30.6 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Sinabung Meletus Dahsyat, Langit Karo Gelap Gulita

Material vulkanik erupsi Gunung Sinabung menyembur di udara, Karo, Sumatera Utara, Senin (19/2/2018). Gunung Sinabung kembali erupsi besar Senin ini, status gunung berada di level IV atau awas disertai gempa kecil yang terasa di sekitar Sinabung, dari catatan pos pemantau gempa terjadi sekitar 607 detik.

KARO, SUMUTPOS.CO – Gunung Sinabung, gunung berapi tertinggi di Sumatera Utara, kembali meletus dahsyat pada Senin (19/2) sekitar pukul 08.53 WIB pagi. Akibat erupsi dengan ketinggian 5.000 meter ini, langit di 8 kecamatan Kabupaten Karo gelap gulita selama beberapa jam. Status Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) Gunung Sinabung meningkat menjadi RED.

INI KESEKIAN kalinya gunung dengan ketinggian 2.451 meter di atas permukaan laut itu mengalami erupsi. Tahun 2010 menjadi awal perjalanan erupsi Gunung Sinabung setelah 400 tahun lamanya “tertidur” sejak tahun 1600.

Kemarin pagi, letusan disertai luncuran awan panas ini tercatat sebagai erupsi terbesar hingga bulan kedua tahun 2018. Selain abu  vulkanik, muntahan abu dan guguran awan panas Sinabung juga disertai batu kerikil. Batu-batu berwarna hitam dan putih menghujani Desa Kutarayat, Kecamatan Naman Teran, dan beberapa desa di Kecamatan Tiganderket, Karo.

Meski cuaca cerah (musim kemarau), namun tebalnya abu menyebabkan sebagian besar wilayah di sekitar Sinabung gelap gulita bak di malam hari. Beberapa wilayah yang terdampak  di antaranya Kecamatan Payung, Tiganderket, Naman Teran,Simpang Empat, Munthe, Kutabuluh, Juhar dan Tigabinanga.

Erupsi besar ini sontak membuat warga yang hendak beraktivitas panik. Apalagi erupsi kali ini disertai suara gemuruh besar, seolah-olah  gunung tengah runtuh. Tebalnya abu juga memaksa puluhan sekolah yang berada di sekitar kaki gunung Sinabung terpaksa memulangkan anak didiknya. Sejumlah rekaman foto yang beradar menunjukkan wajah panik anak-anak sekolah yang berlarian pulang ke rumah masing-masing.

Kepala Pos Pantau Gunung Sinabung Armen Putra menyebut, luncuran abu vulkanik cukup tinggi mencapai 5.000 meter. Selain luncuran debu vulkanik, gempa kecil juga terasa di sekitar Sinabung. Catatan pos pemantau menunjukkan gempa terjadi sekitar 607 detik. Hasil pemantauan mereka jarak luncur sektoral mengarah ke Selatan-Tenggara dengan ketinggian 4900 meter. Sementara arah Tenggara-Timur mencapai 3500 meter dengan amplitudo 120 milimeter.

Material vulkanik erupsi Gunung Sinabung menyembur di udara, Karo, Sumatera Utara, Senin (19/2/2018). Gunung Sinabung kembali erupsi besar Senin ini, status gunung berada di level IV atau awas disertai gempa kecil yang terasa di sekitar Sinabung, dari catatan pos pemantau gempa terjadi sekitar 607 detik.

KARO, SUMUTPOS.CO – Gunung Sinabung, gunung berapi tertinggi di Sumatera Utara, kembali meletus dahsyat pada Senin (19/2) sekitar pukul 08.53 WIB pagi. Akibat erupsi dengan ketinggian 5.000 meter ini, langit di 8 kecamatan Kabupaten Karo gelap gulita selama beberapa jam. Status Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) Gunung Sinabung meningkat menjadi RED.

INI KESEKIAN kalinya gunung dengan ketinggian 2.451 meter di atas permukaan laut itu mengalami erupsi. Tahun 2010 menjadi awal perjalanan erupsi Gunung Sinabung setelah 400 tahun lamanya “tertidur” sejak tahun 1600.

Kemarin pagi, letusan disertai luncuran awan panas ini tercatat sebagai erupsi terbesar hingga bulan kedua tahun 2018. Selain abu  vulkanik, muntahan abu dan guguran awan panas Sinabung juga disertai batu kerikil. Batu-batu berwarna hitam dan putih menghujani Desa Kutarayat, Kecamatan Naman Teran, dan beberapa desa di Kecamatan Tiganderket, Karo.

Meski cuaca cerah (musim kemarau), namun tebalnya abu menyebabkan sebagian besar wilayah di sekitar Sinabung gelap gulita bak di malam hari. Beberapa wilayah yang terdampak  di antaranya Kecamatan Payung, Tiganderket, Naman Teran,Simpang Empat, Munthe, Kutabuluh, Juhar dan Tigabinanga.

Erupsi besar ini sontak membuat warga yang hendak beraktivitas panik. Apalagi erupsi kali ini disertai suara gemuruh besar, seolah-olah  gunung tengah runtuh. Tebalnya abu juga memaksa puluhan sekolah yang berada di sekitar kaki gunung Sinabung terpaksa memulangkan anak didiknya. Sejumlah rekaman foto yang beradar menunjukkan wajah panik anak-anak sekolah yang berlarian pulang ke rumah masing-masing.

Kepala Pos Pantau Gunung Sinabung Armen Putra menyebut, luncuran abu vulkanik cukup tinggi mencapai 5.000 meter. Selain luncuran debu vulkanik, gempa kecil juga terasa di sekitar Sinabung. Catatan pos pemantau menunjukkan gempa terjadi sekitar 607 detik. Hasil pemantauan mereka jarak luncur sektoral mengarah ke Selatan-Tenggara dengan ketinggian 4900 meter. Sementara arah Tenggara-Timur mencapai 3500 meter dengan amplitudo 120 milimeter.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/