25.6 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Kapoldasu Mengeluh, Kapolresta Berdarah

Aksi unjuk rasa kemarin memunculkan kisah berbeda bagi dua sosok petinggi kepolisian. Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro mengeluh karena ada aksi bentrok, sedangkan Kapolresta Medan Kombes Pol Monang Situmorang mengalami pendarahan akibat lemparan batu yang mengenai tangannya.

“Silahkan unjuk rasa, tapi tolong, mari kita jaga kota kita ini. Sekarang teman-teman lihat, apa hasilnya? Akhirnya kan begini,” keluh Wisjnu, kemarin..
Ketika ditanya latar belakang yang menyebabkan bentrok, Wisjnu tidak memberikan jawaban pasti. “Saya tidak tahu. Sudah kita jelaskan, sabar.

Bapak-bapak (wartawan) juga tahu, anak buah saya sudah saya bilang mundur, sabar. Anak buah saya, tidak melakukan apa-apa. Terus mereka (demonstran) merusakkan pagar. Loh ini, ini gak bisa dibiarkan,” bebernya.

Apalagi, sambung Wisjnu ketika ada permintaan untuk menghentikan penerbangan. Hal itu adalah sesuatu yang tidak mungkin, pasalnya berkaitan dengan kepentingan orang banyak. “Masak permintaan yang tidak rasional kita izinkan,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Wisjnu juga mengatakan, aksi anarkis tersebut akan ditelusuri dan diselidiki. Dia mengaku, pihaknya telah mengantongi rekaman peristiwa tersebut. Untuk masalah itu, Wisjnu juga meminta tolong kepada para wartawan, jika memiliki data hasil liputan seperti foto dan rekaman untuk bisa diserahkan kepada pihaknya. “Tolong ya teman-teman. Nanti itu, yang jelas dari mulai mereka datang sampai anarkis saya ada rekamannya. Saya mohon teman-teman juga, tolonglah itu yang punya foto itu disampaikan. Masukkan juga di tv itu, dari mulai melempar. Biar berimbang ini semua,” paparnya.

Sementara itu, pada aksi kemarin, Kapolresta Medan Kombes Pol Monang Situmorang juga menjadi korban. Tokoh ini memang langsung turun ke lokasi sekaligus memberikan instruksi kepada personel untuk meredam kemarahan masa. Monang yang mengendalikan personel, dikejutkan dengan lemparan batu ke arahnya. Awalnya, lemparan batu yang secara terus menerus dihujankan dapat dielakkannya.

Namun, Monang yang tidak memakai tameng dan pakaian pelindung terkena lemparan batu di bagian tangannya. Akibatnya, jari kelingking dan jari manis tangan kanan Monang mengalami luka pendarahan. Dengan sigap, Monang langsung membungkusnya dengan sarung tangan putih miliknya.
Ketika ditanya Sumut Pos, Monang sempat membantah kalau dia jadi korban. “Tidak ada. Mau tahu aja,” ucapnya sambil senyum.

Namun, ketika disinggung luka ditangannya sebagai bentuk apresiasi dalam memberikan pelayanan terhadap aksi unjuk rasa. Monang mengakuinya. “Ya, tangan aku luka akibat terkena lemparan batu. Tapi luka kecil ini,” jelasnya. (ari/adl)

Aksi unjuk rasa kemarin memunculkan kisah berbeda bagi dua sosok petinggi kepolisian. Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro mengeluh karena ada aksi bentrok, sedangkan Kapolresta Medan Kombes Pol Monang Situmorang mengalami pendarahan akibat lemparan batu yang mengenai tangannya.

“Silahkan unjuk rasa, tapi tolong, mari kita jaga kota kita ini. Sekarang teman-teman lihat, apa hasilnya? Akhirnya kan begini,” keluh Wisjnu, kemarin..
Ketika ditanya latar belakang yang menyebabkan bentrok, Wisjnu tidak memberikan jawaban pasti. “Saya tidak tahu. Sudah kita jelaskan, sabar.

Bapak-bapak (wartawan) juga tahu, anak buah saya sudah saya bilang mundur, sabar. Anak buah saya, tidak melakukan apa-apa. Terus mereka (demonstran) merusakkan pagar. Loh ini, ini gak bisa dibiarkan,” bebernya.

Apalagi, sambung Wisjnu ketika ada permintaan untuk menghentikan penerbangan. Hal itu adalah sesuatu yang tidak mungkin, pasalnya berkaitan dengan kepentingan orang banyak. “Masak permintaan yang tidak rasional kita izinkan,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Wisjnu juga mengatakan, aksi anarkis tersebut akan ditelusuri dan diselidiki. Dia mengaku, pihaknya telah mengantongi rekaman peristiwa tersebut. Untuk masalah itu, Wisjnu juga meminta tolong kepada para wartawan, jika memiliki data hasil liputan seperti foto dan rekaman untuk bisa diserahkan kepada pihaknya. “Tolong ya teman-teman. Nanti itu, yang jelas dari mulai mereka datang sampai anarkis saya ada rekamannya. Saya mohon teman-teman juga, tolonglah itu yang punya foto itu disampaikan. Masukkan juga di tv itu, dari mulai melempar. Biar berimbang ini semua,” paparnya.

Sementara itu, pada aksi kemarin, Kapolresta Medan Kombes Pol Monang Situmorang juga menjadi korban. Tokoh ini memang langsung turun ke lokasi sekaligus memberikan instruksi kepada personel untuk meredam kemarahan masa. Monang yang mengendalikan personel, dikejutkan dengan lemparan batu ke arahnya. Awalnya, lemparan batu yang secara terus menerus dihujankan dapat dielakkannya.

Namun, Monang yang tidak memakai tameng dan pakaian pelindung terkena lemparan batu di bagian tangannya. Akibatnya, jari kelingking dan jari manis tangan kanan Monang mengalami luka pendarahan. Dengan sigap, Monang langsung membungkusnya dengan sarung tangan putih miliknya.
Ketika ditanya Sumut Pos, Monang sempat membantah kalau dia jadi korban. “Tidak ada. Mau tahu aja,” ucapnya sambil senyum.

Namun, ketika disinggung luka ditangannya sebagai bentuk apresiasi dalam memberikan pelayanan terhadap aksi unjuk rasa. Monang mengakuinya. “Ya, tangan aku luka akibat terkena lemparan batu. Tapi luka kecil ini,” jelasnya. (ari/adl)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/