29 C
Medan
Tuesday, December 10, 2024
spot_img

Dua Kubu OKP Perang, 30 Pemuda Diarak ke Polsek

Foto: Amri/PM Anggota OKP dari IPK disuruh tengkurap, usai perang dengan PP memperebutkan lahan eks HGU di Pasar 1 Desa Amplas, Percut Seituan, Jumat (27/3/2015) siang.
Foto: Amri/PM
Anggota OKP dari FKPPI disuruh tengkurap, usai perang dengan PP memperebutkan lahan eks HGU di Pasar 1 Desa Amplas, Percut Seituan, Jumat (27/3/2015) siang.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Persaingan penguasaan lahan garapan di Pasar 1 Desa Amplas, Percut Seituan, membuat dua Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP) saling serang. Lemparan batu, kayu dan saling ketapel terjadi, Jumat (27/3) sekira pukul 12.00 WIB. Namun aksi kedua kubu tak sempat membesar setelah polisi mengamankan sejumlah orang dari kedua OKP yang bersiteru itu.

‘Perang’ kedua OKP, diduga berawal dari sengketa lahan garapan eks HGU PTPN2 yang sudah sejak lama jadi rebutan di Pasar 1 sampai Pasar 3 Tembung.

Dua kubu yang saling klaim, akhirnya menurunkan massa masing-masing dari OKP yang berbeda. Bentrok sempat terjadi dengan perang batu. Kedua kubu saling lempar batu dalam jarak hanya 20 meter. Akibatnya, 2 mobil loreng PP dan 1 mobil Avanza rusak parah terkena lemparan batu. Selanjutnya, ketiga mobil digiring ke Mapolsek Percut Sei Tuan.

Selain mengamankan 3 unit mobil dan 1 kereta, polisi juga mengamankan 15 pria berseragam FKPPI dan 10 orang berseragam Pemuda Pancasila (PP). Puluhan pentungan kayu, batu, ketapel dan lainnya sebagai alat perang, turut diamankan.

“Kedua kubu ini tak mau mengaku, mereka bersikeras tak menyerang terlebih dahulu,” ujar AKP Luhut Sihombing Kanit Reskrim Polsek Percut Seituan.

Foto: Amri/PM Anggota OKP dari Pemuda Pancasila diamankan polisi, usai perang dengan FKPPI memperebutkan lahan eks HGU di Pasar 1 Desa Amplas, Percut Seituan, Jumat (27/3/2015) siang.
Foto: Amri/PM
Anggota OKP dari Pemuda Pancasila diamankan polisi, usai perang dengan FKPPI memperebutkan lahan eks HGU di Pasar 1 Desa Amplas, Percut Seituan, Jumat (27/3/2015) siang.

“Dasar bentrok katanya dipicu masalah lahan garapan. Awal yang bersengketa ini sebenarnya antara OKP PP sendiri. Namun salah satu dari pemimpin PP yang tak senang, mengundang FKPPI dan bersiap akan melakukan penyerangan juga,” jelas Kapolsek Percut Seituan, Kompol Ronald Sipayung, SH SIK SH yang meninjau lokasi kejadian.

Sambungnya, lahan tanah garapan yang sudah dibangun rumah gubuk dan semi permanen itu, sudah lama jadi rebutan. Selama ini lahan puluhn hektar tersebut dikuasai oleh PP pihak Senen. Di seberang lahan juga ada pihak PP yang diketuai Pinggol, juga membuka lahan galian c. Keduanya pun saling klaim dan ingin kuasai lahan dan nyaris bacok-bacokan. Apalagi PP pihak Senen mengundang FKPPI untuk membantu mereka sehingga permasalahan semakin memanas.

Saat polisi mengamankan kedua kubu, banyak anggota OKP ini yang kabur. Sebagian yang tak sempat kabur, langsung merunduk setelah polisi menembakkan senjata laras panjangnya ke atas sebanyak tiga kali. “Tiarap gak kalian, kalau tidak kami tembak,” ujar Kompol Ronald, berusaha meredam aksi kedua kubu.

Sejumlah pria berseragam OKP itu merunduk dan tiarap. Pinggol dan 10 anggotanya berhasil diamankan, sementara Senen tak terlihat lagi di lokasi. Wrga setempat tak mau ambil pusing soal bentrokan, karena hal tersebut sudah menjadi rutinitas di sana. “Bentrok gini aja, kecil ini Bang, orang tak ada yang mati,” ujar Yusuf warga setempat.(mri/trg)

Foto: Amri/PM Anggota OKP dari IPK disuruh tengkurap, usai perang dengan PP memperebutkan lahan eks HGU di Pasar 1 Desa Amplas, Percut Seituan, Jumat (27/3/2015) siang.
Foto: Amri/PM
Anggota OKP dari FKPPI disuruh tengkurap, usai perang dengan PP memperebutkan lahan eks HGU di Pasar 1 Desa Amplas, Percut Seituan, Jumat (27/3/2015) siang.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Persaingan penguasaan lahan garapan di Pasar 1 Desa Amplas, Percut Seituan, membuat dua Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP) saling serang. Lemparan batu, kayu dan saling ketapel terjadi, Jumat (27/3) sekira pukul 12.00 WIB. Namun aksi kedua kubu tak sempat membesar setelah polisi mengamankan sejumlah orang dari kedua OKP yang bersiteru itu.

‘Perang’ kedua OKP, diduga berawal dari sengketa lahan garapan eks HGU PTPN2 yang sudah sejak lama jadi rebutan di Pasar 1 sampai Pasar 3 Tembung.

Dua kubu yang saling klaim, akhirnya menurunkan massa masing-masing dari OKP yang berbeda. Bentrok sempat terjadi dengan perang batu. Kedua kubu saling lempar batu dalam jarak hanya 20 meter. Akibatnya, 2 mobil loreng PP dan 1 mobil Avanza rusak parah terkena lemparan batu. Selanjutnya, ketiga mobil digiring ke Mapolsek Percut Sei Tuan.

Selain mengamankan 3 unit mobil dan 1 kereta, polisi juga mengamankan 15 pria berseragam FKPPI dan 10 orang berseragam Pemuda Pancasila (PP). Puluhan pentungan kayu, batu, ketapel dan lainnya sebagai alat perang, turut diamankan.

“Kedua kubu ini tak mau mengaku, mereka bersikeras tak menyerang terlebih dahulu,” ujar AKP Luhut Sihombing Kanit Reskrim Polsek Percut Seituan.

Foto: Amri/PM Anggota OKP dari Pemuda Pancasila diamankan polisi, usai perang dengan FKPPI memperebutkan lahan eks HGU di Pasar 1 Desa Amplas, Percut Seituan, Jumat (27/3/2015) siang.
Foto: Amri/PM
Anggota OKP dari Pemuda Pancasila diamankan polisi, usai perang dengan FKPPI memperebutkan lahan eks HGU di Pasar 1 Desa Amplas, Percut Seituan, Jumat (27/3/2015) siang.

“Dasar bentrok katanya dipicu masalah lahan garapan. Awal yang bersengketa ini sebenarnya antara OKP PP sendiri. Namun salah satu dari pemimpin PP yang tak senang, mengundang FKPPI dan bersiap akan melakukan penyerangan juga,” jelas Kapolsek Percut Seituan, Kompol Ronald Sipayung, SH SIK SH yang meninjau lokasi kejadian.

Sambungnya, lahan tanah garapan yang sudah dibangun rumah gubuk dan semi permanen itu, sudah lama jadi rebutan. Selama ini lahan puluhn hektar tersebut dikuasai oleh PP pihak Senen. Di seberang lahan juga ada pihak PP yang diketuai Pinggol, juga membuka lahan galian c. Keduanya pun saling klaim dan ingin kuasai lahan dan nyaris bacok-bacokan. Apalagi PP pihak Senen mengundang FKPPI untuk membantu mereka sehingga permasalahan semakin memanas.

Saat polisi mengamankan kedua kubu, banyak anggota OKP ini yang kabur. Sebagian yang tak sempat kabur, langsung merunduk setelah polisi menembakkan senjata laras panjangnya ke atas sebanyak tiga kali. “Tiarap gak kalian, kalau tidak kami tembak,” ujar Kompol Ronald, berusaha meredam aksi kedua kubu.

Sejumlah pria berseragam OKP itu merunduk dan tiarap. Pinggol dan 10 anggotanya berhasil diamankan, sementara Senen tak terlihat lagi di lokasi. Wrga setempat tak mau ambil pusing soal bentrokan, karena hal tersebut sudah menjadi rutinitas di sana. “Bentrok gini aja, kecil ini Bang, orang tak ada yang mati,” ujar Yusuf warga setempat.(mri/trg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/