25.6 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Jelang Akhir Tahun, Berastagi Diguyur Hujan Lumpur

Foto: Solideo Sembiring/Sumut Pos
Jelang akhir tahun, Gunung Sinabung mengalami erupsi 3 sampai 4 kali disertai luncuran awan panas, dengan ketinggian abu mencapai 2.800 meter, Rabu (27/12/2017) sore.

KARO, SUMUTPOS.CO – Jelang akhir tahun, aktivitas vulkanik Gunung Sinabung mengalami peningkatan. Dalam sehari, gunung api tertinggi di Sumatera Utara itu mengalami erupsi 3 sampai 4 kali dengan ketinggian abu mencapai 2800 meter. Rabu (27/12/2017) sore,  Gunung Sinabung kembali erupsi sebanyak 3 kali yang disertai luncuran awan panas.

Luncuran awan panas ini menyebabkan kota wisata Berastagi diguyur hujan lumpur. Peristiwa yang sempat menghebohkan masyarakat maupun pengunjung ini terjadi sekira pukul 15.30 WIB. Bermula saat hujan deras mengguyur Kota Berastagi. Tak lama berselang, air hujan mendadak berubah jadi lumpur.

Hal ini menyebabkan jalan protokol, kendaraan dan atap rumah warga serta lokasi wisata di Kota Berastagi terpapar lumpur. M Nurul Asrori, petugas pemantau Gunung Sinabung di Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, saat dikonfirmasi Sumut Pos mengatakan, hujan lumpur terjadi karena luncuran awan panas dibawa angin mengarah ke Timur-Tenggara (Berastagi).

Dipaparkan Nurul, untuk hari ini Sinabung mengalami 3 kali erupsi. “Erupsi terjadi masing-masing pada pukul 09.00 WIB, 12.00 WIB dan pukul 15.15 WIB,” katanya.

Meski begitu, erupsi yang terpantau hanya pada pukul 12.00 WIB dengan ketinggian abu 2.800. Sementara erupsi pada pukul 15.15 WIB tak terpantau karena Gunung Sinabung diselimuti kabut tebal.

Hanya saja, erupsi Sinabung diikuti luncuran awan panas. “Luncuran awan panas ini yang menyebabkan hujan lumpur di Berastagi yang di saat bersamaan tengah diguyur hujan deras,” papar Nurul.

Hal ini terjadi karena luncuran awan panas dibawa angin mengarah ke Timur-Tenggara (Berastagi) sejauh 3.500 meter dan 4.600 meter ke arah Selatan.

Meski masih berstatus awal level IV, namun Nurul mengakui aktivitas vulkanik Sinabung meningkat jelang akhir tahun ini. “Statusnya masih tetap sama, namun aktivitas vulkanik dan kegempaan ada peningkatan. Erupsi akhir-akhir ini juga selalu diikuti guguran awan panas,” tegasnya.

“Bagaimana aktivitas Sinabung ke depan tak bisa kita prediksi. Hanya saja sampai hari ini statusnya masih awas,” ujar Nurul. Selain hujan lumpur di Berastagi, erupsi kali ini menyebabkan ribuan penduduk terdampak langsung dari hujan abu vulkanik menyebar di beberapa tempat seperti di Desa Sukanalu, Kota Tonggal, Kuta Tengah, Gamber, Berastepu, Jeraya, Pintu Besi, dan beberapa desa lain di sektor Timur.

Foto: Solideo Sembiring/Sumut Pos
Jelang akhir tahun, Gunung Sinabung mengalami erupsi 3 sampai 4 kali disertai luncuran awan panas, dengan ketinggian abu mencapai 2.800 meter, Rabu (27/12/2017) sore.

KARO, SUMUTPOS.CO – Jelang akhir tahun, aktivitas vulkanik Gunung Sinabung mengalami peningkatan. Dalam sehari, gunung api tertinggi di Sumatera Utara itu mengalami erupsi 3 sampai 4 kali dengan ketinggian abu mencapai 2800 meter. Rabu (27/12/2017) sore,  Gunung Sinabung kembali erupsi sebanyak 3 kali yang disertai luncuran awan panas.

Luncuran awan panas ini menyebabkan kota wisata Berastagi diguyur hujan lumpur. Peristiwa yang sempat menghebohkan masyarakat maupun pengunjung ini terjadi sekira pukul 15.30 WIB. Bermula saat hujan deras mengguyur Kota Berastagi. Tak lama berselang, air hujan mendadak berubah jadi lumpur.

Hal ini menyebabkan jalan protokol, kendaraan dan atap rumah warga serta lokasi wisata di Kota Berastagi terpapar lumpur. M Nurul Asrori, petugas pemantau Gunung Sinabung di Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, saat dikonfirmasi Sumut Pos mengatakan, hujan lumpur terjadi karena luncuran awan panas dibawa angin mengarah ke Timur-Tenggara (Berastagi).

Dipaparkan Nurul, untuk hari ini Sinabung mengalami 3 kali erupsi. “Erupsi terjadi masing-masing pada pukul 09.00 WIB, 12.00 WIB dan pukul 15.15 WIB,” katanya.

Meski begitu, erupsi yang terpantau hanya pada pukul 12.00 WIB dengan ketinggian abu 2.800. Sementara erupsi pada pukul 15.15 WIB tak terpantau karena Gunung Sinabung diselimuti kabut tebal.

Hanya saja, erupsi Sinabung diikuti luncuran awan panas. “Luncuran awan panas ini yang menyebabkan hujan lumpur di Berastagi yang di saat bersamaan tengah diguyur hujan deras,” papar Nurul.

Hal ini terjadi karena luncuran awan panas dibawa angin mengarah ke Timur-Tenggara (Berastagi) sejauh 3.500 meter dan 4.600 meter ke arah Selatan.

Meski masih berstatus awal level IV, namun Nurul mengakui aktivitas vulkanik Sinabung meningkat jelang akhir tahun ini. “Statusnya masih tetap sama, namun aktivitas vulkanik dan kegempaan ada peningkatan. Erupsi akhir-akhir ini juga selalu diikuti guguran awan panas,” tegasnya.

“Bagaimana aktivitas Sinabung ke depan tak bisa kita prediksi. Hanya saja sampai hari ini statusnya masih awas,” ujar Nurul. Selain hujan lumpur di Berastagi, erupsi kali ini menyebabkan ribuan penduduk terdampak langsung dari hujan abu vulkanik menyebar di beberapa tempat seperti di Desa Sukanalu, Kota Tonggal, Kuta Tengah, Gamber, Berastepu, Jeraya, Pintu Besi, dan beberapa desa lain di sektor Timur.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/