25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Gempa di Nepal: Dosen USU Selamat

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, pemerintah Indonesia menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas musibah di Nepal. Pasalnya, Indonesia juga merupakan negara yang rawan bencana alam.

“Kami akan memberikan bantuan dan dukungan kepada rakyat Nepal dalam menghadapi bencana. Menlu RI (Retno Marsudi) telah berkoordinasi untuk pengiriman bantuan Indonesia sesuai kebutuhan di Nepal. Antara lain berupa tenaga medis, bantuan SAR, makanan siap saji, selimut, tenda dan obat-obatan,” jelasnya.

Dia berharap, masyarakat yang memiliki kerabat WNI yang berada di Nepal bisa menyampaikan informasi kepada pihak Kemlu. Yakni staff Direktorat PWNI-BHI Hernawan Bagaskoro Abid dengan nomor kontak +6281284794696.

Perkembangan nasib WNI di Nepal memang terus memberikan harapan disela kecemasan. Salah satunya, Tessy Ananditya. Dokter Rumah Sakit Swasta di Jakarta itu sebelumnya diketahui menghilang saat menjelejah Bukit Annapurna, Nepal. Rupanya, dia berhasil menghubungi pihak keluarga. Saat ini, dia diinformasikan pun menggunakan keahliannya untuk membantu korban empa yang lain.

“Sekarang sudah berhasil ditemukan dalam keadaan selamat bersama teman-teman-temannya. Dia memang dokter. Tapi, apakah jadi relawan atau tidak kami juga belum dapat kepastian,” jelasnya.

Hingga tadi malam sekira pukul 21.00 WIB, jumlah korban tewas akibat gempa berkekuatan 7,9 Skala Richter itu kini sudah melampaui angka 2.300 orang. Menurut juru bicara Kementerian Dalam Negeri Nepal Laxmi Prasad Dhakal, jumlah korban tewas tercatat 2.263 orang, semetara 5.838 orang terluka.

Tim-tim penyelamat dari berbagai negara pun berupaya keras untuk menemukan warga yang masih hidup di balik reruntuhan bangunan, baik di ibukota Kathmandu maupun kota-kota di sekitarnya.

“Tragisnya, justru semakin banyak mayat yang diangkat dari reruntuhan gedung setiap jam. Komunikasi terputus di berbagai wilayah. Kerusakan yang luas, reruntuhan bangunan, dan tanah longsor menghalangi akses untuk mengirim bantuan ke banyak desa,” demikian pernyataan Palang Merah Australia. (bil/jpnn/ril/rbb)

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, pemerintah Indonesia menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas musibah di Nepal. Pasalnya, Indonesia juga merupakan negara yang rawan bencana alam.

“Kami akan memberikan bantuan dan dukungan kepada rakyat Nepal dalam menghadapi bencana. Menlu RI (Retno Marsudi) telah berkoordinasi untuk pengiriman bantuan Indonesia sesuai kebutuhan di Nepal. Antara lain berupa tenaga medis, bantuan SAR, makanan siap saji, selimut, tenda dan obat-obatan,” jelasnya.

Dia berharap, masyarakat yang memiliki kerabat WNI yang berada di Nepal bisa menyampaikan informasi kepada pihak Kemlu. Yakni staff Direktorat PWNI-BHI Hernawan Bagaskoro Abid dengan nomor kontak +6281284794696.

Perkembangan nasib WNI di Nepal memang terus memberikan harapan disela kecemasan. Salah satunya, Tessy Ananditya. Dokter Rumah Sakit Swasta di Jakarta itu sebelumnya diketahui menghilang saat menjelejah Bukit Annapurna, Nepal. Rupanya, dia berhasil menghubungi pihak keluarga. Saat ini, dia diinformasikan pun menggunakan keahliannya untuk membantu korban empa yang lain.

“Sekarang sudah berhasil ditemukan dalam keadaan selamat bersama teman-teman-temannya. Dia memang dokter. Tapi, apakah jadi relawan atau tidak kami juga belum dapat kepastian,” jelasnya.

Hingga tadi malam sekira pukul 21.00 WIB, jumlah korban tewas akibat gempa berkekuatan 7,9 Skala Richter itu kini sudah melampaui angka 2.300 orang. Menurut juru bicara Kementerian Dalam Negeri Nepal Laxmi Prasad Dhakal, jumlah korban tewas tercatat 2.263 orang, semetara 5.838 orang terluka.

Tim-tim penyelamat dari berbagai negara pun berupaya keras untuk menemukan warga yang masih hidup di balik reruntuhan bangunan, baik di ibukota Kathmandu maupun kota-kota di sekitarnya.

“Tragisnya, justru semakin banyak mayat yang diangkat dari reruntuhan gedung setiap jam. Komunikasi terputus di berbagai wilayah. Kerusakan yang luas, reruntuhan bangunan, dan tanah longsor menghalangi akses untuk mengirim bantuan ke banyak desa,” demikian pernyataan Palang Merah Australia. (bil/jpnn/ril/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/