Pembangunan Benteng Rob Belawan
Masih soal Belawan, Tahun 2018 Kementrian Pekerjaan Umum (PU) akan membangun benteng atau tanggul sepanjang 12 km untuk mengatasi banjir rob atau pasang di pesisir Pantai Belawan yang dianggap tidak bermanfaat.
Alasannya, benteng yang dibangun sepanjang 12 km tidak menutup seluruh pinggiran Pantai Belawan, sehingga air pasang tetap saja masuk ke daratan dan bakal sulit kembali surut ke laut. Pembangunan benteng sepanjang 12 km di pesiri pantai Belawan terkesan sia – sia dan tidak bermanfaat.”Kita tahu, pinggiran pesisir kita ini ada lebih dari 20 km, kalau hanya 12 km yang dibangun sama aja, air pasti masuk ke pinggiran pantai yang tidak tertutup benteng, jadi air yang masuk bisa tergenang tidak kembali ke laut,” ujar Seketaris Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia (PNTI) Sumut, Alfian MY kepada Sumut Pos, Senin (27/11).
Selain itu, pembangunan benteng rob juga mengganggu persandaran kapal nelayan dan masyarakat pesisir akan kehilangan tempat tinggal akibat digusur dari pembangunan benteng rob.
Seharusnya, kata pria yang juga menjabat Seketaris PAC Pemuda Pancasila Belawan ini, pemerintah mengevaluasi pembangunan yang melakukan penimbunan Pantai Belawan atau reklamasi, dampak itu akan membuat volume air pasang meningkat mengalir ke daratan.
“Sekarang ini kan banyak pembangunan penimbunan paluh atau anak sungai untuk depo kontainer, harusnya ini yang perlu ditegaskan dan dievaluasi, jadi tidak memberikan dampak besar air pasang bagi pemukiman masyarakat,” kata Alfian.
Selain itu, pemerintah juga melakukan perlindungan terhadap hutan manggrove yang berada di pesisir pantai yang terus punah, ini bagian dari resapan air untuk mengatasi air pasang. “Jadi kesimpulannya, pembangunan benteng rob tidak solusi untuk mengatasi air pasang, sampai kapan pun kalau pembangunan pemberdayaan resapan air tidak diperhatikan, pasti Belawan akan tetap tenggelam,” tegas Alfian.(fac/ila)