29 C
Medan
Sunday, February 23, 2025
spot_img

Telpon Ibu, Serlia Ingin Pulang

Foto: Bambang/Sumut Pos
Warga yang berkumpul di rumah duka.

Rencananya, tenaga kerja wanita (TKW) asal Langkat ini akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanjung Keriahen. “Setelah jenazah tiba akan kita salatkan. Setelah itu akan dikebumikan di TPU Tanjung Keriahen,” ungkap Wagino lagi.

Sementara Daimah, tetangga orangtua Serli mengatakan, kabar duka mereka terima pertama kali pada Selasa (24/10) siang pukul 14.00 WIB. Daimah mengaku menerima kabar duka itu dari keluarganya di Pekanbaru, Riau. “Dulu Serlia pernah kerja di tempat saudara saya. Jadi mereka masih sering berkomunikasi. Kemungkinan teman Serlia di sana simpan nomer saya,” katanya.

Saat mengetahui informasi itu, dia merasa kebingungan. Rasa takut dan gelisah mengelayuti hatinya. “Aku kan takut menyampaikannya kepada keluarganya. Saat itu kebetulan saya berada di rumah Serlia,” katanya.

Setelah mengumpulkan keberanian, Daimah akhirnya menyerahkan telpon seluler miliknya ke ibu Serlia. “Sesaat menerima telepon, ibu Serlia langsung pingsan,” pungkasnya.

Sementara, isak tangis pecah saat jenazah Serlia tiba di rumah duka tadi malam, sekira pukul 20.00 WIB. Begitu jenazah Serlia di turunkan dari ambulans, sang ayah Elianto langsung menangis di atas peti jenazah yang berlapiskan plastik putih. Sementara sang ibu, Supiati tidak mampu menyambut Serlia, karena kondisinya sangat lemah.

Peti jenazah langsung dibawa ke ruang tamu, di mana sang ibu terduduk lemas. Supiatik hanya mampu mamandangi sang anak yang telah terbujur kaku. Air mata pun membasahi pipinya. Setelah beberapa menit, jenazah Serli pun dibawa ke teras rumah untuk disalatkan. (bam/mag-2/adz)

 

 

Foto: Bambang/Sumut Pos
Warga yang berkumpul di rumah duka.

Rencananya, tenaga kerja wanita (TKW) asal Langkat ini akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanjung Keriahen. “Setelah jenazah tiba akan kita salatkan. Setelah itu akan dikebumikan di TPU Tanjung Keriahen,” ungkap Wagino lagi.

Sementara Daimah, tetangga orangtua Serli mengatakan, kabar duka mereka terima pertama kali pada Selasa (24/10) siang pukul 14.00 WIB. Daimah mengaku menerima kabar duka itu dari keluarganya di Pekanbaru, Riau. “Dulu Serlia pernah kerja di tempat saudara saya. Jadi mereka masih sering berkomunikasi. Kemungkinan teman Serlia di sana simpan nomer saya,” katanya.

Saat mengetahui informasi itu, dia merasa kebingungan. Rasa takut dan gelisah mengelayuti hatinya. “Aku kan takut menyampaikannya kepada keluarganya. Saat itu kebetulan saya berada di rumah Serlia,” katanya.

Setelah mengumpulkan keberanian, Daimah akhirnya menyerahkan telpon seluler miliknya ke ibu Serlia. “Sesaat menerima telepon, ibu Serlia langsung pingsan,” pungkasnya.

Sementara, isak tangis pecah saat jenazah Serlia tiba di rumah duka tadi malam, sekira pukul 20.00 WIB. Begitu jenazah Serlia di turunkan dari ambulans, sang ayah Elianto langsung menangis di atas peti jenazah yang berlapiskan plastik putih. Sementara sang ibu, Supiati tidak mampu menyambut Serlia, karena kondisinya sangat lemah.

Peti jenazah langsung dibawa ke ruang tamu, di mana sang ibu terduduk lemas. Supiatik hanya mampu mamandangi sang anak yang telah terbujur kaku. Air mata pun membasahi pipinya. Setelah beberapa menit, jenazah Serli pun dibawa ke teras rumah untuk disalatkan. (bam/mag-2/adz)

 

 

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/