PAD Samosir Naik
Sementara itu, Pemkab Samosir mengakui adanya kenaikan pendapatan asil daerah (PAD) dari distribusi pariwisata, hingga dua kali lipat lebih.
” Tahun 2016, PAD Samosir Rp30 miliar. Tahun 2017 naik menjadi Rp 80 miliar. Itu distribusi dari pariwisata. Tahun ini terus ditingkatkan dari tahun sebelumnya,” ucap Kadis Pariwisata Samosir, Ombang Siboro, kepada Sumut Pos, Minggu (26/8) pagi. Kenaikan itu terjadi setelah Danau Toba masuk Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Meski demikian, Ombang mengakui ada penurunan jumlah wisatawan ke Danau Toba, pascatenggelamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun, Juli lalu. “Penurunan kunjungan terjadi dua pekan setelah kejadian. Tapi setelah itu normal kembali,” katanya.
Jumlah kunjungan wisatawan hingga 30 Juni 2018 mencapai 132 ribu orang. Didominasi wisatawan nusantara (wisnus). Sedangkan wisatawan mancanegara didominasi WN Malaysia.
Tahun ini, kunjungan wisatawan ke danau Toba Dinas ditargetkan 350 ribu wisatawan. “Itu target kota. Kalau target dari Kementerian Pariwisata RI tahun 2019 mencapai 1 juta wisatawan,” jelasnya.
Untuk pertambahan wisatawan, Dispar Samosir membuat statistik. Termasuk statistik rental sepeda, jumlah karyawan hotel, dan sebagainya.
Di tengah seluruh pembenahan itu, Ombang mengakui, masyarakat Samosir masih kurang sadar akan kebersihan. “Kebersihan belum menjadi life style. Tapi kita terus membangun budaya bersih melalui sekolah-sekolah, gereja, dan kelompok masyarakat,” katanya.
Selanjutnya, tentang kuliner yang ramah muslim. “Daftar menu sejak 1963 hingga sekarang belum banyak berubah,” ungkapnya.
Untuk infrastruktur, Samosir terus berbenah lebih baik lagi. Termasuk melakukan pelatihan terhadap warga sekitar untuk dijadikan pelaku usaha di bidang wistawan. “Kerajinan tangan, warga belum terbiasa. Tapi kita latih. Juga ada pelatihan kewirausahaan. Saya latih barista sebanyak 20 orang. Saya harapkan bisa menjadi pengusaha muda,” katanya. (gus)