32 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Viral! Harimau Kurus Makan Rumput, TKP Medan Zoo

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Miris, seekor harimau menjadi koleksi di Kebun Binatang Medan Zoo memakan rumput. Hal ini tidak lazim dari hewan pemakan daging ini. Sontak, harimau makan rumput ini menjadi viral di media sosial.

MAKAN RUMPUT: Harimau di Kebun Binatang (Medan Zoo) sedang makan rumput. istimewa/sumutpos.

Dalam video berdurasi 11 detik yang beredar di media sosial dengan bertuliskan Harimau Kurus Makan Rumput. Terlihat hewan ini kondisi tubuhnya memprihatikan dan sangat kurus.

Atas viral harimau makan rumput tersebut, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara menurunkan tim untuk melakukan pengecekan langsung hewan langkah dilindungi itu.

Plh Kepala BBKSDA Sumatera Utara, Irzal Azhar menjelaskan, kondisi harimau yang viral di media sosial dalam keadaan sakit. Karena, gangguan pencernaan dan cacingan berdasarkan keterangan dari dokter hewan di Medan Zoo. “Sedang dilakukan perawatan dan pengobatan oleh pihak Medan Zoo. Kami sudah turunkan tim pagi ini ke Medan Zoo untuk memeriksa kondisi harimau disana, kami sedang menunggu hasil tim,” sebut Irzal kepada wartawan di Medan, Jumat (24/9).

Ditanyakan apa penyebab harimau itu sakit, Irzal mengaku belum menerima laporan dari tim yang turun ke Medan Zoo. Sehingga belum bisa membeberkan penyebabnya. “Nanti saja setelah keluar hasil dari tim,” pungkas Irzal.

Ditanya mengenai hal itu, Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah (PUD) Pembangunan Kota Medan Gerald Patogi Siahaan, tidak mau bersikap ramah kepada wartawan, Gerald enggan memberikan komentar. Padahal, PUD Pembangunan merupakan BUMD Kota Medan yang ditunjuk Pemko Medan untuk mengelola Medan Zoo.

Gerald yang baru saja dilantik bersama 11 Direksi lainnya dari 3 BUMD Kota Medan pada Rabu (22/9) kemarin, tak berkenan mengangkat sambungan telepon Sumut Pos. Saat dihubungi via seluler, Gerald tak bersedia mengangkat telepon. Sedangkan saat dihubungi via jejaring Whatsapp, Gerald enggan membalas pesan.

Di sisi lain, kepada Sumut Pos, Direktur Umum dan Keuangan PUD Pembangunan Kota Medan Bambang Hendarto, menyebutkan bahwa dirinya belum bisa memberikan keterangan.

“Saya belum bisa memberikan keterangan, belum mendapatkan informasi dari Dirut, karena kita juga baru semalam masuk (kerja). Ini hari saya mau tinjau ke lokasi dulu ya, nanti akan saya kabari,” jawab Bambang kepada Sumut Pos, Jumat (24/9).

Saat ditanya tentang berapa ekor jumlah harimau di Medan Zoo saat ini, Bambang juga mengaku belum mengetahuinya.”Makanya daya mau turun dulu, mau ke lokasi dulu,” ujarnya.

Sementara itu, pihak Medan Zoo telah mengakui adanya Harimau Sumatera koleksi mereka yang saat ini kondisinya memang kurus. Pihak Medan Zoo beralasan, Harimau tersebut menjadi kurus karena kondisinya yang memang sedang sakit dan dalam perawatan.

Dokter Hewan Medan Zoo drh Yona Dumaica mengatakan bahwa Harimau tersebut memang telah sakit sejak tiga bulan yang lalu, tepatnya sejak bulan Juni 2021.”Sejak sakit itu dia mengalami diare, muntah. Seminggu itu bisa dua kali (diare dan muntah),” jawab drh Yona, Jumat (24/9).

Dikatakan drh Yona, dirinya masih terus merawat kondisi kesehatan hewan buas kelahiran tahun 2011 tersebut dengan pemberian obat-obatan dan vitamin dengan cara mencampurkannya dengan makanan Harimau tersebut setiap harinya.

Sedangkan saat ditanya perihal Harimau tersebut yang tampak sedang memakan rumuput, drh Yona mengatakan perilaku itu sebagai hal yang wajar. Tak cuka Harimau, tapi kebiasaan memakan rumput juga biasa dilakukan hampir semua jenis kucing.

Fungsinya untuk mengeluarkan bulu yang sempat tertelan, sebab harimau dan kucing sama-sama hewan yang sering menjilati bulunya. Tak cuma normal, memakan rumput bagi harimau juga akan membantu sistem pencernaannya.”Kalau makan rumput, untuk membantu sistem pencernaan. Rumput untuk mengikat bulu supaya bisa dikeluarkan,” kata dia.

Dia juga menjelaskan harimau terlihat kurus, bukan lantaran kekurangan makan. Melainkan selama sakit, binatang buas ini nafsu makannya berkurang. Selama ini kata Yuna, kebutuhan makan harimau itu, tercukupi. Terlebih dengan banyaknya donasi dari masyarakat, selama pandemi. ”Kita (kasih) daging ayam, kita ada juga tambahan daging sapi atau daging babi juga ada. Kalau itu (total beratnya) sekitar 4 sampai 5 kilogram,” kata dia. 

Sementara itu, Wali Kota Medan, Bobby Nasution merespons video yang menunjukkan seekor Harimau Sumatera bertubuh kurus yang memakan rumput di Kebun Binatang Medan Zoo.  Bobby Nasution mengatakan, dirinya sudah menekankan kepada direksi PD Pembangunan yang baru dilantiknya untuk mengelola Medan Zoo lebih baik lagi. 

“Namun hari ini, kita tahu bagaimana pengelolaannya masih minim, jadi kesulitan sering terjadi. Makanya banyak yang memberikan sumbangan, baik dari CSR seperti kemarin kita nerima beberapa kilogram daging ayam untuk makanan Harimau,” kata Bobby Nasution. 

Bobby Nasution menuntut agar direksi PD Pembangunan yang baru bisa memperbaiki manajemennya untuk bisa memenuhi pakan hewan penghuni Medan Zoo.”Dia harus bisa memenuhi kebutuhan sendiri kalau sudah menjadi suatu badan (usaha),” ujarnya. 

Selain itu, Bobby Nasution mengatakan istrinya, Kahiyang Ayu sudah berjanji kepadanya untuk menyumbangkan daging untuk pakan Harimau. ”Kemarin ibu wali kota (Kahiyang) mau menyumbangkan atau memberikan langsung sumbangan daging ataupun ayam. Itu janji ibu wali kota sama saya kemarin,” pungkas Bobby Nasution. 

Anggota Komisi III Rudiawan Sitorus mengaku sangat menyayangkan atas kondisi satwa di Medan Zoo yang tidak terawat. Tak cuma harimau, Rudiawan juga mengatakan ada banyak kondisi satwa di Medan Zoo yang tidak terawat dengan baik.

“Kami di Komisi III sudah berkali-kali kesana, karena PUD Pembangunan itu kan pengelola Medan Zoo, dan mereka itu counterpart kami. Selama berkali-kali kami kesana, memang memprihatinkan kondisinya, sedih lah melihatnya,” kata Rudiawan.

Politisi PKS tersebut mengatakan, sebelumnya pihaknya di Komisi III telah mengupas tuntas persoalan yang ada di Medan Zoo bersama para direksi PUD Pembangunan Kota Medan sebelumnya, yang saat itu masih dipimpin Putrama Alkhairi selaku Dirut.

“Yang jadi masalahnya, sangat sedikit pengunjung yang datang. Akibatnya minim pendapatan, tak ada biaya untuk makan satwa dan perawatannya. Sudah dicoba dengan cara mencari ‘bapak asuh’ bagi satwa, tapi ternyata tetap tak bisa memberi perubahan yang signifikan. Satwa tetap tidak terawat, dengan alasan tak ada biaya. Miris,” sebutnya.

Satu-satunya cara, lanjut Rudiawan, adalah dengan menyerahkan pengelolaan Medan Zoo kepada pihak ketiga atau pihak swasta. Dengan begitu, pihak swasta akan berfikir keras untuk bisa mendapatkan keuntungan dari Medan Zoo. Tentunya, pihak swasta akan membenahi Medan Zoo terlebih dahulu, termasuk koleksi-koleksi satwa yang ada didalamnya.

“Bagaimana yang terjadi di Siantar (Zoo), Pemkonya bekerjasama dengan swasta dengan cara menyerahkan pengelolaannya ke swasta. Mereka (pihak swasta) akan berfikir keras bagaimana mendapatkan keuntungan dari Medan Zoo dengan segala kreatifitasnya, sehingga menarik lah untuk didatangi orang,” lanjutnya.

Bila tidak begitu, tegas Rudiawan, kondisi yang telah menjadi masalah klasik di Medan Zoo tersebut tidak akan pernah terselesaikan, sekalipun kepengurusan direksi PUD Pembangunan Kota Medan telah berubah, namun tetap dengan cara atau sistem yang lama.

“Sampai kiamat tidak akan pernah selesai persoalan ini, kalau modelnya begini. Jadi siapapun direksinya, sama saja. Pengelola harus berfikir agar Medan Zoo ini menjadi ikon bagi Kota Medan, dengan berbagai inovasi dan kreatifitasnya. Dan yang paling realistis untuk melakukannya adalah swasta, saya gak yakin kalau tetap dikelola Pemko Medan,” tutupnya.

(map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Miris, seekor harimau menjadi koleksi di Kebun Binatang Medan Zoo memakan rumput. Hal ini tidak lazim dari hewan pemakan daging ini. Sontak, harimau makan rumput ini menjadi viral di media sosial.

MAKAN RUMPUT: Harimau di Kebun Binatang (Medan Zoo) sedang makan rumput. istimewa/sumutpos.

Dalam video berdurasi 11 detik yang beredar di media sosial dengan bertuliskan Harimau Kurus Makan Rumput. Terlihat hewan ini kondisi tubuhnya memprihatikan dan sangat kurus.

Atas viral harimau makan rumput tersebut, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara menurunkan tim untuk melakukan pengecekan langsung hewan langkah dilindungi itu.

Plh Kepala BBKSDA Sumatera Utara, Irzal Azhar menjelaskan, kondisi harimau yang viral di media sosial dalam keadaan sakit. Karena, gangguan pencernaan dan cacingan berdasarkan keterangan dari dokter hewan di Medan Zoo. “Sedang dilakukan perawatan dan pengobatan oleh pihak Medan Zoo. Kami sudah turunkan tim pagi ini ke Medan Zoo untuk memeriksa kondisi harimau disana, kami sedang menunggu hasil tim,” sebut Irzal kepada wartawan di Medan, Jumat (24/9).

Ditanyakan apa penyebab harimau itu sakit, Irzal mengaku belum menerima laporan dari tim yang turun ke Medan Zoo. Sehingga belum bisa membeberkan penyebabnya. “Nanti saja setelah keluar hasil dari tim,” pungkas Irzal.

Ditanya mengenai hal itu, Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah (PUD) Pembangunan Kota Medan Gerald Patogi Siahaan, tidak mau bersikap ramah kepada wartawan, Gerald enggan memberikan komentar. Padahal, PUD Pembangunan merupakan BUMD Kota Medan yang ditunjuk Pemko Medan untuk mengelola Medan Zoo.

Gerald yang baru saja dilantik bersama 11 Direksi lainnya dari 3 BUMD Kota Medan pada Rabu (22/9) kemarin, tak berkenan mengangkat sambungan telepon Sumut Pos. Saat dihubungi via seluler, Gerald tak bersedia mengangkat telepon. Sedangkan saat dihubungi via jejaring Whatsapp, Gerald enggan membalas pesan.

Di sisi lain, kepada Sumut Pos, Direktur Umum dan Keuangan PUD Pembangunan Kota Medan Bambang Hendarto, menyebutkan bahwa dirinya belum bisa memberikan keterangan.

“Saya belum bisa memberikan keterangan, belum mendapatkan informasi dari Dirut, karena kita juga baru semalam masuk (kerja). Ini hari saya mau tinjau ke lokasi dulu ya, nanti akan saya kabari,” jawab Bambang kepada Sumut Pos, Jumat (24/9).

Saat ditanya tentang berapa ekor jumlah harimau di Medan Zoo saat ini, Bambang juga mengaku belum mengetahuinya.”Makanya daya mau turun dulu, mau ke lokasi dulu,” ujarnya.

Sementara itu, pihak Medan Zoo telah mengakui adanya Harimau Sumatera koleksi mereka yang saat ini kondisinya memang kurus. Pihak Medan Zoo beralasan, Harimau tersebut menjadi kurus karena kondisinya yang memang sedang sakit dan dalam perawatan.

Dokter Hewan Medan Zoo drh Yona Dumaica mengatakan bahwa Harimau tersebut memang telah sakit sejak tiga bulan yang lalu, tepatnya sejak bulan Juni 2021.”Sejak sakit itu dia mengalami diare, muntah. Seminggu itu bisa dua kali (diare dan muntah),” jawab drh Yona, Jumat (24/9).

Dikatakan drh Yona, dirinya masih terus merawat kondisi kesehatan hewan buas kelahiran tahun 2011 tersebut dengan pemberian obat-obatan dan vitamin dengan cara mencampurkannya dengan makanan Harimau tersebut setiap harinya.

Sedangkan saat ditanya perihal Harimau tersebut yang tampak sedang memakan rumuput, drh Yona mengatakan perilaku itu sebagai hal yang wajar. Tak cuka Harimau, tapi kebiasaan memakan rumput juga biasa dilakukan hampir semua jenis kucing.

Fungsinya untuk mengeluarkan bulu yang sempat tertelan, sebab harimau dan kucing sama-sama hewan yang sering menjilati bulunya. Tak cuma normal, memakan rumput bagi harimau juga akan membantu sistem pencernaannya.”Kalau makan rumput, untuk membantu sistem pencernaan. Rumput untuk mengikat bulu supaya bisa dikeluarkan,” kata dia.

Dia juga menjelaskan harimau terlihat kurus, bukan lantaran kekurangan makan. Melainkan selama sakit, binatang buas ini nafsu makannya berkurang. Selama ini kata Yuna, kebutuhan makan harimau itu, tercukupi. Terlebih dengan banyaknya donasi dari masyarakat, selama pandemi. ”Kita (kasih) daging ayam, kita ada juga tambahan daging sapi atau daging babi juga ada. Kalau itu (total beratnya) sekitar 4 sampai 5 kilogram,” kata dia. 

Sementara itu, Wali Kota Medan, Bobby Nasution merespons video yang menunjukkan seekor Harimau Sumatera bertubuh kurus yang memakan rumput di Kebun Binatang Medan Zoo.  Bobby Nasution mengatakan, dirinya sudah menekankan kepada direksi PD Pembangunan yang baru dilantiknya untuk mengelola Medan Zoo lebih baik lagi. 

“Namun hari ini, kita tahu bagaimana pengelolaannya masih minim, jadi kesulitan sering terjadi. Makanya banyak yang memberikan sumbangan, baik dari CSR seperti kemarin kita nerima beberapa kilogram daging ayam untuk makanan Harimau,” kata Bobby Nasution. 

Bobby Nasution menuntut agar direksi PD Pembangunan yang baru bisa memperbaiki manajemennya untuk bisa memenuhi pakan hewan penghuni Medan Zoo.”Dia harus bisa memenuhi kebutuhan sendiri kalau sudah menjadi suatu badan (usaha),” ujarnya. 

Selain itu, Bobby Nasution mengatakan istrinya, Kahiyang Ayu sudah berjanji kepadanya untuk menyumbangkan daging untuk pakan Harimau. ”Kemarin ibu wali kota (Kahiyang) mau menyumbangkan atau memberikan langsung sumbangan daging ataupun ayam. Itu janji ibu wali kota sama saya kemarin,” pungkas Bobby Nasution. 

Anggota Komisi III Rudiawan Sitorus mengaku sangat menyayangkan atas kondisi satwa di Medan Zoo yang tidak terawat. Tak cuma harimau, Rudiawan juga mengatakan ada banyak kondisi satwa di Medan Zoo yang tidak terawat dengan baik.

“Kami di Komisi III sudah berkali-kali kesana, karena PUD Pembangunan itu kan pengelola Medan Zoo, dan mereka itu counterpart kami. Selama berkali-kali kami kesana, memang memprihatinkan kondisinya, sedih lah melihatnya,” kata Rudiawan.

Politisi PKS tersebut mengatakan, sebelumnya pihaknya di Komisi III telah mengupas tuntas persoalan yang ada di Medan Zoo bersama para direksi PUD Pembangunan Kota Medan sebelumnya, yang saat itu masih dipimpin Putrama Alkhairi selaku Dirut.

“Yang jadi masalahnya, sangat sedikit pengunjung yang datang. Akibatnya minim pendapatan, tak ada biaya untuk makan satwa dan perawatannya. Sudah dicoba dengan cara mencari ‘bapak asuh’ bagi satwa, tapi ternyata tetap tak bisa memberi perubahan yang signifikan. Satwa tetap tidak terawat, dengan alasan tak ada biaya. Miris,” sebutnya.

Satu-satunya cara, lanjut Rudiawan, adalah dengan menyerahkan pengelolaan Medan Zoo kepada pihak ketiga atau pihak swasta. Dengan begitu, pihak swasta akan berfikir keras untuk bisa mendapatkan keuntungan dari Medan Zoo. Tentunya, pihak swasta akan membenahi Medan Zoo terlebih dahulu, termasuk koleksi-koleksi satwa yang ada didalamnya.

“Bagaimana yang terjadi di Siantar (Zoo), Pemkonya bekerjasama dengan swasta dengan cara menyerahkan pengelolaannya ke swasta. Mereka (pihak swasta) akan berfikir keras bagaimana mendapatkan keuntungan dari Medan Zoo dengan segala kreatifitasnya, sehingga menarik lah untuk didatangi orang,” lanjutnya.

Bila tidak begitu, tegas Rudiawan, kondisi yang telah menjadi masalah klasik di Medan Zoo tersebut tidak akan pernah terselesaikan, sekalipun kepengurusan direksi PUD Pembangunan Kota Medan telah berubah, namun tetap dengan cara atau sistem yang lama.

“Sampai kiamat tidak akan pernah selesai persoalan ini, kalau modelnya begini. Jadi siapapun direksinya, sama saja. Pengelola harus berfikir agar Medan Zoo ini menjadi ikon bagi Kota Medan, dengan berbagai inovasi dan kreatifitasnya. Dan yang paling realistis untuk melakukannya adalah swasta, saya gak yakin kalau tetap dikelola Pemko Medan,” tutupnya.

(map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/