25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

97 Persen Sekolah di Sumut Sudah Terapkan UNBK, Naskah Soal Panjang, Siswa Gagal Fokus

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
UJIAN: Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMK Negeri 10 Medan, Jalan Cik Ditiro, Senin (25/3). Tahun ini, 97,3 persen sekolah di Sumut sudah menerapkan UNBK.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) hari pertama di Sumut secara umum berjalan lancar, Senin (25/3). Tercatat, sebanyak 90.226 siswa mengikuti UN yang tersebar di 965 sekolah di Sumut. Dari jumlah itu, 940 sekolah (97,3 persen) terdiri dari 89.490 siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Sedangkan sisanya, 25 sekolah terdiri dari 736 siswa masih mengikuti Ujian Nasional Kertas Pinsil (UNKP).

Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah meyakini, dengan penerapan UNBK tingkat terjadinya kecurangan akan semakin kecil. Pasalnya, dalam pelaksanaan UNBK ini, tidak ada lagi campur tangan guru, pihak sekolah, maupun dinas terkait. Karena semua sudah terkoneksi ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta. “Saya sudah memberikan arahan.

Agar UNBK ini dicermati dengan yang baik. Cara pengisian dan memahami apa yang mau dijawab,” kata Musa Rajekshah kepada wartawan usai melakukan peninjuan pelaksaan UN di Sekolah SMK Negeri 10 Medan, Jalan Cik Ditiro, Senin (25/3) pagi.

Wagubsu yang karib disapa Ijeck ini mengharapkan, seluruh peserta UN SMK ini melaksanakan ujian dengan baik dan benar dan memperoleh nilai standrisasi yang bagus. Ia pun, memberikan arahkan kepada peserta UN sebelum ujian dilaksanakan. “Mudah-mudahan kelulusan SMK yang berlangsung menjalani UN bisa diatas 97 persen. Kita harapkan 100 persen,” harapnya.

Ijeck juga menargetkan, seluruh SMK di Sumut sudah melaksanaan UNBK pada tahun ajaran 2019/2020. Peningkatan sarana dan prasarana akan terus dilakukan Pemprov Sumut. “Semuanya bertahap. Tahun ini sudah 97 persen, kita harapkan tahun depan 100 persen,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Sumut Arsyad Lubis menambahkan, masih ada 25 SMK yang melaksanakan UNKP. Seluruhnya berada di Kabupaten Nias Selatan. Rinciannya, 15 sekolah negeri dan 10 sekolah swasta. “Daerahnya banyak di Nias Selatan. Karena jaringan internet tidak ada,” ungkap Aryad.

Dia berharap para pelajar bisa membuat hasil UN yang maksimal. “Dari tujuan UN ini adalah pemetaaný. Mutu pendidikan ditingkatkan dan sudah baik nanti hasil UN,” imbuh Arsyad.

Meski pelaksanaan UN tingkat SMK di hari pertama berjalan lancar, namun sejumlah siswa mengaku sedikit kesulitan, karena soal yang disajikan terlalu panjang-panjang sehingga membuat mereka sempat hilang fokus membaca soal tersebut. Seperti disampaikan siswi Kelas XII SMK Negeri 7 Medan, Assyfa Humairah. Menurutnya, naskah soal yang terlalu panjang membuat waktu banyak terbuang. “Kalimat-kalimat pertanyaannya banyak yang terlalu panjang. Jadi pening ngerjainnya, itu saja,” kata Assyfa kepada wartawan usai melaksanakan UN.

Akibat naskah soal terlalu panjang, Assyfa mengaku sempat hilang fokus dan merasa letih membaca kalimat-kalimat pertanyaan soal tersebut. Hal itupun, dirasakan siswi SMK Negeri 7 yang lain, Fanny Ramadhany. Dia juga mengaku sempat merasa bosan membaca soal-soal ujian yang disajikan.

Sementara Kepala SMK Negeri 7 Medan, Asri Sembiring mengungkapkan, di sekolahnya ada 582 siswa mengikuti UNBK 2019. Terdiri dari siswa jurusan Usaha Perjalanan Wisata sebanyak 51 orang, Akomodasi Perhotelan 53, Akutansi 211, Administrasi Perkantoran 206 dan jurusan Pemasaran sebanyak 61 orang. “Pada hari pertama ujian ini semuanya lancar dan terkendali. Tidak ada masalah. Peserta ujian di dalam data itu ikut semua,” tutur Asri.

Dia juga mengatakan, aliran listrik dan internet tidak ada mengalami gangguan selama ujian berlangsung. Secara keseluruhan, dia melihat para siswa tidak mengalami kesulitan yang berarti saat mengerjakan soal. “Kalau konsentrasi mereka penuh, saya kira tidak ada masalah. Namanya remaja, mungkin ada yang grogi atau belum sarapan,” jelas Asri.

Dia menambahkan, hingga kini ujian nasional masih seperti menjadi beban psikologis bagi siswa meski penilaian kelulusan sudah ditentukan oleh sekolah. “Sehingga, ketika menemukan kalimat pertanyaan agak panjang, banyak dari mereka sudah merasa gugup,” tandasnya.

Listrik Padam

Di Kabupaten Nias, pelaksanaan UNBK di SMK Negeri 2 Kecamatan Sogaeadu, sempat diwarnai pemadaman listrik. Meski begitu, pelaksanaan UNBK tetap berjalan sesuai harapan. “Tadi memang sempat padam listrik, namun tidak lama hanya berkisar 45 menit. Tidak sampai mengganggu pelaksanaan ujian, karena sekolah kita memiliki dua genset berkapasitas masing-masing 5500 watt,” kata Kepala SMK Negeri 2 Sogaeadu, Tehego Ndraha SPd kepada Sumut Pos di kantornya, (Senin, 25/3).

Ndraha mengungkapkan di sekolahnya ada 2 sekolah lain yang gabung melaksanakan UNBK tahun ini, yakni SMK Negeri 1 Mau sebanyak 53 siswa, SMK Negeri 1 Ulugawo 59 siswa dan SMK Negeri 1 Sogaeadu sebanyak 159 siswa, dengan jumlah keseluruhan 267 siswa.

“Mereka gabung di sekolah kita, disebabkan di lokasi kedua sekolah itu belum bisa dijangkau jaringan internet. Kalau pelaksanaan UNBK selama 4 hari berturut-turut, mulai tanggal 25 hingga 28 Maret 2019, menguji empat mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan mata pelajaran Teori Kejuruan. Hari ini mata pelajaran yang diuji adalah bahasa Indonesia,” ungkapnya.

Menurut Ndraha, kekurangan tenaga guru dan fasilitas yang memadai masih menjadi faktor utama rendahnya kualitas pendidikan khusunya di Kabupaten Nias dan Kepuluan Nias pada umumnya. Dia membeberkan, di SMK Negeri 1 Sogaeadu memiliki 16 rombel, sementara guru PNS hanya 15 orang. Bahkan di SMK Negeri 1 Sogaeadu saat ini, hanya memiliki 8 unit komputer.

“Kita sangat kekurangan tenaga pendidik, idealnya sekolah kita harus memili guru PNS minimal 34 orang, tahun lalu kita telah merekrut 16 orang GTT yang pembiayaannya dari APBD Provinsi Sumut, dan 5 orang guru honor dibiayai dari sumbangan orang tua siswa melalui Komite Sekolah. Akibat kekurangan komputer, ujian kita bagi dalam 3 sif, dan juga para siswa yang memiliki laptop kita suruh dibawa ke sekolah,” bebernya.

Pemkab Sergai Beri Dukungan Moral

Bupati Sedang Bedagai (Sergai) Soekirman kemarin meninjau pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) di SMP Negeri 1 Perbaungan dan UNBK di SMK Negeri 1 Perbaungan, Senin (25/3). Untuk pelaksanaan USBN, sebanyak 8.953 siswa SMP/MTs negeri dan swasta mengikutinya. Sedangkan untuk UNBK, diikuti sebanyak 5.205 siswa SMK Negeri/Swasta.

Saat meninjau UNBK di SMK Negeri 1 Perbaungan, Soekirman menyampaikan, meskipun berdasarkan peraturan bahwa SMA/SMK sederajat sudah menjadi wewenang provinsi, bukan berarti Pemkab tidak peduli lagi dengan siswa SMA/SMK. “Para siswa ini adalah putra-putri Sergai yang juga anak-anak kita semua, dimana pemerintah daerah wajib bertanggung jawab secara moral untuk memantau dan menfasilitasi ujian ini jika ada kekurangan,” kata Soekirman.

Lebih lanjut dikatakannnya, kehadiran dirinya di SMK Negeri 1 Perbaungan ini untuk memberikan semangat dan motivasi kepada para siswa, agar tetap berkonsentrasi karena masih ada 3 hari lagi ujian yang akan dijalani. Soekirman juga mengapresiasi kesiapan SMK dan SMP guna melaksankan ujian ini, mulai dari perangkat dan piranti pendukung ujian ini. “Harapan kita tidak ada kendala apapun dalam pelaksanaannya, di samping berharap seluruh siswa dapat mengerjakan soal dengan baik dan lulus 100 persen,” harapnya. (gus/mag-5/sur)

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
UJIAN: Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMK Negeri 10 Medan, Jalan Cik Ditiro, Senin (25/3). Tahun ini, 97,3 persen sekolah di Sumut sudah menerapkan UNBK.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) hari pertama di Sumut secara umum berjalan lancar, Senin (25/3). Tercatat, sebanyak 90.226 siswa mengikuti UN yang tersebar di 965 sekolah di Sumut. Dari jumlah itu, 940 sekolah (97,3 persen) terdiri dari 89.490 siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Sedangkan sisanya, 25 sekolah terdiri dari 736 siswa masih mengikuti Ujian Nasional Kertas Pinsil (UNKP).

Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah meyakini, dengan penerapan UNBK tingkat terjadinya kecurangan akan semakin kecil. Pasalnya, dalam pelaksanaan UNBK ini, tidak ada lagi campur tangan guru, pihak sekolah, maupun dinas terkait. Karena semua sudah terkoneksi ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta. “Saya sudah memberikan arahan.

Agar UNBK ini dicermati dengan yang baik. Cara pengisian dan memahami apa yang mau dijawab,” kata Musa Rajekshah kepada wartawan usai melakukan peninjuan pelaksaan UN di Sekolah SMK Negeri 10 Medan, Jalan Cik Ditiro, Senin (25/3) pagi.

Wagubsu yang karib disapa Ijeck ini mengharapkan, seluruh peserta UN SMK ini melaksanakan ujian dengan baik dan benar dan memperoleh nilai standrisasi yang bagus. Ia pun, memberikan arahkan kepada peserta UN sebelum ujian dilaksanakan. “Mudah-mudahan kelulusan SMK yang berlangsung menjalani UN bisa diatas 97 persen. Kita harapkan 100 persen,” harapnya.

Ijeck juga menargetkan, seluruh SMK di Sumut sudah melaksanaan UNBK pada tahun ajaran 2019/2020. Peningkatan sarana dan prasarana akan terus dilakukan Pemprov Sumut. “Semuanya bertahap. Tahun ini sudah 97 persen, kita harapkan tahun depan 100 persen,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Sumut Arsyad Lubis menambahkan, masih ada 25 SMK yang melaksanakan UNKP. Seluruhnya berada di Kabupaten Nias Selatan. Rinciannya, 15 sekolah negeri dan 10 sekolah swasta. “Daerahnya banyak di Nias Selatan. Karena jaringan internet tidak ada,” ungkap Aryad.

Dia berharap para pelajar bisa membuat hasil UN yang maksimal. “Dari tujuan UN ini adalah pemetaaný. Mutu pendidikan ditingkatkan dan sudah baik nanti hasil UN,” imbuh Arsyad.

Meski pelaksanaan UN tingkat SMK di hari pertama berjalan lancar, namun sejumlah siswa mengaku sedikit kesulitan, karena soal yang disajikan terlalu panjang-panjang sehingga membuat mereka sempat hilang fokus membaca soal tersebut. Seperti disampaikan siswi Kelas XII SMK Negeri 7 Medan, Assyfa Humairah. Menurutnya, naskah soal yang terlalu panjang membuat waktu banyak terbuang. “Kalimat-kalimat pertanyaannya banyak yang terlalu panjang. Jadi pening ngerjainnya, itu saja,” kata Assyfa kepada wartawan usai melaksanakan UN.

Akibat naskah soal terlalu panjang, Assyfa mengaku sempat hilang fokus dan merasa letih membaca kalimat-kalimat pertanyaan soal tersebut. Hal itupun, dirasakan siswi SMK Negeri 7 yang lain, Fanny Ramadhany. Dia juga mengaku sempat merasa bosan membaca soal-soal ujian yang disajikan.

Sementara Kepala SMK Negeri 7 Medan, Asri Sembiring mengungkapkan, di sekolahnya ada 582 siswa mengikuti UNBK 2019. Terdiri dari siswa jurusan Usaha Perjalanan Wisata sebanyak 51 orang, Akomodasi Perhotelan 53, Akutansi 211, Administrasi Perkantoran 206 dan jurusan Pemasaran sebanyak 61 orang. “Pada hari pertama ujian ini semuanya lancar dan terkendali. Tidak ada masalah. Peserta ujian di dalam data itu ikut semua,” tutur Asri.

Dia juga mengatakan, aliran listrik dan internet tidak ada mengalami gangguan selama ujian berlangsung. Secara keseluruhan, dia melihat para siswa tidak mengalami kesulitan yang berarti saat mengerjakan soal. “Kalau konsentrasi mereka penuh, saya kira tidak ada masalah. Namanya remaja, mungkin ada yang grogi atau belum sarapan,” jelas Asri.

Dia menambahkan, hingga kini ujian nasional masih seperti menjadi beban psikologis bagi siswa meski penilaian kelulusan sudah ditentukan oleh sekolah. “Sehingga, ketika menemukan kalimat pertanyaan agak panjang, banyak dari mereka sudah merasa gugup,” tandasnya.

Listrik Padam

Di Kabupaten Nias, pelaksanaan UNBK di SMK Negeri 2 Kecamatan Sogaeadu, sempat diwarnai pemadaman listrik. Meski begitu, pelaksanaan UNBK tetap berjalan sesuai harapan. “Tadi memang sempat padam listrik, namun tidak lama hanya berkisar 45 menit. Tidak sampai mengganggu pelaksanaan ujian, karena sekolah kita memiliki dua genset berkapasitas masing-masing 5500 watt,” kata Kepala SMK Negeri 2 Sogaeadu, Tehego Ndraha SPd kepada Sumut Pos di kantornya, (Senin, 25/3).

Ndraha mengungkapkan di sekolahnya ada 2 sekolah lain yang gabung melaksanakan UNBK tahun ini, yakni SMK Negeri 1 Mau sebanyak 53 siswa, SMK Negeri 1 Ulugawo 59 siswa dan SMK Negeri 1 Sogaeadu sebanyak 159 siswa, dengan jumlah keseluruhan 267 siswa.

“Mereka gabung di sekolah kita, disebabkan di lokasi kedua sekolah itu belum bisa dijangkau jaringan internet. Kalau pelaksanaan UNBK selama 4 hari berturut-turut, mulai tanggal 25 hingga 28 Maret 2019, menguji empat mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan mata pelajaran Teori Kejuruan. Hari ini mata pelajaran yang diuji adalah bahasa Indonesia,” ungkapnya.

Menurut Ndraha, kekurangan tenaga guru dan fasilitas yang memadai masih menjadi faktor utama rendahnya kualitas pendidikan khusunya di Kabupaten Nias dan Kepuluan Nias pada umumnya. Dia membeberkan, di SMK Negeri 1 Sogaeadu memiliki 16 rombel, sementara guru PNS hanya 15 orang. Bahkan di SMK Negeri 1 Sogaeadu saat ini, hanya memiliki 8 unit komputer.

“Kita sangat kekurangan tenaga pendidik, idealnya sekolah kita harus memili guru PNS minimal 34 orang, tahun lalu kita telah merekrut 16 orang GTT yang pembiayaannya dari APBD Provinsi Sumut, dan 5 orang guru honor dibiayai dari sumbangan orang tua siswa melalui Komite Sekolah. Akibat kekurangan komputer, ujian kita bagi dalam 3 sif, dan juga para siswa yang memiliki laptop kita suruh dibawa ke sekolah,” bebernya.

Pemkab Sergai Beri Dukungan Moral

Bupati Sedang Bedagai (Sergai) Soekirman kemarin meninjau pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) di SMP Negeri 1 Perbaungan dan UNBK di SMK Negeri 1 Perbaungan, Senin (25/3). Untuk pelaksanaan USBN, sebanyak 8.953 siswa SMP/MTs negeri dan swasta mengikutinya. Sedangkan untuk UNBK, diikuti sebanyak 5.205 siswa SMK Negeri/Swasta.

Saat meninjau UNBK di SMK Negeri 1 Perbaungan, Soekirman menyampaikan, meskipun berdasarkan peraturan bahwa SMA/SMK sederajat sudah menjadi wewenang provinsi, bukan berarti Pemkab tidak peduli lagi dengan siswa SMA/SMK. “Para siswa ini adalah putra-putri Sergai yang juga anak-anak kita semua, dimana pemerintah daerah wajib bertanggung jawab secara moral untuk memantau dan menfasilitasi ujian ini jika ada kekurangan,” kata Soekirman.

Lebih lanjut dikatakannnya, kehadiran dirinya di SMK Negeri 1 Perbaungan ini untuk memberikan semangat dan motivasi kepada para siswa, agar tetap berkonsentrasi karena masih ada 3 hari lagi ujian yang akan dijalani. Soekirman juga mengapresiasi kesiapan SMK dan SMP guna melaksankan ujian ini, mulai dari perangkat dan piranti pendukung ujian ini. “Harapan kita tidak ada kendala apapun dalam pelaksanaannya, di samping berharap seluruh siswa dapat mengerjakan soal dengan baik dan lulus 100 persen,” harapnya. (gus/mag-5/sur)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/