29 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Astaga… Pelajar SMP Muntah-muntah Dipukul Guru Matematika

Guru pukul murid-Ilustrasi
Guru pukul murid-Ilustrasi

LABUHAN, SUMUTPOS.CO – Seorang pelajar SMP Negeri 44 Medan Labuhan muntah-muntah setelah dipukul Guru Matematika berinisial GS (60), saat jam belajar mengajar. Si pelajar yang masih duduk di kelas VIII-E, Muhammad Arif (14) diamuk sang guru karena tidak bisa menyelesaikan soal.

Peristiwa itu terjadi Kamis (27/8) sekira pukul 10.00 WIB. Awalnya Arif, begitu warga Jalan Pabrik Papan, Ling 15, Kel Pekan Labuhan, Medan Labuhan itu, menunggu guru GS masuk di kelasnya.

Begitu masuk, GS warga Tanjung Sari, Sunggal itu langsung memberikan lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dikerjakan. Guru yang dikenal pemarah itu kemudian menenggat waktu 1 jam untuk menyelesaikan soal.

Karena tak bisa menyelesaikan soal, Arif pun menemui GS yang duduk di kursinya.

“Sekitar 20 soal Matematika yang ada di buku LKS. Aku nggak bisa menyelesaikan soal, karena aku nggak ngerti. Jadi kujumpai la dia (GS),” ucap anak ke 6 dari 7 bersaudara itu.

Begitu berhadapan, GS langsung mengamuk dan memaki-maki korban. Dalam marahnya, GS memukul leher korban dengan keras sebanyak 3 kali menggunakan tangan.

Menerima pukulan itu, kontan saja Arif oyong. Sambil menahan sakit, Arif kembali ke tempat duduk.

Tak disangka, saat pulang sekolah, tiba-tiba Arif terjerembab jatuh. Teman-teman korban yang mengetahui peristiwa itu langsung melarikannya ke Puskesmas yang tak jauh dari sekolah.

Begitu sampai di pukesmas, korban langsung muntah-muntah. Khawatir bertambah parah, teman-teman korban kemudian menghubungi orang tua korban dengan mendatangi rumah.

Anhar (50) dan Rahmah (45) yang mendapat kabar mengenai anaknya, langsung mendatangi Puskesmas. “Untung saja ada teman anak saya yang memberitahukan,” ucap orang tua korban saat di temui Posmetro Medan di pukesmas tempat korban dirawat.

Tak terima dengan perlakuan GS, orang tua korban berencana melaporkan peristiwa ini ke Polres Pelabuhan Belawan. “Bukan itu saja, kita juga meminta kepada kepala sekolah untuk dipecat,” tegas Anhar didampingi istrinya, Rahmah.

Kepala Sekolah SMP Negeri 44 Medan, Asmawati, tidak dapat ditemui di sekolah. Bahkan handphone miliknya tidak dapat dihubungi.(cr-2/ala)

Guru pukul murid-Ilustrasi
Guru pukul murid-Ilustrasi

LABUHAN, SUMUTPOS.CO – Seorang pelajar SMP Negeri 44 Medan Labuhan muntah-muntah setelah dipukul Guru Matematika berinisial GS (60), saat jam belajar mengajar. Si pelajar yang masih duduk di kelas VIII-E, Muhammad Arif (14) diamuk sang guru karena tidak bisa menyelesaikan soal.

Peristiwa itu terjadi Kamis (27/8) sekira pukul 10.00 WIB. Awalnya Arif, begitu warga Jalan Pabrik Papan, Ling 15, Kel Pekan Labuhan, Medan Labuhan itu, menunggu guru GS masuk di kelasnya.

Begitu masuk, GS warga Tanjung Sari, Sunggal itu langsung memberikan lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dikerjakan. Guru yang dikenal pemarah itu kemudian menenggat waktu 1 jam untuk menyelesaikan soal.

Karena tak bisa menyelesaikan soal, Arif pun menemui GS yang duduk di kursinya.

“Sekitar 20 soal Matematika yang ada di buku LKS. Aku nggak bisa menyelesaikan soal, karena aku nggak ngerti. Jadi kujumpai la dia (GS),” ucap anak ke 6 dari 7 bersaudara itu.

Begitu berhadapan, GS langsung mengamuk dan memaki-maki korban. Dalam marahnya, GS memukul leher korban dengan keras sebanyak 3 kali menggunakan tangan.

Menerima pukulan itu, kontan saja Arif oyong. Sambil menahan sakit, Arif kembali ke tempat duduk.

Tak disangka, saat pulang sekolah, tiba-tiba Arif terjerembab jatuh. Teman-teman korban yang mengetahui peristiwa itu langsung melarikannya ke Puskesmas yang tak jauh dari sekolah.

Begitu sampai di pukesmas, korban langsung muntah-muntah. Khawatir bertambah parah, teman-teman korban kemudian menghubungi orang tua korban dengan mendatangi rumah.

Anhar (50) dan Rahmah (45) yang mendapat kabar mengenai anaknya, langsung mendatangi Puskesmas. “Untung saja ada teman anak saya yang memberitahukan,” ucap orang tua korban saat di temui Posmetro Medan di pukesmas tempat korban dirawat.

Tak terima dengan perlakuan GS, orang tua korban berencana melaporkan peristiwa ini ke Polres Pelabuhan Belawan. “Bukan itu saja, kita juga meminta kepada kepala sekolah untuk dipecat,” tegas Anhar didampingi istrinya, Rahmah.

Kepala Sekolah SMP Negeri 44 Medan, Asmawati, tidak dapat ditemui di sekolah. Bahkan handphone miliknya tidak dapat dihubungi.(cr-2/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/