Dikatakannya, Insyaallah jika rakyat memberikan amanah kepada Eramas maka Eramas wajib menjalankan amanah itu. Kembali ia tegaskan bahwa dirina dan Ijeck bukan semata-mata ingin menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut. Tapi secara aturan bahwa Eramas harus mengambil legalitas untuk membangun Sumut dalam rangka merealisasikan visi dan misi hingga tercapainya Sumut Bermatabat.
“Legalitas itu adalah kekuasaan. Ini yang mau kita rebut. Karena tanpa adanya legalitas kita tidak akan bisa merealisasikan visi dan misi kita. Untuk itu mari kita kawal keunggulan ini. Ini harga diri kita sebagai masyarakat Sumut. Saya tidak mau Sumut dibilang sarang penyamun dan sarang korupsi,” tegasnya.
Di pengujung sambutannya, Edy juga menolak usulan sejumlah masyarakat untuk menggelar pawai akbar atas kemenangan Eramas. Ia lebih memilih menggelar hajat sebagai wujud syukur atas kemenangan Eramas nantinya.
“Tak pawai saja Kota Medan macet. Belum bekerja kita sudah menyusahkan rakyat. Nanti kita pilih tempat yang nyaman kita buat syukuran. Ketika nanti sudah diputuskan KPU, saya akan bicara tentang program prioritas 100 hari. Kawal ini. Saya dan Musa Rajekshah kami janji, demi Allah yang Maha Besar, demi amanah rakyat bersama-sama mewujudkan Sumut Bermartabat,” katanya.
Pasangan Edy, Musa Rajekshah (Ijeck) juga mengucapkan puji syukur atas keunggulan Eramas. Ia mengatakan, kemenangan Eramas merupakan perjuangan awal dan telah menunggu perjuangan-perjuangan lainnya dalam mewujudkan Sumut Bermartabat.
“Kita sadar tantangan kita kemarin cukup berat tapi kita bisa melalui dengan cara-cara bermartabat. Jangan lagi bicarakan perbedaan. Mari kita jalin persatuan dan kesatuan. Karena kemenangan ini bukan kemenangan Eramas tapi kemenangan masyarakat Sumut,” ujarnya.
Ijeck sendiri mengaku puas dengan hasil quick count tersebut. “Intinya puas. Ini merupakan hasil perjuangan selama setahun,” katanya dengan nada lega.(mea/prn/bal)
Dikatakannya, Insyaallah jika rakyat memberikan amanah kepada Eramas maka Eramas wajib menjalankan amanah itu. Kembali ia tegaskan bahwa dirina dan Ijeck bukan semata-mata ingin menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut. Tapi secara aturan bahwa Eramas harus mengambil legalitas untuk membangun Sumut dalam rangka merealisasikan visi dan misi hingga tercapainya Sumut Bermatabat.
“Legalitas itu adalah kekuasaan. Ini yang mau kita rebut. Karena tanpa adanya legalitas kita tidak akan bisa merealisasikan visi dan misi kita. Untuk itu mari kita kawal keunggulan ini. Ini harga diri kita sebagai masyarakat Sumut. Saya tidak mau Sumut dibilang sarang penyamun dan sarang korupsi,” tegasnya.
Di pengujung sambutannya, Edy juga menolak usulan sejumlah masyarakat untuk menggelar pawai akbar atas kemenangan Eramas. Ia lebih memilih menggelar hajat sebagai wujud syukur atas kemenangan Eramas nantinya.
“Tak pawai saja Kota Medan macet. Belum bekerja kita sudah menyusahkan rakyat. Nanti kita pilih tempat yang nyaman kita buat syukuran. Ketika nanti sudah diputuskan KPU, saya akan bicara tentang program prioritas 100 hari. Kawal ini. Saya dan Musa Rajekshah kami janji, demi Allah yang Maha Besar, demi amanah rakyat bersama-sama mewujudkan Sumut Bermartabat,” katanya.
Pasangan Edy, Musa Rajekshah (Ijeck) juga mengucapkan puji syukur atas keunggulan Eramas. Ia mengatakan, kemenangan Eramas merupakan perjuangan awal dan telah menunggu perjuangan-perjuangan lainnya dalam mewujudkan Sumut Bermartabat.
“Kita sadar tantangan kita kemarin cukup berat tapi kita bisa melalui dengan cara-cara bermartabat. Jangan lagi bicarakan perbedaan. Mari kita jalin persatuan dan kesatuan. Karena kemenangan ini bukan kemenangan Eramas tapi kemenangan masyarakat Sumut,” ujarnya.
Ijeck sendiri mengaku puas dengan hasil quick count tersebut. “Intinya puas. Ini merupakan hasil perjuangan selama setahun,” katanya dengan nada lega.(mea/prn/bal)