25.6 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Gus, Gatot, dan RE Teratas

Prediksi Jelang Pilgubsu 2013

MEDAN-Telah banyak nama yang muncul jelang Pilgubsu 2013 mendatang. Berbagai prediksi tentang langkah yang akan diambil partai pun telah disajikan. Hasilnya, dari penelusuran Sumut Pos di masyarakat dan pengamat, dua nama diyakini akan bersaing ketat menuju BK 1. Siapa lagi kalau bukan Gus Irawan Pasaribu dan Gatot Pujo Nugroho. Untuk BK2, hanya satu nama RE Nainggolan.

Kemarin, Sumut Pos  bertemu dengan ketua dan sekretaris salah satu partai yang ada di Sumut. Atas nama kepentingan, politisi tersebut tak ingin namanya dikorankan.

Dari perbicangan dengan mereka, sosok Gus dan Gatot memang tidak bisa dipungkiri memimpin dibanding nama-nama lain yang telah muncul untuk Pilgubsu 2013 mendatang.

Selain itu, rivalitas dari keduanya akan berjalan sengit. Karena, baik menurut sang ketua maupun sekretaris partai tersebut, kedua tokoh ini adalah sosok yang paling diminati masyarakat. “Kalau Pilgubsu ini Gatot nggak ikut, macam makan tanpa garam. Nggak seru. Saingannya ini, Gus Irawan. Nah pertanyaannya, apa mungkin nanti orang ini koalisi. Kalau koalisi berat juga, karena dua orang ini sama-sama mau jadi nomor satu,” urai mereka.

Sang sekjen partai tersebut menuturkan, sosok RE Nainggolan juga layak diperhitungkan. Hanya saja, menurutnya, ada satu ketidakmungkinan akan terjadi bila Gatot dipasangkan dengan RE Nainggolan. Namun, sambungnya, cukup ideal bila Gus Irawan bersanding dengan RE Nainggolan “Nggak mungkin dan tidak dibenarkan sama partainya, kalau Gatot sama RE Nainggolan dipasangkan. Gus Irawan kayaknya cukup pas sama RE Nainggolan,” kata sang Sekjen yang dibarengi anggukkan kepala sang ketua partai.

Ucapan mereka dengan melebihkan nama Gus dan Gatot bukan tanpa alasan. Pasalnya, yang berkembang dari prediksi per partai memang lebih banyak mengarah ke Dirut Bank Sumut dan Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu tersebut.

Misalnya, Partai Golkar. Bagi partai bergambar pohon beringin ini sosok yang berpeluang besar akan menjadi jagonya dalam Pilgubsu 2013 mendatang mulai mengerucut pada tiga nama, Gus Irawan Pasaribu, mantan Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapoldasu) yang saat ini menjabat sebagai Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian (Kalemdikpol) RI, Komjen Pol Oegroseno, dan Bupati Serdang Bedagai (Sergai), HT Erry Nuradi.

Untuk hal ini, salah seorang anggota Fraksi Golkar DPRD Sumut, Richard Eddy M Lingga yang dikonfirmasi Sumut Pos mengaku, sejauh ini belum ada keputusan DPD Partai Golkar. “Wah, saya tidak tahu soal itu. Karena itu urusan DPD. Sejauh ini belum ada,” jawabnya singkat.

Bagaimana dengan partai lainnya? Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) serta partai-partai gurem lainnya, kelihatannya akan melabuhkan hatinya ke beberapa sosok. Pertama, Gatot selaku incumbent. Kemudian RE Nainggolan juga disebut-sebut. Gus Irawan pun masuk dalam daftar nominasi.

Untuk yang ini, anggota Fraksi PAN DPRD Sumut, Muslim Simbolon menyatakan, untuk Partai PAN juga belum ada memutuskan siapa yang akan dimajukan pada Pilgubsu 2013 mendatang. Namun, Muslim Simbolon juga sempat menyebut-nyebut nama Ketua DPW PAN Sumut, Syah Afandin alias Ondim.

Menurutnya, setiap partai pasti menginginkan salah seorang kadernya untuk maju, baik untuk orang nomor satu ataupun nomor dua. “ Tidak mungkin mendahulukan orang lain. Misalnya PAN ada Syah Afandin, PPP ada Fadly Nurzal dan lainnya,” terangnya.
Yang sedikit berbeda adalah Partai Demokrat Sumut. Mereka tampaknya masih bertahan dengan tiga nama seperti Rahmat Shah, Mayjend AY Nasution, dan HT Milwan.

Menariknya, informasi yang diperoleh Sumut Pos dari salah seorang fungsionaris partai besar di Sumut, bahwa pada Sabtu (21/1) lalu, RE Nainggolan membuat pertemuan di kediaman fungsionaris Partai Demokrat Sumut, Palar Nainggolan. Agendanya adalah tentang rencana RE Nainggolan maju untuk Sumut 1.

Pada pertemuan tersebut konon kabarnya, sebagian besar yang diundang adalah Pimpinan Partai Demokrat dari kabupaten/kota. Jadi, kemungkinan besar RE Nainggolan akan bersaing dengan Pangkostrad AY Nasution. Mengenai kabar tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjend) Partai Demokrat Sumut, Tahan Manahan Panggabean yang dikonfirmasi hal itu mengaku, tidak tahu. “Saya tidak tahu ada pertemuan itu. Tapi saya pikir tidaklah. Tidak ada pertemuan untuk membahas calon dari Demokrat. Mungkin saja, itu pertemuan atas nama pribadi,” jawabnya.

Lalu, bagaimana dengan PDIP? Seperti diberitakan, partai ini lebih hati-hati memunculkan nama. Selama ini nama yang berada masih sebatas Tri Tamtomo. Nama baru yang muncul adalah nama Sofyan Tan.

Terkait dengan itu, ketua partai yang tak ingin namanya dikorankan tadi mengatakan dua nama dari PDIP tersebut tampaknya akan sulit maju. “Tritamtomo kayaknya nggak mau lagi. Kalau Sofyan Tan, bisa-bisa saja. Politik kan tidak bisa ditebak. Tapi, nanti gampang dimainkan sama yang lain. Isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) itu,” tutur ketua partai tersebut.
Dua Syarat Menjadi Gubsu
Sementara itu dari Jakarta, pengamat politik lokal, Ray Rangkuti mengajukan dua syarat bagi kandidat, sehingga layak memimpin Sumut ke depan. Menurut aktivis asal Mandailing Natal (Natal), publik saat ini secara umum, tidak hanya di Sumut, menghendaki figur yang mampu menjawab dua isu penting. Yakni, isu antikorupsi, dan kedua, isu mengenai kemandirian daerah di era otonomi saat ini.

“Tren yang dikehendaki publik saat ini adalah sosok yang menggambarkan isu antikorupsi, dan sekaligus mampu mengelola sumber daya alam untuk kemandirian ekonomi daerah. Kemandirian ini juga menyangkut bagaimana memberdayakan kelompok ekonomi menengah ke bawah,” urai Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), kemarin.

Menurut mantan Ketua Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) itu, dua syarat itulah yang harus melekat pada diri gubernur Sumut ke depan, sebagaimana dikehendaki publik. Karenanya, saran Ray, sejak sekarang publik di Sumut harus mulai melakukan tracking terhadap nama-nama kandidat yang muncul, kiranya siapa sosok yang memenuhi dua kriteria itu.

Untuk melacak isu antikorupsi, menurut aktivis antikorupsi itu, sangatlah mudah. Pasalnya, dari nama-nama yang muncul, sebagian besar merupakan pejabat dan mantan pejabat, termasuk politisi.  Sementara, untuk melacak isu kedua, yakni kemandirian ekonomi, malah sangat mudah. “Sejauh mana kiprahnya selama ini dalam pemberdayaan ekonomi kerakyatan,” ujar Ray.

Terkait dengan syarat kiprah pemberdayaan masyarakat, bagaimana dengan Gus Irawan yang Dirut Bank Sumut? Ray terang-terangan menyebut, Gus Irawan sudah punya poin untuk syarat yang satu ini. “Kalau sejarah sepak terjangnya sudah menunjukkan dia berpihak ke pengusaha kecil menengah ke bawah, itu kredit poin bagi dia. Tinggal bagaimana soal isu antikorupsinya, itu yang harus dilacak, sehingga komplit kriterianya,” kata Ray.

Ditanya mengenai komposisi cagub-cawagub yang ideal dari latar belakanga kandidat, Ray mengatakan, siapa pun dan bagaimana pun kombinasi cagub-cawagub, tetap harus memenuhi dua syarat itu.  Namun, ada catatan khusus dari Ray, yang nampak antipati dengan kandidat yang berlatar belakang politisi.  “Karena partai tak pernah menciptakan orang-orang yang ideal, tapi menciptakan orang-orang yang kemaruk (rakus kekayaan, red),” dalih Ray. (ari/sam)

Prediksi Jelang Pilgubsu 2013

MEDAN-Telah banyak nama yang muncul jelang Pilgubsu 2013 mendatang. Berbagai prediksi tentang langkah yang akan diambil partai pun telah disajikan. Hasilnya, dari penelusuran Sumut Pos di masyarakat dan pengamat, dua nama diyakini akan bersaing ketat menuju BK 1. Siapa lagi kalau bukan Gus Irawan Pasaribu dan Gatot Pujo Nugroho. Untuk BK2, hanya satu nama RE Nainggolan.

Kemarin, Sumut Pos  bertemu dengan ketua dan sekretaris salah satu partai yang ada di Sumut. Atas nama kepentingan, politisi tersebut tak ingin namanya dikorankan.

Dari perbicangan dengan mereka, sosok Gus dan Gatot memang tidak bisa dipungkiri memimpin dibanding nama-nama lain yang telah muncul untuk Pilgubsu 2013 mendatang.

Selain itu, rivalitas dari keduanya akan berjalan sengit. Karena, baik menurut sang ketua maupun sekretaris partai tersebut, kedua tokoh ini adalah sosok yang paling diminati masyarakat. “Kalau Pilgubsu ini Gatot nggak ikut, macam makan tanpa garam. Nggak seru. Saingannya ini, Gus Irawan. Nah pertanyaannya, apa mungkin nanti orang ini koalisi. Kalau koalisi berat juga, karena dua orang ini sama-sama mau jadi nomor satu,” urai mereka.

Sang sekjen partai tersebut menuturkan, sosok RE Nainggolan juga layak diperhitungkan. Hanya saja, menurutnya, ada satu ketidakmungkinan akan terjadi bila Gatot dipasangkan dengan RE Nainggolan. Namun, sambungnya, cukup ideal bila Gus Irawan bersanding dengan RE Nainggolan “Nggak mungkin dan tidak dibenarkan sama partainya, kalau Gatot sama RE Nainggolan dipasangkan. Gus Irawan kayaknya cukup pas sama RE Nainggolan,” kata sang Sekjen yang dibarengi anggukkan kepala sang ketua partai.

Ucapan mereka dengan melebihkan nama Gus dan Gatot bukan tanpa alasan. Pasalnya, yang berkembang dari prediksi per partai memang lebih banyak mengarah ke Dirut Bank Sumut dan Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu tersebut.

Misalnya, Partai Golkar. Bagi partai bergambar pohon beringin ini sosok yang berpeluang besar akan menjadi jagonya dalam Pilgubsu 2013 mendatang mulai mengerucut pada tiga nama, Gus Irawan Pasaribu, mantan Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapoldasu) yang saat ini menjabat sebagai Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian (Kalemdikpol) RI, Komjen Pol Oegroseno, dan Bupati Serdang Bedagai (Sergai), HT Erry Nuradi.

Untuk hal ini, salah seorang anggota Fraksi Golkar DPRD Sumut, Richard Eddy M Lingga yang dikonfirmasi Sumut Pos mengaku, sejauh ini belum ada keputusan DPD Partai Golkar. “Wah, saya tidak tahu soal itu. Karena itu urusan DPD. Sejauh ini belum ada,” jawabnya singkat.

Bagaimana dengan partai lainnya? Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) serta partai-partai gurem lainnya, kelihatannya akan melabuhkan hatinya ke beberapa sosok. Pertama, Gatot selaku incumbent. Kemudian RE Nainggolan juga disebut-sebut. Gus Irawan pun masuk dalam daftar nominasi.

Untuk yang ini, anggota Fraksi PAN DPRD Sumut, Muslim Simbolon menyatakan, untuk Partai PAN juga belum ada memutuskan siapa yang akan dimajukan pada Pilgubsu 2013 mendatang. Namun, Muslim Simbolon juga sempat menyebut-nyebut nama Ketua DPW PAN Sumut, Syah Afandin alias Ondim.

Menurutnya, setiap partai pasti menginginkan salah seorang kadernya untuk maju, baik untuk orang nomor satu ataupun nomor dua. “ Tidak mungkin mendahulukan orang lain. Misalnya PAN ada Syah Afandin, PPP ada Fadly Nurzal dan lainnya,” terangnya.
Yang sedikit berbeda adalah Partai Demokrat Sumut. Mereka tampaknya masih bertahan dengan tiga nama seperti Rahmat Shah, Mayjend AY Nasution, dan HT Milwan.

Menariknya, informasi yang diperoleh Sumut Pos dari salah seorang fungsionaris partai besar di Sumut, bahwa pada Sabtu (21/1) lalu, RE Nainggolan membuat pertemuan di kediaman fungsionaris Partai Demokrat Sumut, Palar Nainggolan. Agendanya adalah tentang rencana RE Nainggolan maju untuk Sumut 1.

Pada pertemuan tersebut konon kabarnya, sebagian besar yang diundang adalah Pimpinan Partai Demokrat dari kabupaten/kota. Jadi, kemungkinan besar RE Nainggolan akan bersaing dengan Pangkostrad AY Nasution. Mengenai kabar tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjend) Partai Demokrat Sumut, Tahan Manahan Panggabean yang dikonfirmasi hal itu mengaku, tidak tahu. “Saya tidak tahu ada pertemuan itu. Tapi saya pikir tidaklah. Tidak ada pertemuan untuk membahas calon dari Demokrat. Mungkin saja, itu pertemuan atas nama pribadi,” jawabnya.

Lalu, bagaimana dengan PDIP? Seperti diberitakan, partai ini lebih hati-hati memunculkan nama. Selama ini nama yang berada masih sebatas Tri Tamtomo. Nama baru yang muncul adalah nama Sofyan Tan.

Terkait dengan itu, ketua partai yang tak ingin namanya dikorankan tadi mengatakan dua nama dari PDIP tersebut tampaknya akan sulit maju. “Tritamtomo kayaknya nggak mau lagi. Kalau Sofyan Tan, bisa-bisa saja. Politik kan tidak bisa ditebak. Tapi, nanti gampang dimainkan sama yang lain. Isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) itu,” tutur ketua partai tersebut.
Dua Syarat Menjadi Gubsu
Sementara itu dari Jakarta, pengamat politik lokal, Ray Rangkuti mengajukan dua syarat bagi kandidat, sehingga layak memimpin Sumut ke depan. Menurut aktivis asal Mandailing Natal (Natal), publik saat ini secara umum, tidak hanya di Sumut, menghendaki figur yang mampu menjawab dua isu penting. Yakni, isu antikorupsi, dan kedua, isu mengenai kemandirian daerah di era otonomi saat ini.

“Tren yang dikehendaki publik saat ini adalah sosok yang menggambarkan isu antikorupsi, dan sekaligus mampu mengelola sumber daya alam untuk kemandirian ekonomi daerah. Kemandirian ini juga menyangkut bagaimana memberdayakan kelompok ekonomi menengah ke bawah,” urai Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), kemarin.

Menurut mantan Ketua Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) itu, dua syarat itulah yang harus melekat pada diri gubernur Sumut ke depan, sebagaimana dikehendaki publik. Karenanya, saran Ray, sejak sekarang publik di Sumut harus mulai melakukan tracking terhadap nama-nama kandidat yang muncul, kiranya siapa sosok yang memenuhi dua kriteria itu.

Untuk melacak isu antikorupsi, menurut aktivis antikorupsi itu, sangatlah mudah. Pasalnya, dari nama-nama yang muncul, sebagian besar merupakan pejabat dan mantan pejabat, termasuk politisi.  Sementara, untuk melacak isu kedua, yakni kemandirian ekonomi, malah sangat mudah. “Sejauh mana kiprahnya selama ini dalam pemberdayaan ekonomi kerakyatan,” ujar Ray.

Terkait dengan syarat kiprah pemberdayaan masyarakat, bagaimana dengan Gus Irawan yang Dirut Bank Sumut? Ray terang-terangan menyebut, Gus Irawan sudah punya poin untuk syarat yang satu ini. “Kalau sejarah sepak terjangnya sudah menunjukkan dia berpihak ke pengusaha kecil menengah ke bawah, itu kredit poin bagi dia. Tinggal bagaimana soal isu antikorupsinya, itu yang harus dilacak, sehingga komplit kriterianya,” kata Ray.

Ditanya mengenai komposisi cagub-cawagub yang ideal dari latar belakanga kandidat, Ray mengatakan, siapa pun dan bagaimana pun kombinasi cagub-cawagub, tetap harus memenuhi dua syarat itu.  Namun, ada catatan khusus dari Ray, yang nampak antipati dengan kandidat yang berlatar belakang politisi.  “Karena partai tak pernah menciptakan orang-orang yang ideal, tapi menciptakan orang-orang yang kemaruk (rakus kekayaan, red),” dalih Ray. (ari/sam)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/