25.6 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

Telpon Ibu, Serlia Ingin Pulang

Foto: bambang/Sumut Pos
Keluarga memperlihatkan foto Serlia.

SUMUTPOS.CO – Serlia (21), warga Desa Tanjung Keriahan, Kecamatan Serapit, Kabupaten Langkat, satu dari empat TKI asal Sumut yang tewas dalam kecelakaan dua bus karyawan pabrik Sony dan Plezus di Km 147 Jalan Raya Lintas Selatan-Utara, Pulau Penang, Malaysia, Selasa (24/10) lalu. Ternyata, malam sebelum kecelakaan terjadi, Serli telah mengucapkan kata perpisahan kepada sang ibu.

SUASANA duka begitu terasa di rumah Serlia (21), di Desa Tanjung Keriahan, Kecamatan Serapit, Kabupaten Langkat, Kamis (26/10) pagi. Rumah permanen bercat kuning sudah mulai ramai didatangi sanak saudara dan para tetangga.

Teratak pun telah terpasang di depan dan samping rumah. Sejumlah jiran tetangga dan sanak keluarga terdiri dari kaum bapak, duduk di bawah teratak, beralaskan tikar. Sementara kaum ibu, sudah ramai di ruang tamu. Mereka membacakan surat Yasin untuk almahumah Serlia.

Wagino, paman korban yang ditemui wartawan Sumut Pos mengatakan, Serlia adalah anak ke dua dari tiga bersaudara dari pasangan Elianto (40), dan Supiati. Menurutnya, almarhumah yang merupakan alumni SMP Berdikari dan SMA Bina Bersaudara ini rencananya akan pulang kampung pada 24 Desember ini, untuk berlibur setelah setahun bekerja.

Wagino yang sehari-hari bekerja sebagai petani ini mengungkapkan, sehari sebelum kecelakaan maut itu terjadi, Serlia sempat menelepon orangtuanya pada malam hari. Pada kesemapatan ini, Serli lama berbincang dengan ibunya.

Dalam perbincangan itu, Serli seakan ingin berpamitan dan mengucapkan kata perpisahan. “Kata ibunya, Serli sempat bilang, hari ini terakhir kita berbincang bu,” kata Wagino menirukan ucapan Serli.

Awalnya, ibunya tidak menduga kalau itu firasat Serli akan pergi untuk selamanya. Namun setelah mendapatkan informasi kalau Serli meninggal dalam kecelakaan bus, keluarga baru mengerti kalau itu kata-kata perpisahan dari Serli. “Awalnya kita nggak tau bahwa itu kata perpisahan. Setelah ada lakalantas maut itu, baru kami tau,” katanya.

Menurut Wagino, teman Serli yang memiliki jam shift sama, Amelia Septeria mengungkapkan, di pagi naas itu Serlia memilih berangkat lebih dulu ke lokasi kerja dengan menumpang bus milik perusahaan yang belum pernah dia naiki. “Kawannya itu nggak jadi berangkat bersamaan dengan Serli, karena kakinya tiba-tiba sakit. Kalau jadi berangkat sama, mungkin kawannya itupun jadi korban,” beber Wagino.

Foto: bambang/Sumut Pos
Keluarga memperlihatkan foto Serlia.

SUMUTPOS.CO – Serlia (21), warga Desa Tanjung Keriahan, Kecamatan Serapit, Kabupaten Langkat, satu dari empat TKI asal Sumut yang tewas dalam kecelakaan dua bus karyawan pabrik Sony dan Plezus di Km 147 Jalan Raya Lintas Selatan-Utara, Pulau Penang, Malaysia, Selasa (24/10) lalu. Ternyata, malam sebelum kecelakaan terjadi, Serli telah mengucapkan kata perpisahan kepada sang ibu.

SUASANA duka begitu terasa di rumah Serlia (21), di Desa Tanjung Keriahan, Kecamatan Serapit, Kabupaten Langkat, Kamis (26/10) pagi. Rumah permanen bercat kuning sudah mulai ramai didatangi sanak saudara dan para tetangga.

Teratak pun telah terpasang di depan dan samping rumah. Sejumlah jiran tetangga dan sanak keluarga terdiri dari kaum bapak, duduk di bawah teratak, beralaskan tikar. Sementara kaum ibu, sudah ramai di ruang tamu. Mereka membacakan surat Yasin untuk almahumah Serlia.

Wagino, paman korban yang ditemui wartawan Sumut Pos mengatakan, Serlia adalah anak ke dua dari tiga bersaudara dari pasangan Elianto (40), dan Supiati. Menurutnya, almarhumah yang merupakan alumni SMP Berdikari dan SMA Bina Bersaudara ini rencananya akan pulang kampung pada 24 Desember ini, untuk berlibur setelah setahun bekerja.

Wagino yang sehari-hari bekerja sebagai petani ini mengungkapkan, sehari sebelum kecelakaan maut itu terjadi, Serlia sempat menelepon orangtuanya pada malam hari. Pada kesemapatan ini, Serli lama berbincang dengan ibunya.

Dalam perbincangan itu, Serli seakan ingin berpamitan dan mengucapkan kata perpisahan. “Kata ibunya, Serli sempat bilang, hari ini terakhir kita berbincang bu,” kata Wagino menirukan ucapan Serli.

Awalnya, ibunya tidak menduga kalau itu firasat Serli akan pergi untuk selamanya. Namun setelah mendapatkan informasi kalau Serli meninggal dalam kecelakaan bus, keluarga baru mengerti kalau itu kata-kata perpisahan dari Serli. “Awalnya kita nggak tau bahwa itu kata perpisahan. Setelah ada lakalantas maut itu, baru kami tau,” katanya.

Menurut Wagino, teman Serli yang memiliki jam shift sama, Amelia Septeria mengungkapkan, di pagi naas itu Serlia memilih berangkat lebih dulu ke lokasi kerja dengan menumpang bus milik perusahaan yang belum pernah dia naiki. “Kawannya itu nggak jadi berangkat bersamaan dengan Serli, karena kakinya tiba-tiba sakit. Kalau jadi berangkat sama, mungkin kawannya itupun jadi korban,” beber Wagino.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/