31.7 C
Medan
Wednesday, May 1, 2024

Pangonal Mohon Maaf

Pangonal Harahap

SUMUTPOS.CO – Bupati Labuhanbatu Pangonal Harahap memohon maaf kepada masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Pangonal mengaku khilaf atas perbuatannya, yang membuat dirinya jadi tersangka dugaan suap proyek.

Untuk pertama kalinya, Pangonal diperiksa penyidik KPK sebagai tersangka, usai ditangkap karena menerima suap dari pengusaha untuk proyek di Labuhanbatu. Dia mengaku khilaf telah menerima suap tersebut. “Saya memohon maaf kepada keluarga dan masyarakat Labuhanbatu dan kepada ibu ketua umum PDI Perjuangan dan Pak Trimedya Panjaitan. Ini merupakan suatu kekhilafan saya. Mudah-mudahan ini menjadi perubahan ke depan bagi kita,” kata Pangonal usai diperiksa di Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (24/7).

Pangonal berharap, para kepala daerah lain berhati-hati. Menurutnya, jika berbuat salah maka pasti mendapat hukuman. “Saya berharap kepada rekan-rekan seluruh kepala daerah, artinya untuk betul-betul hati-hati dalam menjalankan tugas sebaik-baiknya. Karena kalau kita salah pasti mendapat hukuman,” ujarnya.

Pangonal sendiri tak menjawab secara lugas apakah ada pihak lain yang terlibat dalam kasusnya. Dia juga masih enggan menjelaskan, apakah berniat menjadi justice collabolator atau tidak. “Nanti kita bahas lah setelah pemeriksaan selanjutnya,” ucapnya.

Menyikapi Umar Ritonga yang merupakan orang kepercayaannya hingga kini masih buron, Pangonal memintanya segera menyerahkan diri ke KPK. Menurutnya, melarikan diri bukan langkah yang tepat.

“Umar Ritonga, sebagai tersangka di dalam kasus saya ini, kiranya untuk menyerahkan diri ke KPK, karena melarikan diri bukan langkah yang tepat. KPK bukanlah institusi yang harus ditakuti, tapi harus dihargai karena menjalankan hukum,” kata Pangonal.

Pangonal mengatakan kasus ini merupakan kesalahannya. Dia mengatakan keterlibatan Umar juga atas perintahnya. “Ini semua adalah merupakan kesalahan saya. Bukan kesalahan Saudara Umar karena saya menyuruh dia berbuat tidak baik dan melanggar aturan,” ucapnya.

Pangonal mengaku terakhir bertemu dengan Umar sebelum pergi ke Jakarta, yang berujung dengan penangkapan oleh KPK. Pangonal pun mengaku tak tahu di mana Umar berada saat ini. “Terakhir sebelum kemari. Nggak ada, sampai sekarang saya nggak ada komunikasi sekarang,” ujar Pangonal.

Pangonal Harahap

SUMUTPOS.CO – Bupati Labuhanbatu Pangonal Harahap memohon maaf kepada masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Pangonal mengaku khilaf atas perbuatannya, yang membuat dirinya jadi tersangka dugaan suap proyek.

Untuk pertama kalinya, Pangonal diperiksa penyidik KPK sebagai tersangka, usai ditangkap karena menerima suap dari pengusaha untuk proyek di Labuhanbatu. Dia mengaku khilaf telah menerima suap tersebut. “Saya memohon maaf kepada keluarga dan masyarakat Labuhanbatu dan kepada ibu ketua umum PDI Perjuangan dan Pak Trimedya Panjaitan. Ini merupakan suatu kekhilafan saya. Mudah-mudahan ini menjadi perubahan ke depan bagi kita,” kata Pangonal usai diperiksa di Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (24/7).

Pangonal berharap, para kepala daerah lain berhati-hati. Menurutnya, jika berbuat salah maka pasti mendapat hukuman. “Saya berharap kepada rekan-rekan seluruh kepala daerah, artinya untuk betul-betul hati-hati dalam menjalankan tugas sebaik-baiknya. Karena kalau kita salah pasti mendapat hukuman,” ujarnya.

Pangonal sendiri tak menjawab secara lugas apakah ada pihak lain yang terlibat dalam kasusnya. Dia juga masih enggan menjelaskan, apakah berniat menjadi justice collabolator atau tidak. “Nanti kita bahas lah setelah pemeriksaan selanjutnya,” ucapnya.

Menyikapi Umar Ritonga yang merupakan orang kepercayaannya hingga kini masih buron, Pangonal memintanya segera menyerahkan diri ke KPK. Menurutnya, melarikan diri bukan langkah yang tepat.

“Umar Ritonga, sebagai tersangka di dalam kasus saya ini, kiranya untuk menyerahkan diri ke KPK, karena melarikan diri bukan langkah yang tepat. KPK bukanlah institusi yang harus ditakuti, tapi harus dihargai karena menjalankan hukum,” kata Pangonal.

Pangonal mengatakan kasus ini merupakan kesalahannya. Dia mengatakan keterlibatan Umar juga atas perintahnya. “Ini semua adalah merupakan kesalahan saya. Bukan kesalahan Saudara Umar karena saya menyuruh dia berbuat tidak baik dan melanggar aturan,” ucapnya.

Pangonal mengaku terakhir bertemu dengan Umar sebelum pergi ke Jakarta, yang berujung dengan penangkapan oleh KPK. Pangonal pun mengaku tak tahu di mana Umar berada saat ini. “Terakhir sebelum kemari. Nggak ada, sampai sekarang saya nggak ada komunikasi sekarang,” ujar Pangonal.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/