29 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Dua Pengemudi Grab Tewas Dirampok

Ridwan Limbong, driver grab gojek korban komplotan begal.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi perampokkan disertai pembunuhan kembali terjadi. Kali ini, dua pengemudi transportasi onlie, Grab Bike dan Gbar Car menjadi korban perampokan.

Pengemudi Grab Bike (sepedamotor) bernama Ridwan Limbong (34) tewas ditikami kawanan perampok saat melintas di Jalan Juanda, dekat Hotel Pardede, Medan Polonia, Sabtu (23/9) kemarin.

Salah seorang pelaku berinisial MD (24) ditangkap setelah terjatuh dan disergap warga yang ada di lokasi kejadian.  Sebelum tewas dirampok, korban dengan sepedamotor Honda Vario BK 2132 AHC tengah menjemput penumpang sekitar pukul 04.00 WIB. Saat melintas di areal bundaran Hotel Pardede, korban dihentikan empat orang pelaku. Tak mau kehilangan begitu saja sepedamotornya, korban melawan hingga keempat pelaku menikaminya.

Perampokan lainnya yakni dialami pengemudi Grab Car bernama David Julher Simanjuntak (45), warga Jalan Kemiri III, Kecamatan Medan Kota. Ia ditemukan sudah kaku di dalam sebuah selokan yang berada di Jalan Sempurna, Minggu (24/9) dini hari.

Jasad sopir yang mengemudikan mobil Avanza putih BK 1281 BP ini ditemukan bersimbah darah dan luka-luka di sekujur tubuh setelah dirampok. Tampak juga bekas sabetan benda tajam di bagian belakang kepalanya.

Kepala Unit (Kanit) Reskrim Polsek Medan Kota, Iptu Budiman Simanjutak mengaku tengah menyelidiki kasus pembegalan tersebut.”Kami sedang keliling (mencari pelaku begal). Saat ini kami berada di daerah Pancing. Sudah tidak tidur ini dari tadi malam. Doakan saja segera ditangkap pelakunya,” ucap Iptu Budiman via selular, Minggu (24/9)

Dari informasi yang diperoleh, sebelum tewas, David Julher Simanjuntak baru saja mendapat pesanan penumpang dari Jalan Sutomo tujuan Jalan Wahidin sekitar pukul 19.00 WIB.

Diduga saat mengantarkan orderan, pelaku yang belum diketahui identitasnya langsung menganiaya korban hingga meninggal dunia. Selanjutnya jasad korban dibuang ke dalam parit depan kos-kosan tepatnya di Jalan Sempurna.

Seorang saksi bernama Hendro Siagaan (24) yang merupakan penjaga kos-kosan melihat jasad korban terbaring di dalam selokan. Iapun langsung menghubungi personel Polsek Medan Kota untuk melakukan evakuasi.

Sementara itu, Direktur Polri Watch, Abdul Salam Karim alias Salum meminta Polrestabes Medan membentuk kembali tim khusus (Timsus) Anti Begal yang menyasar pada kejahatan jalanan di Medan.“Dulu sewaktu Timsus Anti Begal dibentuk banyak terungkap kasus pembegalan. Kemudian, jalanan di Medan mulai aman dari aksi pembegalan. Saya rasa itu dulu langkah pertama yang dilakukan polisi dengan kondisi keterbatasan saat ini,” kata, Minggu (24/9).

Kemudian, untuk mitra taksi online yang tewas usai menerima pesanan dari orang yang diduga pelaku perampokan, Salum mengimbau agar polisi bersinergi dengan perusahaan penyedia aplikasi dalam menyimpan data-data penumpangnya.“Artinya data penumpang itu sendiri juga harus sesuai. Polisi harus juga bersinergi dengan perusahaan aplikasi penyedia jasa angkutan. Saya yakin, kalau sudah begitu pelakunya tidak akan sulit ditangkap,” kata Salum. (dvs/ila)

 

 

Ridwan Limbong, driver grab gojek korban komplotan begal.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi perampokkan disertai pembunuhan kembali terjadi. Kali ini, dua pengemudi transportasi onlie, Grab Bike dan Gbar Car menjadi korban perampokan.

Pengemudi Grab Bike (sepedamotor) bernama Ridwan Limbong (34) tewas ditikami kawanan perampok saat melintas di Jalan Juanda, dekat Hotel Pardede, Medan Polonia, Sabtu (23/9) kemarin.

Salah seorang pelaku berinisial MD (24) ditangkap setelah terjatuh dan disergap warga yang ada di lokasi kejadian.  Sebelum tewas dirampok, korban dengan sepedamotor Honda Vario BK 2132 AHC tengah menjemput penumpang sekitar pukul 04.00 WIB. Saat melintas di areal bundaran Hotel Pardede, korban dihentikan empat orang pelaku. Tak mau kehilangan begitu saja sepedamotornya, korban melawan hingga keempat pelaku menikaminya.

Perampokan lainnya yakni dialami pengemudi Grab Car bernama David Julher Simanjuntak (45), warga Jalan Kemiri III, Kecamatan Medan Kota. Ia ditemukan sudah kaku di dalam sebuah selokan yang berada di Jalan Sempurna, Minggu (24/9) dini hari.

Jasad sopir yang mengemudikan mobil Avanza putih BK 1281 BP ini ditemukan bersimbah darah dan luka-luka di sekujur tubuh setelah dirampok. Tampak juga bekas sabetan benda tajam di bagian belakang kepalanya.

Kepala Unit (Kanit) Reskrim Polsek Medan Kota, Iptu Budiman Simanjutak mengaku tengah menyelidiki kasus pembegalan tersebut.”Kami sedang keliling (mencari pelaku begal). Saat ini kami berada di daerah Pancing. Sudah tidak tidur ini dari tadi malam. Doakan saja segera ditangkap pelakunya,” ucap Iptu Budiman via selular, Minggu (24/9)

Dari informasi yang diperoleh, sebelum tewas, David Julher Simanjuntak baru saja mendapat pesanan penumpang dari Jalan Sutomo tujuan Jalan Wahidin sekitar pukul 19.00 WIB.

Diduga saat mengantarkan orderan, pelaku yang belum diketahui identitasnya langsung menganiaya korban hingga meninggal dunia. Selanjutnya jasad korban dibuang ke dalam parit depan kos-kosan tepatnya di Jalan Sempurna.

Seorang saksi bernama Hendro Siagaan (24) yang merupakan penjaga kos-kosan melihat jasad korban terbaring di dalam selokan. Iapun langsung menghubungi personel Polsek Medan Kota untuk melakukan evakuasi.

Sementara itu, Direktur Polri Watch, Abdul Salam Karim alias Salum meminta Polrestabes Medan membentuk kembali tim khusus (Timsus) Anti Begal yang menyasar pada kejahatan jalanan di Medan.“Dulu sewaktu Timsus Anti Begal dibentuk banyak terungkap kasus pembegalan. Kemudian, jalanan di Medan mulai aman dari aksi pembegalan. Saya rasa itu dulu langkah pertama yang dilakukan polisi dengan kondisi keterbatasan saat ini,” kata, Minggu (24/9).

Kemudian, untuk mitra taksi online yang tewas usai menerima pesanan dari orang yang diduga pelaku perampokan, Salum mengimbau agar polisi bersinergi dengan perusahaan penyedia aplikasi dalam menyimpan data-data penumpangnya.“Artinya data penumpang itu sendiri juga harus sesuai. Polisi harus juga bersinergi dengan perusahaan aplikasi penyedia jasa angkutan. Saya yakin, kalau sudah begitu pelakunya tidak akan sulit ditangkap,” kata Salum. (dvs/ila)

 

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/