Aceh. Bahkan, ia bersama perwakilan Borgo Kelana Tour and Travel ikut melacak aset H Abu Bakar Borgo Karim Kelana Ritonga berupa rumah mewah dan kendaraan bermotor yang dibeli dengan memakai uang jamaah.

Ahmad juga melacak sejumlah piutang H Abu Bakar Borgo Karim Kelana Ritonga yang  diinvestasikan pada pihak lain yang juga memakai uang jamaah umrah. ‘’Berbagai upaya ini baru menghasilkan penyitaan satu unit mobil Mercy senilai Rp200 juta dari teman Borgo yang dibeli dengan uang yang pinjam dari Direktur Utama PT Borgo Kelana Tour and Travel tersebut,’’ jelasnya.

Ada juga piutang lain senilai Rp450 juta yang baru jatuh tempo pada akhir Mei 2013 dan  sejumlah rumah dan kendaraan lain.

‘’Khusus rumah dan kendaraan ini, kita masih kesulitan menemukan sertifikat kepemilikan. Bila ditemukan, uang dari penjualan aset akan segera dikembalikan pada jamaah umrah se-IndonesiaSedangkan Branch Manager Borgo Kelana Tour and Travel Sumut Ediwardo Ritonga  berjanji akan bertanggung jawab atas berbagai kerugian para jamaah umrah yang gagal berangkat ke tanah suci.

Ediwardo mengungkapkan, saat ini sebagai pimpinan cabang tidak mengelola uang jamaah haji. Bahkan karena masih bertalian saudara, ia rela mengkoordinir cabang travel di Medan tanpa mendapatkan imbalan. ‘’Ruko di Simpanglimun itu disewa setahun dengan biaya Rp70 juta per tahun,’’ tuturnya.

Dedi Mulia Purba,Medan

Harapan anak ke-9 dari 12 bersaudara akan membahagiakan Hj Mariana Nasution di masa tua berakhir pilu. Jabatan sebagai Komisaris Utama PT Borgo Kelana Tour and Travel yang diembannya sejak tiga tahun berdirinya perusahaan ini, justru mengantarkan diri jadi bahan cacian seribu calon jamaah umroh yang gagal berangkat dari perusahaan mereka Kini, hati Mariana menjerit dan menangis menanti anaknya yang melarikan diri, bahkan diadukan jamaah ke Mabes Polri.

KOMISARIS: Komisaris Utama PT Borgo Kelana Tour and Travel, Hj Mariana Nasution dibonceng sepeda motor.
KOMISARIS: Komisaris Utama PT Borgo Kelana Tour and Travel, Hj Mariana Nasution dibonceng sepeda motor.

Pernikahan Hj Mariana Nasution dengan H Karim Kelana Ritonga menghasilkan 11 anak yakni Ir H Irwan Kelana Ritonga, Darwin KEZ Ritonga, Ediwardo Ritonga SSos, Zulkarnain Ritonga, Zulkifli Ritonga, Indrayana Pertiwi Ritonga, Farida Hayani Ritonga, Horasma Ritonga, H Abu Bakar Borgo Karim Kelana, Lopo Kianoki Ritonga, Rina Sarianti Ritonga dan Muhammad Arifin Ritonga.

Mariana pun teringat akan kehadiran Borgo yang lahir di Medan pada 4 Maret 1978 dan sering mencium tapak kaki tiap kaki bersua. Demikian pula dengan penulisan buku The Miracle of Mother yang dicetak lux setebal 187 halaman dan dicetak Halimun Media Citra pada awal Januari 2013. ‘’Mamak merasa benar-benar terharu membaca bukumu ini, anak ku,’’ kata Mariana menanggapi buku yang ditulis Borgo.

Ia bilang, Borgo yang menjadi Direktur Utama dan Pemilik PT Borgo kelana Tour and Travel  dikenal sebagai Ustadz Kasih Sayang karena ceramahnya lebih mengutamakan kasih sayang dan tidak menghujat sana-sini. Borgo pun berusaha melayani dan memberikan pelayanan yang sempurna kepada jamaah yang berangkat haji maupun umrah dengan Borgo Kelana Tour and Travel.

Dalam buku ini, Borgo yang masih belum berumah tangga sangat mengagumi Mariana dengan berbagai ungkapan. Ibuku Pembuka Surgaku, Ibuku Awal Kejayaanku, Ibuku Penyambung Nyawaku, Ibuku Awal dari Kemenanganku, Ibuku Puncak Kegemilanganku, Ibuku Penawar Suka Dukaku, Ibuku Sumber Semangatku, Ibuku Kasih Sayangmu Sepanjang Masa dan Ibuku Sumber Kemuliaanku.

Justru ia merasa lebih bahagia tatkala Borgo belum menjadi direktur utama. Sebab saat  menjadi tenaga pemasaran sebuah perusahaan alat-alat kesehatan di Jakarta, Borgo tak pernah tersandung masalah. ‘’Saat di perusahaan ini, Borgo sering mendapat penghargaan berupa hadiah umrah ke tanah suci. Bahkan ia mencicilkan rumah hingga lunas buat saya di Jalan Bajak V Medan,’’ katanya.

Saat sering berpergian ke tanah suci ini pula yang mengilhami Borgo untuk berkiprah dalam  bidang travel haji dan umrah. ‘’Mulailah ia sejak tiga tahun lalu membuka Borgo Kelana Tour and Travel di Jakarta, dimana saya dijadikan sebagai Komisaris Utama. Sebagai Komisaris Utama ini pun tidak banyak saya dilibatkan dalam berbagai pengambilan kebijakan,’’ katanya.

Perusahaan dipimpin Borgo pun berjalan. Rupanya, uang jamaah banyak dibikin investasi membuka cabang se-Indonesia. Rupanya, uang jamaah yang dipakai untuk membeli rumah dan investasi lain termasuk kepada rekanan bisnis Borgo. ‘’Anak saya itu juga banyak memberi umrah gratis. Perusahaan memang dikelola secara  kekeluargaan karena memang banyak anggota keluarga yang bekerja di sana. Manajemen semakin tak karuan karena justru sejumlah staf Borgo ada yang menggelapkan uang miliaran rupiah sehingga biaya operasi pemberangkatan jamaah jadi minim,’’ imbuhnya.

Sebagai seorang ibu, Mariana sempat meringis kesakitan saat ada pihak lain yang ingin melaporkan anaknya ke polisi.
Sementara itu, Ketua Forum Peduli Umat (FPU) Sumut Ahmad Yani tak mampu meluapkan emosinya. Ia histeris di Bandara Polonia, Rabu (24/4) sambil berteriak histeris meminta aparat hukum menangkap Direktur Utama PT Borgo Kelana Tour and Travel H Abu Bakar Borgo Karim Kelana Ritonga. Teriakan histeris itu ia lakukan setibanya di Bandara Polonia dari Jakarta, usai menemui Mabes Polri.

Ahmad mendesak proses hukum terhadap Borgo yang juga dikenal dengan nama Ustadz Kasih Sayang ini untuk bertanggung jawab atas kasus gagalnya seribu jamaah untuk umrah ke tanah suci pada Maret dan April 2013. ‘’Ini kasus besar karena lebih seribu jamaah batal umrah termasuk 17 jamaah dari Sumut. Borgo sudah menghilang namun saya yakin dalam 72 jam ke depan, ia akan tertangkap,’’ katanya.

Mengingat, banyaknya korban dan pengembalian uang jamaah sebesar Rp17 miliar bermasalah, ia mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berikut Gubsu H Gatot Pujonugroho ST untuk turun tangan menuntaskan kasus tersebut. ‘’Seharusnya tanpa diminta pun, presiden dan Gubsu harus pro-aktif menyelesaikan kasus penipuan dan penggelapan hingga batalnya berangkat seribu tamu Allah ke tanah suci,’’ tegasnya.

Warga Jalan Amaliun Kota Matsum II Medan ini ikut merasakan beban dari para jamaah umrah yang tidak diberangkatkan PT Borgo Kelana Tour and Travel. Sebab pada tahun 2012, kata Ahmad, dirinya pernah merasakan hal serupa karena gagal diberangkatkan Delima Tour and Travel di Jalan Sakti Lubis, dimana pengelola perjalanan umrah ini ditahan Polresta Medan.

Apabila aparat hukum dan pemerintah tidak pro-aktif, Ahmad menegaskan dirinya akan terus mencari hingga menyalipkan tangan dan kaki dengan paku sebagai ganjaran atas perbuatannya.  ‘’Saya siap terus membantu penyelesaian kasus penggelapan dan penipuan tingkat nasional atas dana jamaah haji berjumlah Rp17 miliar yang sampai saat ini tidak ada kepastiannya,’’ tambah Ahmad.

Sebagai wujud dari keinginan menyelesaikan masalah, Ketua FPU Sumut ikut menenangkan jamaah di Sumut dan Aceh. Bahkan, ia bersama perwakilan Borgo Kelana Tour and Travel ikut melacak aset H Abu Bakar Borgo Karim Kelana Ritonga berupa rumah mewah dan kendaraan bermotor yang dibeli dengan memakai uang jamaah.

Ahmad juga melacak sejumlah piutang H Abu Bakar Borgo Karim Kelana Ritonga yang  diinvestasikan pada pihak lain yang juga memakai uang jamaah umrah. ‘’Berbagai upaya ini baru menghasilkan penyitaan satu unit mobil Mercy senilai Rp200 juta dari teman Borgo yang dibeli dengan uang yang pinjam dari Direktur Utama PT Borgo Kelana Tour and Travel tersebut,’’ jelasnya.

Ada juga piutang lain senilai Rp450 juta yang baru jatuh tempo pada akhir Mei 2013 dan  sejumlah rumah dan kendaraan lain.

‘’Khusus rumah dan kendaraan ini, kita masih kesulitan menemukan sertifikat kepemilikan. Bila ditemukan, uang dari penjualan aset akan segera dikembalikan pada jamaah umrah se-IndonesiaSedangkan Branch Manager Borgo Kelana Tour and Travel Sumut Ediwardo Ritonga  berjanji akan bertanggung jawab atas berbagai kerugian para jamaah umrah yang gagal berangkat ke tanah suci.

Ediwardo mengungkapkan, saat ini sebagai pimpinan cabang tidak mengelola uang jamaah haji. Bahkan karena masih bertalian saudara, ia rela mengkoordinir cabang travel di Medan tanpa mendapatkan imbalan. ‘’Ruko di Simpanglimun itu disewa setahun dengan biaya Rp70 juta per tahun,’’ tuturnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/