31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Perbasi Dinilai Gagal Jadi Penyelenggara

SURABAYA – Sejumlah pekerjaan rumah menunggu diselesaikan PP Perbasi. Induk organisasi basket se Indonesia itu dianggap tak berhasil melaksanakan babak Prakualifikasi PON. Faktanya banyak ketidaknyaman dirasakan oleh daerah peserta dalam babak eliminasi menuju PON XVIII/2012 itu.

Misalnya pada Pra PON wilayah C di GOR CLS Kertajaya yang berakhir kemarin (27/7). Sejumlah perwakilan Pengprov Perbasi menyebut PP Perbasi tak tegas dan melakukan tebang pilih dalam memberikan hukuman. Contoh paling nyata adalah tak didiskualifikasinya tim basket putra Papua setelah melakukan pemukulan terhadapa wasit Teguh Caesar pada Kamis (21/7) lalu.

“Ini jelas contoh yang buruk untuk basket tanah air. Kita semua malu karena Perbasi tak bisa tegas,” kata manajer tim putra Kaltim Teddy Marwan. Setelah insiden pengeroyokan terhadap wasit Teguh Caesar oleh Papua di laga melawan Sulut, Teddy menilai korps wasit merasa keder jika memimpin pertandingan tim Papua.

Dan tim yang menjadi lawan tim Papua akan dirugikan. Karena merasa terindimidasi, maka wasit memiliki kecenderungan sedikit longgar kepada tim Papua. Kaltim yang berada satu grup dengan Papua dibabak penyisihan merasakan sendiri sikap wasit tersebut.

“Seharusnya PP Perbasi bisa memproteksi wasit dan memberikan rasa nyaman dengan mendiskualifikasi Papua. Karena jalan itu tak dilakukan saya sebut PP Perbasi gagal menggelar Pra PON,” ucap Teddy.

Senada dengan Teddy, pelatih tim putra Sulut Herry Tumuwo juga memberikan kritikan kepada PP Perbasi. Menurut pelatih berusia 37 tahun itu, PP Perbasi terkesan lemah dalam melakukan kordinasi dengan panpel. Misalnya saja soal standar keamanan di dalam atau luar arena pertandingan.

“Saya kira PP Perbasi tak memberikan pengawasan ketat pada panpel sebelum insiden pemukulan wasit oleh pemain tim Papua itu,” ujar Herry.  (dra/gun/jpnn)

SURABAYA – Sejumlah pekerjaan rumah menunggu diselesaikan PP Perbasi. Induk organisasi basket se Indonesia itu dianggap tak berhasil melaksanakan babak Prakualifikasi PON. Faktanya banyak ketidaknyaman dirasakan oleh daerah peserta dalam babak eliminasi menuju PON XVIII/2012 itu.

Misalnya pada Pra PON wilayah C di GOR CLS Kertajaya yang berakhir kemarin (27/7). Sejumlah perwakilan Pengprov Perbasi menyebut PP Perbasi tak tegas dan melakukan tebang pilih dalam memberikan hukuman. Contoh paling nyata adalah tak didiskualifikasinya tim basket putra Papua setelah melakukan pemukulan terhadapa wasit Teguh Caesar pada Kamis (21/7) lalu.

“Ini jelas contoh yang buruk untuk basket tanah air. Kita semua malu karena Perbasi tak bisa tegas,” kata manajer tim putra Kaltim Teddy Marwan. Setelah insiden pengeroyokan terhadap wasit Teguh Caesar oleh Papua di laga melawan Sulut, Teddy menilai korps wasit merasa keder jika memimpin pertandingan tim Papua.

Dan tim yang menjadi lawan tim Papua akan dirugikan. Karena merasa terindimidasi, maka wasit memiliki kecenderungan sedikit longgar kepada tim Papua. Kaltim yang berada satu grup dengan Papua dibabak penyisihan merasakan sendiri sikap wasit tersebut.

“Seharusnya PP Perbasi bisa memproteksi wasit dan memberikan rasa nyaman dengan mendiskualifikasi Papua. Karena jalan itu tak dilakukan saya sebut PP Perbasi gagal menggelar Pra PON,” ucap Teddy.

Senada dengan Teddy, pelatih tim putra Sulut Herry Tumuwo juga memberikan kritikan kepada PP Perbasi. Menurut pelatih berusia 37 tahun itu, PP Perbasi terkesan lemah dalam melakukan kordinasi dengan panpel. Misalnya saja soal standar keamanan di dalam atau luar arena pertandingan.

“Saya kira PP Perbasi tak memberikan pengawasan ketat pada panpel sebelum insiden pemukulan wasit oleh pemain tim Papua itu,” ujar Herry.  (dra/gun/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/