27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Nelayan Tolak Alur Baru Reklamasi Pantai Belawan

Misalnya, alur baru yang telah dibangun harus disesuaikan dengan kepentingan nelayan, karena kelebaran 50 meter tidak bisa dijangkau atau dilintasi dengan dua kapal yang bertonase 30 GT.

“Kalau pembangunan alur itu tetap dengan mekanisme yang telah ditentukan, maka kapal 30 GT yang lebarnya 50 meter akan tabrakan saat berselisih melintas di alur itu,” ungkap Alfian di hadapan sejumlah elemen masyarakat nelayan.

Selain masalah alur, lanjut Alfian MY, pembangunan reklamasi Pantai Belawan juga menutup mata pencaharian nelayan, khususnya nelayan pencari kerang, panggang pulut dan lainnya. “Jadi, kehidupan ekosistem laut di lahan reklamasi itu jadi punah, nelayan tidak bisa lagi mencari kerang dan lainnya di perairan itu. Kalau pun harus mencari ke perairan lain sulit, jadi ini dampak buruk yang dirasakan nelayan akibat reklamasi,” tegas Alfian MY.

Begitu juga dikatakan Ketua Karang Taruna Belawan, Abdul Rahman. Dirinya sebagai tokoh masyarakat Belawan banyak menyuarakan keluhan nelayan yang sangat menyayangkan pembangunan reklamasi yang sudah rampung 60 persen, tidak memperhatikan kerugian nelayan.

“Dengan pertemuan ini, secara tegas kami menolak reklamasi. Kami ingin masalah ini segera diperhatikan oleh Pelindo atau Kementrian Perhubungan melalui Otoritas Pelabuhan. Sebab, bakal banyak nelayan yang menganggur karena rusak mata pencahariannya,” kata pria yang akrab disapa Atan.

Ia menegaskan, kepada institusi pelabuhan yang mempunyai wewenang terhadap reklamasi harus melakukan kajian ulang mengenai dampak buruk yang dirasakan nelayan.”Pertemuan ini akan kami lanjutkan dengan melakukan protes secara tegas ke Pelindo dan Otoritas Pelabuhan, dalam waktu dekat ini kami akan melakukan demo besar – besaran,” tegas Atan dihadapan kelompok nelayan lainnya.

Menyikapi hal itu, ACS Humas Pelindo I, Fiona Sari Utami dikonfirmasi mengatakan, pihaknya membangun alur untuk perlintasan kapal nelayan sudah sesuai dengan kajian dan penelitian dilakukan yang melibatkan seluruh elemen nelayan.

Artinya, pihaknya sudah melakukan uji alur dan yang sudah layak dilalui pada awal November dan tidak ada masalah dan disambut positif dari elemen masyarakat nelayan. “Kedepannya masih kita lakukan pertemuan dengan nelayan mengenai masalah reklamasi ini, jadi menurut kami sesuai dengan kajian dan uji alur tidak ada masalah,” pungkas Fiona.

Misalnya, alur baru yang telah dibangun harus disesuaikan dengan kepentingan nelayan, karena kelebaran 50 meter tidak bisa dijangkau atau dilintasi dengan dua kapal yang bertonase 30 GT.

“Kalau pembangunan alur itu tetap dengan mekanisme yang telah ditentukan, maka kapal 30 GT yang lebarnya 50 meter akan tabrakan saat berselisih melintas di alur itu,” ungkap Alfian di hadapan sejumlah elemen masyarakat nelayan.

Selain masalah alur, lanjut Alfian MY, pembangunan reklamasi Pantai Belawan juga menutup mata pencaharian nelayan, khususnya nelayan pencari kerang, panggang pulut dan lainnya. “Jadi, kehidupan ekosistem laut di lahan reklamasi itu jadi punah, nelayan tidak bisa lagi mencari kerang dan lainnya di perairan itu. Kalau pun harus mencari ke perairan lain sulit, jadi ini dampak buruk yang dirasakan nelayan akibat reklamasi,” tegas Alfian MY.

Begitu juga dikatakan Ketua Karang Taruna Belawan, Abdul Rahman. Dirinya sebagai tokoh masyarakat Belawan banyak menyuarakan keluhan nelayan yang sangat menyayangkan pembangunan reklamasi yang sudah rampung 60 persen, tidak memperhatikan kerugian nelayan.

“Dengan pertemuan ini, secara tegas kami menolak reklamasi. Kami ingin masalah ini segera diperhatikan oleh Pelindo atau Kementrian Perhubungan melalui Otoritas Pelabuhan. Sebab, bakal banyak nelayan yang menganggur karena rusak mata pencahariannya,” kata pria yang akrab disapa Atan.

Ia menegaskan, kepada institusi pelabuhan yang mempunyai wewenang terhadap reklamasi harus melakukan kajian ulang mengenai dampak buruk yang dirasakan nelayan.”Pertemuan ini akan kami lanjutkan dengan melakukan protes secara tegas ke Pelindo dan Otoritas Pelabuhan, dalam waktu dekat ini kami akan melakukan demo besar – besaran,” tegas Atan dihadapan kelompok nelayan lainnya.

Menyikapi hal itu, ACS Humas Pelindo I, Fiona Sari Utami dikonfirmasi mengatakan, pihaknya membangun alur untuk perlintasan kapal nelayan sudah sesuai dengan kajian dan penelitian dilakukan yang melibatkan seluruh elemen nelayan.

Artinya, pihaknya sudah melakukan uji alur dan yang sudah layak dilalui pada awal November dan tidak ada masalah dan disambut positif dari elemen masyarakat nelayan. “Kedepannya masih kita lakukan pertemuan dengan nelayan mengenai masalah reklamasi ini, jadi menurut kami sesuai dengan kajian dan uji alur tidak ada masalah,” pungkas Fiona.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/