25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Badan Otorita Diminta Taklukkan ‘Tujuh Naga’ Danau Toba

Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS Peserta kejuaraan paralayang saat  memeriahkan Pesta Danau Toba 2013 yang diikuti sebanyak 45 peserta dari lima provinsi di Indonesia. Ke depan, Presiden Jokowi berencana membentuk Badan otorita Kawasan Danau Toba.
Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS
Peserta kejuaraan paralayang saat memeriahkan Pesta Danau Toba 2013 yang diikuti sebanyak 45 peserta dari lima provinsi di Indonesia. Ke depan, Presiden Jokowi berencana membentuk Badan otorita Kawasan Danau Toba.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Rencana Presiden Jokowi Widodo membentuk Badan Otorita Pariwisata Kawasan Danau Toba, mendapat tanggapan pesimistis dan optimistis. Jika mantan Direktur Pemasaran Dalam Negeri Kementerian Pariwisata M.Faried Moertolo tidak begitu yakin Badan Otorita akan mampu mengubah Danau Toba sebagai destinasi wisata bertaraf internasional yang bisa dihandalkan, lain halnya dengan Hinca Pandjaitan.

Tokoh asal Sumut yang selama ini getol terlibat dalam pengembangan Danau Toba itu menyambut baik rencana pembentukan Badan Otorita Danau Toba, yang nantinya dipayungi dengan Kepres, yang ditarget terbit Desember 2015.

Pria yang kini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu mengatakan, rencana pembentukan Badan Otorita dimaksud harus dimaknai sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mengembangan Danau Toba sebagai kawasan wisata yang moncer di level internasional.

“Upaya terus menerus memikirkan bagaimana mengelola dan merawat danau tiba harus terus dilakukan. Pembentukan otorita Danau Toba adalah terobosan bijak menembus tembok kebuntuan selama ini. Saya setuju,” cetus Hinca, kepada koran ini di Jakarta, Jumat (27/11).

Namun diakui, dirinya belum bisa memberikan komentar lebih jauh, lantaran belum bisa diketahui bagaimana nanti sruktur , mekanisme kerja, dan juga target yang ingin dicapai dengan adanya Badan Otorita itu.

“Pembentukan ini baru awalnya. Yang kemudian lebih berat adalah bagaimana implementasinya,” cetus pria yang juga penggiat di Komunitas Ruma Hela.

Dikatakan, mendirikan sebuah badan memang mudah. Yang sulit, lanjutnya, bagaimana nantinya bisa menjalankan fungsinya dengan baik.

“Mendirikan koran jauh lebih mudah, yang sulit besok berita apa yang akan disajikan,” ucap pria bergelar doktor itu memberikan perumpamaan.

Hinca, yang beberapa kali terlibat pembahasan pengembangan Danau Toba dalam rapat-rapat Pemprov Sumut dengan Kementerian Pariwisata itu, mengaku siap memberikan masukan tentang apa yang mesti harus dilakukan Badan Otorita. “Saya akan dengan senang hati memberikan menu kerja Badan Otorita Danau Toba,” kata Hinca.

Diberitakan sebelumnya, mantan Direktur Pemasaran Dalam Negeri Kementerian Pariwisata M.Faried Moertolo mengatakan, salah satu tantangan yang akan dihadapi Badan Otorita danau Toba nantinya adalah egoisme kedaerahan. Dimana, berdasar pengalamannya, sulit sekali pengkoordinasian antarpemda yang ada di sekitar Danau Toba. Badan Otorita, misalnya Badan Otorita Batam, yang merupakan lembaga bentukan pemerintah pusat, kerapkali bersinggungan dengan egoisme kedaerahan yang dibungkus era otonomi daerah.

Menanggapi hal tersebut, Hinca mengatakan, tantangan merupakan hal yang biasa.Hal seperti itulah salah satu masalah yang harus ditangani Badan Otorita ke depan. “Itu tantangannya dan seni memimpin tujuh naga di beranda Danau Toba,” pungkas Hinca.

Yang dimaksud adalah tujuh pemda di sekitar Danau Toba, yakni Samosir, Toba Samosir, Simalungun, Taput, Humbahas, Dairi, dan Karo. (sam)

Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS Peserta kejuaraan paralayang saat  memeriahkan Pesta Danau Toba 2013 yang diikuti sebanyak 45 peserta dari lima provinsi di Indonesia. Ke depan, Presiden Jokowi berencana membentuk Badan otorita Kawasan Danau Toba.
Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS
Peserta kejuaraan paralayang saat memeriahkan Pesta Danau Toba 2013 yang diikuti sebanyak 45 peserta dari lima provinsi di Indonesia. Ke depan, Presiden Jokowi berencana membentuk Badan otorita Kawasan Danau Toba.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Rencana Presiden Jokowi Widodo membentuk Badan Otorita Pariwisata Kawasan Danau Toba, mendapat tanggapan pesimistis dan optimistis. Jika mantan Direktur Pemasaran Dalam Negeri Kementerian Pariwisata M.Faried Moertolo tidak begitu yakin Badan Otorita akan mampu mengubah Danau Toba sebagai destinasi wisata bertaraf internasional yang bisa dihandalkan, lain halnya dengan Hinca Pandjaitan.

Tokoh asal Sumut yang selama ini getol terlibat dalam pengembangan Danau Toba itu menyambut baik rencana pembentukan Badan Otorita Danau Toba, yang nantinya dipayungi dengan Kepres, yang ditarget terbit Desember 2015.

Pria yang kini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu mengatakan, rencana pembentukan Badan Otorita dimaksud harus dimaknai sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mengembangan Danau Toba sebagai kawasan wisata yang moncer di level internasional.

“Upaya terus menerus memikirkan bagaimana mengelola dan merawat danau tiba harus terus dilakukan. Pembentukan otorita Danau Toba adalah terobosan bijak menembus tembok kebuntuan selama ini. Saya setuju,” cetus Hinca, kepada koran ini di Jakarta, Jumat (27/11).

Namun diakui, dirinya belum bisa memberikan komentar lebih jauh, lantaran belum bisa diketahui bagaimana nanti sruktur , mekanisme kerja, dan juga target yang ingin dicapai dengan adanya Badan Otorita itu.

“Pembentukan ini baru awalnya. Yang kemudian lebih berat adalah bagaimana implementasinya,” cetus pria yang juga penggiat di Komunitas Ruma Hela.

Dikatakan, mendirikan sebuah badan memang mudah. Yang sulit, lanjutnya, bagaimana nantinya bisa menjalankan fungsinya dengan baik.

“Mendirikan koran jauh lebih mudah, yang sulit besok berita apa yang akan disajikan,” ucap pria bergelar doktor itu memberikan perumpamaan.

Hinca, yang beberapa kali terlibat pembahasan pengembangan Danau Toba dalam rapat-rapat Pemprov Sumut dengan Kementerian Pariwisata itu, mengaku siap memberikan masukan tentang apa yang mesti harus dilakukan Badan Otorita. “Saya akan dengan senang hati memberikan menu kerja Badan Otorita Danau Toba,” kata Hinca.

Diberitakan sebelumnya, mantan Direktur Pemasaran Dalam Negeri Kementerian Pariwisata M.Faried Moertolo mengatakan, salah satu tantangan yang akan dihadapi Badan Otorita danau Toba nantinya adalah egoisme kedaerahan. Dimana, berdasar pengalamannya, sulit sekali pengkoordinasian antarpemda yang ada di sekitar Danau Toba. Badan Otorita, misalnya Badan Otorita Batam, yang merupakan lembaga bentukan pemerintah pusat, kerapkali bersinggungan dengan egoisme kedaerahan yang dibungkus era otonomi daerah.

Menanggapi hal tersebut, Hinca mengatakan, tantangan merupakan hal yang biasa.Hal seperti itulah salah satu masalah yang harus ditangani Badan Otorita ke depan. “Itu tantangannya dan seni memimpin tujuh naga di beranda Danau Toba,” pungkas Hinca.

Yang dimaksud adalah tujuh pemda di sekitar Danau Toba, yakni Samosir, Toba Samosir, Simalungun, Taput, Humbahas, Dairi, dan Karo. (sam)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/