32.8 C
Medan
Friday, June 14, 2024

Gantung Diri saat Tetangga Tahlilan

MEDAN-Sebuah acara tahlilan, acara kirim doa untuk orang meninggal di Jalan Balai Desa, Pasar XII, Kelurahan Marindal II Kecamatan Patumbak Kampung, Kabupaten Deli Serdang, tiba-tiba heboh. Pasalnya, di dekat acara tersebut, ditemukan seorang pria gantung diri. Setelah diperjelas, ternyata Abdul Khoir nekat mengakhiri hidup dengan gantung diri. Pria berusia 30 tahun itu ditemukan tewas tergantung di kamarnya Jum’at (25/2) sekitar pukul 19.30 WIB.

Saat ditemukan, anak pertama dari lima bersaudara pasangan Ustad Samanah (55) dan Fatimah (52) itu tergantung dengan tali kain mengenakan celana panjang jeans tak mengenakan pakaian, wajahnya sudah membiru dan lidahnya keluar.

Keterangan yang dihimpun, sebelum ditemukan tewas sekira pukul 15.00 WIB, istrinya Irianti (30) dan anaknya Tirta Yusuf (4) pamit ingin pergi ke Pinang Baris mengikuti undangan acara nikah keluarganya.

Setelah pulang dari Pinang Baris menjelang Maghrib, Irianti diberitahu oleh mertuanya, Samanah, kalau pintu kamar rumahnya gelap dan terkunci. “Sewaktu pulang dari Pinang Baris, Bapak bilang pintu kamar nggak dibuka-buka dan kamarnya gelap. Setelah itu aku gedor-gedor pintunya, namun tidak ada jawaban. Kemudian Bapak langsung mendobrak pintu kamar tersebut,” ujar Irianti yang sedang mengandung tiga bulan.

Setelah pintu terbuka, Irianti menjerit. Dia melihat di balik pintu kamr tubuh suaminya Abdul Khoir sudah tergantung dengan tali kain menghadap ke luar. Keluarga yang mengetahui hal tersebut juga ikut menjerit hingga mengundang perhatian warga sekitar yang langsung datang berbondong-bondong. Kejadian itu kemudian dilaporkan ke kepala desa dan diteruskan ke polisi.

Setelah jenazah diturunkan polisi, pihak keluarga meminta kepada polisi untuk tidak melakukan otopsi terhadap jenazah Abdul Khoir. Rencananya keluarga akan mengebumikan jenazah di tempat pemakaman muslim di Jalan Balai Desa Ujung, Sabtu (25/2) siang.

Sudah Siapkan Nama Anak
Sebelum tewas, Abdul Khoir sudah menyiapkan tali kain di kamarnya yang digantung dengan kayu yang bersilang di bagian dinding. Saat istrinya bertanya untuk apa tali tersebut, Abdul hanya mengatakan untuk gantungan saja.

“Sebelumnya, Abdul sudah menyiapkan tali di dalam kamarnya, kemudian dia juga mengatakan kalau dia meminta untuk menjaga istri dan anak-anaknya di teras rumahnya. Kemudian dia juga mengatakan kalau anaknya lahir dia sudah menyiapkan namanya bila bejenis kelamin perempuan. Namun, bila laki-laki terserah kepada keluarga perempuan saja,” ujar Lia (30), tetangga Abdul Khoir.

Dijelaskannya, Abdul Khoir orangnya  pendiam tapi mudah bergaul. Abdul Khoir tak mau cerita masalah yang sedang dihadapinya.

“Cuma belakangan ini sekitar 3 hari yang lalu dia tampak lesu,” beber Lia
Abdul Khoir memang tidak punya pekerjaan. Sebelumnya, Abdul Khoir bekerja selama 5 tahun sebagai honorer di Pengadilan Agama di Jalan Sisingamangaraja Medan. (mag-1)

MEDAN-Sebuah acara tahlilan, acara kirim doa untuk orang meninggal di Jalan Balai Desa, Pasar XII, Kelurahan Marindal II Kecamatan Patumbak Kampung, Kabupaten Deli Serdang, tiba-tiba heboh. Pasalnya, di dekat acara tersebut, ditemukan seorang pria gantung diri. Setelah diperjelas, ternyata Abdul Khoir nekat mengakhiri hidup dengan gantung diri. Pria berusia 30 tahun itu ditemukan tewas tergantung di kamarnya Jum’at (25/2) sekitar pukul 19.30 WIB.

Saat ditemukan, anak pertama dari lima bersaudara pasangan Ustad Samanah (55) dan Fatimah (52) itu tergantung dengan tali kain mengenakan celana panjang jeans tak mengenakan pakaian, wajahnya sudah membiru dan lidahnya keluar.

Keterangan yang dihimpun, sebelum ditemukan tewas sekira pukul 15.00 WIB, istrinya Irianti (30) dan anaknya Tirta Yusuf (4) pamit ingin pergi ke Pinang Baris mengikuti undangan acara nikah keluarganya.

Setelah pulang dari Pinang Baris menjelang Maghrib, Irianti diberitahu oleh mertuanya, Samanah, kalau pintu kamar rumahnya gelap dan terkunci. “Sewaktu pulang dari Pinang Baris, Bapak bilang pintu kamar nggak dibuka-buka dan kamarnya gelap. Setelah itu aku gedor-gedor pintunya, namun tidak ada jawaban. Kemudian Bapak langsung mendobrak pintu kamar tersebut,” ujar Irianti yang sedang mengandung tiga bulan.

Setelah pintu terbuka, Irianti menjerit. Dia melihat di balik pintu kamr tubuh suaminya Abdul Khoir sudah tergantung dengan tali kain menghadap ke luar. Keluarga yang mengetahui hal tersebut juga ikut menjerit hingga mengundang perhatian warga sekitar yang langsung datang berbondong-bondong. Kejadian itu kemudian dilaporkan ke kepala desa dan diteruskan ke polisi.

Setelah jenazah diturunkan polisi, pihak keluarga meminta kepada polisi untuk tidak melakukan otopsi terhadap jenazah Abdul Khoir. Rencananya keluarga akan mengebumikan jenazah di tempat pemakaman muslim di Jalan Balai Desa Ujung, Sabtu (25/2) siang.

Sudah Siapkan Nama Anak
Sebelum tewas, Abdul Khoir sudah menyiapkan tali kain di kamarnya yang digantung dengan kayu yang bersilang di bagian dinding. Saat istrinya bertanya untuk apa tali tersebut, Abdul hanya mengatakan untuk gantungan saja.

“Sebelumnya, Abdul sudah menyiapkan tali di dalam kamarnya, kemudian dia juga mengatakan kalau dia meminta untuk menjaga istri dan anak-anaknya di teras rumahnya. Kemudian dia juga mengatakan kalau anaknya lahir dia sudah menyiapkan namanya bila bejenis kelamin perempuan. Namun, bila laki-laki terserah kepada keluarga perempuan saja,” ujar Lia (30), tetangga Abdul Khoir.

Dijelaskannya, Abdul Khoir orangnya  pendiam tapi mudah bergaul. Abdul Khoir tak mau cerita masalah yang sedang dihadapinya.

“Cuma belakangan ini sekitar 3 hari yang lalu dia tampak lesu,” beber Lia
Abdul Khoir memang tidak punya pekerjaan. Sebelumnya, Abdul Khoir bekerja selama 5 tahun sebagai honorer di Pengadilan Agama di Jalan Sisingamangaraja Medan. (mag-1)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/