
Sementara itu, kepala keamanan tim 12 Gereja Katedral, mengatakan pengaman sudah berlangsung sejak sesi pertama ibadah pukul 08.00 WIB. Demikian juga dengan ibadah pada sesi kedua yang dimulai tepat pukul 10.00 WIB. “Tadi pagi para jemaat sudah melakukan ibadah misa pertama dan langsung dilanjutkan dengan ibadah misa kedua pada pukul 10.00 WIB,” ujar Darma, Kepala Keamanan Tim 12 Gereja Katedral.
Untuk pengamanan gereja, gereja menurunkan 12 petugas, enam orang bertugas mengamankan pagi hari dan enam orang lagi bertugas sore hari. “Untuk enam orang petugas yang lainnya akan menjaga keamanan pada ibadah misa ketiga yang berlangsung pukul 17.30 WIB,” tuturnya.
Sementara untuk menjaga kondusifitas di dalam gereja, setiap jemaat yang hendak memasuki gereja terlebih dahulu diperiksa barang bawaannya. “Untuk menjaga keamanan saat beribadah, terlebih dahulu para jemaat kami periksa bawaannya saat hendak masuk ke dalam gereja,” pungkasnya.
Sementara itu, dua pelaku bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu telah diketahui identitasnya. Yakni, Ichwan Nurul Salam dan Ahmad Sukir, keduanya merupakan murid dari gembong kelompok teror Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Aman Abdurrahman. Bahkan, mereka diketahui menjenguk Aman di Nusakambangan, dua minggu sebelum melakukan aksi teror.
Informasi yang diterima Jawa Pos (grup Sumut Pos) menyebutkan, keduanya menjenguk Aman di Nusakambangan untuk mendapatkan semacam restu sebelum beraksi. Aman diketahui menjadi pemimpin ideologis dari JAD, dia juga yang memberikan instruksi dibalik aksi teror Thamrin.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divhumas Mabes Polri Kombespol Martinus Sitompul mengakui, dari barang bukti yang ditemukan, seperti serpihan panci aluminium, kabel swicth, paku dan sisa bahan peledak, maka sangat mirip dengan bom yang selama ini dibuat kelompok JAD. “Modusnya juga sama dengan kelompok yang dipimpin Aman Abdurrahman,” paparnya.
Identitas dua orang pelaku pengeboman tersebut, memang berinisial INS dan AS. Saat ini untuk rumah dari INS telah dilakukan penggeledahan. Selain untuk menemukan barang bukti lain, juga untuk memastikan identitas keduanya melalui pihak keluarga. “Keluarganya juga diminta mengenali,” paparnya.
Kabidhumas Polda Jawa Barat Kombespol Yusri Yunus menuturkan, identitas kedua pelaku sudah hampir pasti benar. Pasalnya, keluarga keduanya sudah membenarkan identitasnya. Masalahnya, masih perlu dilakukan tes DNA untuk memastikannya kembali. “Hukum kita mewajibkan tes DNA ya,” tuturnya.