23.1 C
Medan
Monday, January 20, 2025

“Saya Berteman dengan Sajudin Sejak SMP”

Polisi terus menelusuri keterlibatan Bripka B Nababan dalam aksi perampokkan di Toko Dunia Internasional Taylor di Jalan Gatot Subroto Medan pada Sabtu (23/2) lalu.

DITEMBAK: Salah satu tersangka Ginting alias Aldo (43) duduk dikursi roda saat usai ditembus timah panas polisi.//AMINOER RASYID/SUMUT POS
DITEMBAK: Salah satu tersangka Ginting alias Aldo (43) duduk dikursi roda saat usai ditembus timah panas polisi.//AMINOER RASYID/SUMUT POS

Sedangkan Bripka B Nababan mengaku antara dirinya dengan tersangka Sajudin, warga Banda Aceh, sudah berteman lama. Tapi dirinya membantah semua tudingan terlibat dalam aksi perampokkan itu. “Saya kenal si Sajudin sejak SMP di Kuta Cabe dulu. Tapi saya tahu nama dia itu si Lingga.

Sejak saya jadi polisi, saya tidak lagi pernah bertemu dia dan saya dapat kabar kalau dia pindah ke Lhokseumawe. Hanya sejak beberapa tahun silam saja saya kembali lagi bertemu dengan dia, tapi saya sudah tidak tahu lagi latar belakangnya. Saya pernah dengar darinya kalau dia (Sajudin) dipenjara di Loksemawe,” ungkap Bripka B Nababan dari seberang telepon.

Begitu juga dengan aksi perampokan itu yang disebut-sebut terkait dengan toko pulsa Transpoter di Jalan Asia. Bripka Nababan mengaku dirinya memang berteman baik bahkan sudah seperti saudara dengan pemilik toko pulsa itu.

Saya memang pernah bertemu dengan tersangka Sajudin di toko tersebut. Saat itu saya sedang berada di toko itu dan didatangi oleh tersangka Sajudin. Tapi pertemuan itu hanya sebatas itu saja dan tidak ada perkenalan dengan pengusuaha toko itu,” beber Bripka B Nabanan.

Bahkan, lanjutnya, Sajudin sempat mengatakan padanya ingin menjalin bisnis dengan toko Transpoter. “Kalau untuk hubungan ke Dunia Internasional Taylor, saya tidak tahu apa-apa,” tambah Bapak 6 anak itu dengan nada lirihnya.

Sementara itu, J Br Silitonga, isteri dari Bripka B Nababan yang ditemui wartawan koran ini juga membantah keterlibatan suaminya dalam aksi perampokkan itu. J Br Silitonga mengaku, saat malam kejadian itu, suaminya sedang berada di rumah dan langsung tertidur di ruang tamu.

Bahkan, esoknya, pada Sabtu (23/2) sekira pukul 06.00 WIB, J Br Silitonga membangunkan suaminya yang tertidur pulas untuk pindah tidur ke kamar mereka karena salah seorang anak mereka hendak menyetrikan pakaian di ruang itu.

“Saat anak-anak mau berangkat sekolah, terpaksa pamitan ke kamar karena dia lagi tidur. Setelah anak-anak pergi sekolah, saya bersama salah satu anak saya pergi ke pajak (pasar).

Sepulang dari pajak itu, ternyata sudah menunggu saudara kami dan kami langsung berbincang-bincang. Lalu suami saya terbangun dan ikut berbincang dengan kami,” ungkap J Silitonga dengan mata berkaca-kaca saat ditemui Sumut Pos di kediamannya di Jalan Glatik VIII, Perumnas Mandala.

Saat berbincang itulah, lanjutnya, tiba-tiba handphone Bripka B Nababan berdering. Kata J Br Silitonga, yang menelepon saat itu rekan suaminya bernama Aiptu Doli yang memberi tahu adanya aksi perampokan di kawasan Jalan Gatot Subroto. Mendapat informasi itu, suaminya langsng bergegas pergi.

“Dari semua foto perampok yang ada di koran itu, tidak ada seorang pun yang saya kenal. Malu saya dengan kejadian ini. Terpukul mental anak-anak saya. Padahal, dari dulu saya tahu kalau suami saya ini tidak pernah berbuat pelanggaran etika kerja, apalagi pelanggaran hukum,” pungkas Br Silitonga sambil menangis.

Seperti diketahui, tujuh pelaku perampokan di Toko Dunia Internasional Taylor di Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Medan Petisah dibekuk polisi.
Saat mereka melakukan aksi perampokkan itu, sekira pukul 07.30 WIB, pada Sabtu (23/2) lalu, berawal saat pemilik rumah di lokasi membuka pintu dan langsung dilumpuhkan para pelaku yang telah menunggu di luar. Korban diikat dan dibekap agar tidak berteriak dan lari untuk meminta bantuan.

Setelah korbannya tak berdaya, pelaku menggasak harta benda korban. Namun, polisi yang berpatroli curiga dan langsung mendobrak pintu rumah tersebut. Para pelaku yang panik berusaha kabur dan melawan saat hendak ditangkap. Akhirnya, mereka dilumpuhkan dengan timah panas.

Adapun ketujuh perampok masing-masing, Sajudin (45), warga Banda Aceh; Yadi (32), warga Aceh Utara; Heru Pinem (23), warga Kota Cane; Suib Muzakir (37), warga Lohksmawe; Puji Adi, (28), warga Aceh Tenggara; Ance Mahendra alias Victor (31), warga Aceh Tenggara; Hamdani Ismail alias Abu Bleh (44), warga Bireun.

Barang bukti yang disita polisi yakni satu unit mobil Xenia Silver BK 1045 ZB, empat buah parang, empat buah topi merah, satu palu, dua buah replika senjata api dan tiga buah telefon genggam. Sedangkan harta korban yang digasak perampok yang dijadikan barang bukti yaitu sembilan jam tangan, empat kotak perhiasan, satu unit komputer jinjing, BPKB sepeda motor, satu kamera digital dan tiga buah gelang. (mag-10)

Polisi terus menelusuri keterlibatan Bripka B Nababan dalam aksi perampokkan di Toko Dunia Internasional Taylor di Jalan Gatot Subroto Medan pada Sabtu (23/2) lalu.

DITEMBAK: Salah satu tersangka Ginting alias Aldo (43) duduk dikursi roda saat usai ditembus timah panas polisi.//AMINOER RASYID/SUMUT POS
DITEMBAK: Salah satu tersangka Ginting alias Aldo (43) duduk dikursi roda saat usai ditembus timah panas polisi.//AMINOER RASYID/SUMUT POS

Sedangkan Bripka B Nababan mengaku antara dirinya dengan tersangka Sajudin, warga Banda Aceh, sudah berteman lama. Tapi dirinya membantah semua tudingan terlibat dalam aksi perampokkan itu. “Saya kenal si Sajudin sejak SMP di Kuta Cabe dulu. Tapi saya tahu nama dia itu si Lingga.

Sejak saya jadi polisi, saya tidak lagi pernah bertemu dia dan saya dapat kabar kalau dia pindah ke Lhokseumawe. Hanya sejak beberapa tahun silam saja saya kembali lagi bertemu dengan dia, tapi saya sudah tidak tahu lagi latar belakangnya. Saya pernah dengar darinya kalau dia (Sajudin) dipenjara di Loksemawe,” ungkap Bripka B Nababan dari seberang telepon.

Begitu juga dengan aksi perampokan itu yang disebut-sebut terkait dengan toko pulsa Transpoter di Jalan Asia. Bripka Nababan mengaku dirinya memang berteman baik bahkan sudah seperti saudara dengan pemilik toko pulsa itu.

Saya memang pernah bertemu dengan tersangka Sajudin di toko tersebut. Saat itu saya sedang berada di toko itu dan didatangi oleh tersangka Sajudin. Tapi pertemuan itu hanya sebatas itu saja dan tidak ada perkenalan dengan pengusuaha toko itu,” beber Bripka B Nabanan.

Bahkan, lanjutnya, Sajudin sempat mengatakan padanya ingin menjalin bisnis dengan toko Transpoter. “Kalau untuk hubungan ke Dunia Internasional Taylor, saya tidak tahu apa-apa,” tambah Bapak 6 anak itu dengan nada lirihnya.

Sementara itu, J Br Silitonga, isteri dari Bripka B Nababan yang ditemui wartawan koran ini juga membantah keterlibatan suaminya dalam aksi perampokkan itu. J Br Silitonga mengaku, saat malam kejadian itu, suaminya sedang berada di rumah dan langsung tertidur di ruang tamu.

Bahkan, esoknya, pada Sabtu (23/2) sekira pukul 06.00 WIB, J Br Silitonga membangunkan suaminya yang tertidur pulas untuk pindah tidur ke kamar mereka karena salah seorang anak mereka hendak menyetrikan pakaian di ruang itu.

“Saat anak-anak mau berangkat sekolah, terpaksa pamitan ke kamar karena dia lagi tidur. Setelah anak-anak pergi sekolah, saya bersama salah satu anak saya pergi ke pajak (pasar).

Sepulang dari pajak itu, ternyata sudah menunggu saudara kami dan kami langsung berbincang-bincang. Lalu suami saya terbangun dan ikut berbincang dengan kami,” ungkap J Silitonga dengan mata berkaca-kaca saat ditemui Sumut Pos di kediamannya di Jalan Glatik VIII, Perumnas Mandala.

Saat berbincang itulah, lanjutnya, tiba-tiba handphone Bripka B Nababan berdering. Kata J Br Silitonga, yang menelepon saat itu rekan suaminya bernama Aiptu Doli yang memberi tahu adanya aksi perampokan di kawasan Jalan Gatot Subroto. Mendapat informasi itu, suaminya langsng bergegas pergi.

“Dari semua foto perampok yang ada di koran itu, tidak ada seorang pun yang saya kenal. Malu saya dengan kejadian ini. Terpukul mental anak-anak saya. Padahal, dari dulu saya tahu kalau suami saya ini tidak pernah berbuat pelanggaran etika kerja, apalagi pelanggaran hukum,” pungkas Br Silitonga sambil menangis.

Seperti diketahui, tujuh pelaku perampokan di Toko Dunia Internasional Taylor di Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Medan Petisah dibekuk polisi.
Saat mereka melakukan aksi perampokkan itu, sekira pukul 07.30 WIB, pada Sabtu (23/2) lalu, berawal saat pemilik rumah di lokasi membuka pintu dan langsung dilumpuhkan para pelaku yang telah menunggu di luar. Korban diikat dan dibekap agar tidak berteriak dan lari untuk meminta bantuan.

Setelah korbannya tak berdaya, pelaku menggasak harta benda korban. Namun, polisi yang berpatroli curiga dan langsung mendobrak pintu rumah tersebut. Para pelaku yang panik berusaha kabur dan melawan saat hendak ditangkap. Akhirnya, mereka dilumpuhkan dengan timah panas.

Adapun ketujuh perampok masing-masing, Sajudin (45), warga Banda Aceh; Yadi (32), warga Aceh Utara; Heru Pinem (23), warga Kota Cane; Suib Muzakir (37), warga Lohksmawe; Puji Adi, (28), warga Aceh Tenggara; Ance Mahendra alias Victor (31), warga Aceh Tenggara; Hamdani Ismail alias Abu Bleh (44), warga Bireun.

Barang bukti yang disita polisi yakni satu unit mobil Xenia Silver BK 1045 ZB, empat buah parang, empat buah topi merah, satu palu, dua buah replika senjata api dan tiga buah telefon genggam. Sedangkan harta korban yang digasak perampok yang dijadikan barang bukti yaitu sembilan jam tangan, empat kotak perhiasan, satu unit komputer jinjing, BPKB sepeda motor, satu kamera digital dan tiga buah gelang. (mag-10)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/