28 C
Medan
Friday, September 27, 2024

Rebutan Anak, Mantan Pasutri Perang di Sei Musa

Rebutan anak-ilustrasi
Rebutan anak-ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Di bawah terik matahari, derai air mata seorang perempuan bercucuran di Jalan Sei Musa, Rabu (24/8) pukul 12.00 Wib. Dia sedang tarik-menarik dengan seorang lelaki. Sontak pemandangan itu mengundang perhatian warga sekitar.

Belakangan perempuan itu bernama Agustina Dewi, dan si lelaki adalah Ismerdi Rangkuti. Keduanya adalah mantan pasangan suami istri (pasutri) yang tengah perang memperebutkan hak asuh anak.

Melihat kegaduhan itu, awalnya warga menduga bila ada aksi terorisme. “Kami pikir tadi teroris dek. Rupanya rebutan anak. Karena tadi kan banyak juga datang polisi,” terang Umar dan Saprik, warga sekitar.

Senada dikatakan Ilham. Dirinya awalnya menduga bila ada kasus besar yang heboh di areal rumahnya. “Kupikir tadi ntah apa bang. Hebohlah ini warga. Rupanya cuma perebutan anak,” katanya.

Memang, pemandangan itu cepat tersiar seiring personil Polsek Medan Sunggal cepat tiba di TKP. Pihak kepolisian yang datang langsung mengamankan mantan pasutri itu. Anak yang diperebutkan juga ikut dibawa ke komando.

Setiba di Mapolsek, kedua belah pihak mengaku telah bercerai. Tepatnya tahun 2013, telah melakukan perceraian di Pengadilan Agama Bekasi. Dalam surat putusan perceraian tidak mencantumkan hak asuh anak. Sehingga sang anak berinisial F dibawa sang ayah ke Medan.

Agustina Dewi yang menetap di Bekasi. Sementara Ismerdi Rangkuti (48), tinggal di Jalan Sei Musi Kelurahan Babura Medan Sunggal. Empat tahun berpisah dengan buah hati, Agustina mengetahui keberadaan anaknya tersebut dan telah kelas II menuntut ilmu di salah satu sekolah dasar negeri di Medan.

“Setelah kurang lebih 4 tahun berpisah dengan saya, kemudian aku mengetahui keberadaan anakku ada di Medan. Makanya aku datang untuk mencarinya,” ucap perempaun 47 tahun itu dengan logat Bandung.

Dalam keributan tersebut, Ismerda sempat menendang perut sebelah kanan mantan istrinya itu satu kali. Ketika ditanya penyebab mereka bercerai, keduanya kompak diam tidak menjawab. “Itu masa lalu dek. Yang jelas kami sudah memilih hidup untuk sendiri-sendiri,” terang keduanya.

Terpisah Kapolsek Medan Sunggal. Kompol Daniel Manduri yang dikonfirmasi mengatakan, masih mengamankan kedua belah pihak. “Keduanya masih kita amankan. Kini kami lakukan koordinasi dengan KPAID untuk cari solusi tebaik atas kasus mereka,” katanya. (oki)

Rebutan anak-ilustrasi
Rebutan anak-ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Di bawah terik matahari, derai air mata seorang perempuan bercucuran di Jalan Sei Musa, Rabu (24/8) pukul 12.00 Wib. Dia sedang tarik-menarik dengan seorang lelaki. Sontak pemandangan itu mengundang perhatian warga sekitar.

Belakangan perempuan itu bernama Agustina Dewi, dan si lelaki adalah Ismerdi Rangkuti. Keduanya adalah mantan pasangan suami istri (pasutri) yang tengah perang memperebutkan hak asuh anak.

Melihat kegaduhan itu, awalnya warga menduga bila ada aksi terorisme. “Kami pikir tadi teroris dek. Rupanya rebutan anak. Karena tadi kan banyak juga datang polisi,” terang Umar dan Saprik, warga sekitar.

Senada dikatakan Ilham. Dirinya awalnya menduga bila ada kasus besar yang heboh di areal rumahnya. “Kupikir tadi ntah apa bang. Hebohlah ini warga. Rupanya cuma perebutan anak,” katanya.

Memang, pemandangan itu cepat tersiar seiring personil Polsek Medan Sunggal cepat tiba di TKP. Pihak kepolisian yang datang langsung mengamankan mantan pasutri itu. Anak yang diperebutkan juga ikut dibawa ke komando.

Setiba di Mapolsek, kedua belah pihak mengaku telah bercerai. Tepatnya tahun 2013, telah melakukan perceraian di Pengadilan Agama Bekasi. Dalam surat putusan perceraian tidak mencantumkan hak asuh anak. Sehingga sang anak berinisial F dibawa sang ayah ke Medan.

Agustina Dewi yang menetap di Bekasi. Sementara Ismerdi Rangkuti (48), tinggal di Jalan Sei Musi Kelurahan Babura Medan Sunggal. Empat tahun berpisah dengan buah hati, Agustina mengetahui keberadaan anaknya tersebut dan telah kelas II menuntut ilmu di salah satu sekolah dasar negeri di Medan.

“Setelah kurang lebih 4 tahun berpisah dengan saya, kemudian aku mengetahui keberadaan anakku ada di Medan. Makanya aku datang untuk mencarinya,” ucap perempaun 47 tahun itu dengan logat Bandung.

Dalam keributan tersebut, Ismerda sempat menendang perut sebelah kanan mantan istrinya itu satu kali. Ketika ditanya penyebab mereka bercerai, keduanya kompak diam tidak menjawab. “Itu masa lalu dek. Yang jelas kami sudah memilih hidup untuk sendiri-sendiri,” terang keduanya.

Terpisah Kapolsek Medan Sunggal. Kompol Daniel Manduri yang dikonfirmasi mengatakan, masih mengamankan kedua belah pihak. “Keduanya masih kita amankan. Kini kami lakukan koordinasi dengan KPAID untuk cari solusi tebaik atas kasus mereka,” katanya. (oki)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/