MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mulai pekan depan, masyarakat dari Kota Medan yang ingin ke Binjai maupun sebaliknya, sudah tak perlu khawatir lagi terjebak kemacetan panjang di kawasan Kampung Lalang. Pasalnya, masyarakat sudah dapat menggunakan jalan tol Medan-Binjai melalui gerbang Helvetia dan Sei Semayang. Sedangkan pintu tol Tanjungmulia belum dapat dilalui, karena masih terhambat pembebasan lahan.
Manager Proyek Jalan Tol Medan-Binjai, Hestu Budi menyatakan, kedua seksi itu, Helvetia dan Sei Semayang, sudah rampung dengan persentase mencapai tahap penyelesaian. “Sampai sekarang baru seksi 2 dan Seksi 3. Seksi 2 itu 98 persen dan seksi 3 99 persen,” ujar Hestu Budi kepada wartawan di depan Pintu Gerbang Tol Binjai, Rabu (27/9).
Menurutnya, proyek itu pada main road sudah diserahkan kepada pengelolanya. Begitupun, pihaknya tetap melakukan pengerjaan pada akses masuk pintu tol Helvetia dan Semayang yang masih belum sempurna seutuhnya. “Targetnya di awal bulan ini (rampung), seminggu ini sudah selesai,” ujarnya.
Lampu penerangan di kedua seksi Jalan Tol Medan-Binjai pun sudah dipasang. Namun masih belum sempurna pada ruas Seksi Helvetia. “Di Helvetia ini masih dipasang, pelan-pelan. Operasionalnya itu, kita harus selesai di minggu depan pada seksi 2 dan Seksi 3,” ujarnya.
Lantas bagaimana pada ruas seksi Tanjungmulia? Hestu menjawab, ruas itu masih menuai kendala pembebasan lahan. Ada beberapa persoalan seperti masalah surat-surat tanah. Berdasarkan inventarisasinya, ada 400 KK lebih yang belum bersedia membebaskan lahannya.
Begitupun, pihaknya terus menjajaki komunikasi kepada masyarakat untuk bersedia diganti rugi. Sebab, proyek Jalan Tol Trans Sumatera ini merupakan skala nasional yang dibangun dengan mengucurkan anggaran pusat. “Kalau masalah tanah dari Bina Marga yang menangani. Pemko dan Pemprov sampai gubernur sudah sering komunikasi. Semua sudah tahu kalau proyek ini jadi prioritas,” ujarnya.
Disoal apa saja fasilitas unggulan dari Jalan Tol Medan-Binjai ini, dia bilang, tidak ada. Misalkan ada fasilitas Rest Area, menurutnya, Jalan Tol Medan-Binjai tidak memungkinkan adanya fasilitas tersebut.
“Belum mencapai syarat karena jaraknya pendek. Cuma 10 km. Harusnya 20 km,” ujarnya.
Usai wawancara, Hestu mengajak wartawan untuk melintasi Jalan Tol-Medan Binjai. Rombongan berjalan dari pintu gerbang Binjai menuju pintu gerbang Helvetia. Waktu tidak memungkinkan, sehingga rombongan tidak sempat melihat pintu gerbang Sei Semayang.
Menurut dia, pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera di Sumut ini satu paket dengan Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi yang sampai akhirnya juga ke Silangit, Tapanulli Utara. Menurut dia, waktu uji kelaikan Jalan Tol Medan-Binjai, dinding-dinding yang hitam pada trotoar yang membelah jalan itu menjadi catatan. Selain itu, juga menjadi catatan penting pada marka jalan yang mengelupas.
“Sekarang semua sudah terpasang,” imbuh pria berambut putih ini.