Pantauan wartawan, dari gerbang pintu masuk Desa Kutatonggal di kiri kanan badan jalan di tumbuhi rumput ilalang setinggi 1 meter yang hampir menutup badan jalan. Tampak beberapa rumah warga atapnya sudah hancur. Kelihatan tak ada lagi penghuni, namun di salah satu rumah yang terbuat dari papan tampak masih ada satu keluarga yang nekat bertahan tinggal di rumahnya.
Seperti diketahui, Desa Kutatonggal merupakan desa yang masuk wilayah zona terlarang 5 kilometer dari puncak Gunung Sinabung. Dan akan direlokasi pada tahap kedua secara mandiri.
Sebelumnya, Gunung Sinabung kembali menyemburkan awan panas. Semburan yang terjadi pada Jumat (26/2) tersebut bahkan hingga mencapai sejauh 3 kilometer ke arah timur dan tenggara.
Menurut pantauan, luncuran awan panas juga telah terlihat dari Pos Pemantau Gunung Api Sinabung di Kecamatan Simpang empat, Kabupaten Karo, yang berjarak 8 kilometer dari Gunung Sinabung. Menurut pantauan, erupsi yang disertai dengan luncuran awan panas dengan jumlah besar tersebut belakangan memang kerap terjadi. Bahkan pada umumnya, hal tersebut terjadi hingga tiga kali dalam kurun waktu sehari.
“Aktivitas Gunung Sinabung masih tinggi. Sehingga, lebih baik masyarakat menjauhi kawasan berbahaya, supaya tidak menimbulkan korban jiwa di masyarakat,” ujar Staf Pos Pemantau Gunung Sinabung, Budi.
Budi mengatakan, pihaknya masih terus melakukan pemantauan atas aktivitas gunung merapi tersebut. Bahkan, pihaknya melakukan koordinasi dengan aparatur pemerintahan dan aparat di sana.
“Kita akan melaporkan setiap perkembangan aktivitas gunung tersebut. Kita harapkan, masyarakat juga bisa diajak kerja sama untuk menjauhi zona berbahaya itu. Kita tidak mau ada korban jiwa,” sebutnya.
Menurutnya, erupsi Gunung Sinabung sudah tiga kali terjadi, terhitung sejak, Kamis (25/2) tengah malam sampai dengan Jumat (26/2). Erupsi gunung tersebut meluncurkan awan panas dan lava pijar. Status gunung itu masih “Awas” (Cr7/spg/adz)