30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Tenang, Aliran Saksi-Saksi Yehuwa Tak Membangkang Negara

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) tak lagi kaget dengan kabar adanya larangan penganut aliran Saksi-Saksi Yehuwa untuk menghormati bendera Merah Putih dan menyanyikan Indonesia Raya.

Larangan itu dilakukan sejumlah orang tua terhadap anak-anaknya di sekolah dasar (SD) di Juata dan Tarakan, Kalimantan Utara.

Kepala Humas PGI Jeirry Sumampow mengatakan aliran tersebut memang memiliki kepercayaan itu sehingga membuat larangan dalam keseharian mereka. Namun, larangan tersebut harus dilihat secara teologis, bukan politis.

“Aliran itu memang tidak hormati bendera karena dianggap berhala. Tapi kita harus menghargai itu sebagai bagian dari kepercayaan mereka. Secara teologis. Jangan lihat ini secara politis. Karena larangan itu sudah ada sejak lama, bukan berarti mereka membangkang terhadap negara. Ini hanya masalah kepercayaan,” tutur Jeirry saat dihubungi JPNN, Jumat.

Meski Saksi-Saksi Yehuwa bukan bagian dari PGI, tapi Jeirry memastikan aliran tersebut tidak memiliki niat untuk memiliki ideologi sendiri melalui kepercayaan mereka.

Dia mengatakan, aturan kepercayaan dalam aliran itu juga cukup longgar dibanding dengan jemaat yang sama di negara-negara lain.

Sejauh ini, aliran tersebut juga tetap menjalankan kepercayaan mereka tanpa maksud-maksud politis.

Karena itu, kata dia, jika ada kritik dan saran atas ajaran mereka, maka pengurus aliran itu cukup diajak berdiskusi.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) tak lagi kaget dengan kabar adanya larangan penganut aliran Saksi-Saksi Yehuwa untuk menghormati bendera Merah Putih dan menyanyikan Indonesia Raya.

Larangan itu dilakukan sejumlah orang tua terhadap anak-anaknya di sekolah dasar (SD) di Juata dan Tarakan, Kalimantan Utara.

Kepala Humas PGI Jeirry Sumampow mengatakan aliran tersebut memang memiliki kepercayaan itu sehingga membuat larangan dalam keseharian mereka. Namun, larangan tersebut harus dilihat secara teologis, bukan politis.

“Aliran itu memang tidak hormati bendera karena dianggap berhala. Tapi kita harus menghargai itu sebagai bagian dari kepercayaan mereka. Secara teologis. Jangan lihat ini secara politis. Karena larangan itu sudah ada sejak lama, bukan berarti mereka membangkang terhadap negara. Ini hanya masalah kepercayaan,” tutur Jeirry saat dihubungi JPNN, Jumat.

Meski Saksi-Saksi Yehuwa bukan bagian dari PGI, tapi Jeirry memastikan aliran tersebut tidak memiliki niat untuk memiliki ideologi sendiri melalui kepercayaan mereka.

Dia mengatakan, aturan kepercayaan dalam aliran itu juga cukup longgar dibanding dengan jemaat yang sama di negara-negara lain.

Sejauh ini, aliran tersebut juga tetap menjalankan kepercayaan mereka tanpa maksud-maksud politis.

Karena itu, kata dia, jika ada kritik dan saran atas ajaran mereka, maka pengurus aliran itu cukup diajak berdiskusi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/