
Ibu muda yang kerasukan, dibawa warga ke Polsek Percut untuk membuat laporan tentang roh yang mengaku korban pembunuhan dan pemerkosaan. Tapi polisi menolak laporan mereka dengan alasan tidak cukup bukti.
Sebelumnya Siti (24) warga Jalan Letda Sujono, Gang Keluarga, Lingkungan 6, Medan Tembung sudah lima hari kerasukan mahluk halus. Dari pengakuan ibu beranak dua itu, dirinya kerasukan makhluk yang telah mati dibunuh dan jasadnya ditanam di ruko itu. Warga yang cemas dan percaya kalau ruko tersebut berhantu, lantas meminta persetujuan Kepala Lingkungan 6, Irwansyah Lubis alias Budi, bersama pemuka masyarakat dan polisi untuk membongkar ruko tersebut.
Setelah masyarakat masuk dan menghubungi pemilik ruko, warga lantas memanggil Siti yang didampingi paranormal. Siti yang kerasukan arwah Santi (mantan pembantu di rumah itu), menunjukan titik di mana jasadnya dikuburkan. Awalnya, Siti yang kerasukan arwah Santi menunjukan jika jasad perempuan itu di semen di dinding sudut tembok lantai empat rumah itu.
Saat Siti kerasukan, dia meronta-ronta sembari menyebut jika jasad Santi berada di genteng yang bercor di lantai atas. “Dia mengaku kalau, dia disiksa di kamar lantai dua, lalu dibunuh di rumah ini. Korban yang dibunuh itu katanya cantik, mengenakan pakaian merah. Kalau dari hasil penerawangan saya, memang ada,” kata seorang paranormal.
Dari pengakuan Siti yang kerasukan makhluk halus, arwah tersebut bernama Santi Boru Simanjutak. Siti menuturkan, arwah Santi memiliki wajah dan tubuh sangat cantik, namun dia dibunuh usai diperkosa. “Di situ saya dikubur, kepala di sini dan kaki di sini,” ucap Siti sembari geliat-geliat dengan kepala terus bergoyang.
Kecurigaan warga kembali menguat saat ada yang mengetahui dulunya ada pembantu di rumah itu yang cantik dan biasa disapa Anti atau Santi.
“Saya orang lama di sini. Memang dulu ada pembantunya di situ dan sering main ke warung depan. Orangya kecil, langsing dan cantik. Saya pun tahu pasti orangnya, soalnya dulu masih belasan umurnya, seusia saya,” ungkap wanita setempat yang ikut melihat pembongkaran.
Namun, setelah warga membongkar keramik beton di lantai atas dalam beberapa jam dengan diameter kedalaman sekira 5 cm dan panjang 20 cm, warga tak menemukan sesuatu. Setelah berkoordinasi, warga memutuskan menghentikannya, lantaran dipastikan tidak ada mayat manusia yang ditanam di lokasi. Siti dan keluarganya pergi meninggalkan ruko kosong itu. (mri/deo)