26 C
Medan
Sunday, February 23, 2025
spot_img

Gedung Parlemen Bisa untuk Konser Musik Rock

Setelah bertemu dengan pimpinan senat dan Camera Deputatilor, rombongan diajak berkeliling gedung oleh guide cantik, Daniela. Sebelumnya, staf parlemen mengajak kami melihat ruangan-ruangan yang berfungsi untuk kegiatan parliamentary.

Misalnya, ruang paripurna yang sangat megah. Tempat pimpinan dewan berada di depan dengan posisi cukup tinggi sehingga bisa leluasa melihat kursi anggota hingga paling belakang.

“Wow, posisi pimpinan dewan bisa tahu kalau ada anggota yang ngantuk atau main games,” celetuk seorang anggota DPR yang takjub melihat ruangan itu. “Ruang pimpinan kita nggak ada apa-apanya,” tambah dia.

Gedung Palatul Parlementului dibangun saat rezim Ceausescu berkuasa. Seperti halnya Soeharto, Ceausescu dikenal sebagai diktator dan cukup lama berkuasa (25 tahun). Pada 1983, Ceausescu membangun gedung itu untuk pusat kegiatan politik dan administrasi. Gedung bertinggi 86 meter tersebut memiliki 1.100 ruangan. Total lahan yang diperlukan mencapai 340.000 meter persegi.

Untuk mengerjakan megakonstruksi itu, Ceausescu menunjuk 700 arsitek, 20.000 pekerja bangunan (yang dipekerjakan dalam tiga sif), 5 ribu personel tentara, serta 1,5 juta pekerja pabrik dan relawan (sebagian narapidana).

“Untuk proyek ini, Ceausescu menunjuk arsitek perempuan bernama Anca Petrescu sebagai pemimpin proyek. Saat itu, Anca masih berusia 28 tahun,” terang Daniela.

Ceausescu memindahkan warga sekitar gedung secara paksa agar ada tanah untuk membangun proyek prestisiusnya. Modusnya, kala itu, Ceausescu menggunakan alasan gempa yang baru saja terjadi di Bucharest.

Bukan hanya konstruksi yang kukuh, interior gedung juga dibuat supermegah. Ada 220.000 meter persegi karpet, 3.500 ton kristal, dan 1 juta meter kubik marmer untuk menghiasi interior gedung.

“Anda tahu berapa dana yang dibutuhkan untuk membangun gedung ini” Saat itu setara USD 4 miliar,” jelas Daniela.

Mendengar penjelasan tersebut, seorang anggota dewan bergurau, “Waduh, kalau dibuat untuk membangun gedung DPR, dapat berapa, ya?”
Nahas, sebelum gedung itu rampung, kekuasan Ceausescu tumbang oleh gerakan revolusi Rumania pada 1989. Rezim selanjutnya pun terseok-seok menyelesaikan pembangunan gedung tersebut. Gedung parlemen itu baru benar-benar tuntas pada 1994.

Menurut catatan, saat ini biaya operasi gedung tersebut mencapai USD 6 juta per tahun. Padahal, ruangan untuk kegiatan parlemen tidak lebih dari 10 persen dari keseluruhan gedung.

“Karena itu, gedung ini disewakan untuk umum. Misalnya, untuk konser artis internasional,” jelasnya.

Gedung tersebut juga dibuka untuk kunjungan wisata. Setiap hari ada saja rombongan wisatawan yang mengunjungi lokasi itu.

Setelah bertemu dengan pimpinan senat dan Camera Deputatilor, rombongan diajak berkeliling gedung oleh guide cantik, Daniela. Sebelumnya, staf parlemen mengajak kami melihat ruangan-ruangan yang berfungsi untuk kegiatan parliamentary.

Misalnya, ruang paripurna yang sangat megah. Tempat pimpinan dewan berada di depan dengan posisi cukup tinggi sehingga bisa leluasa melihat kursi anggota hingga paling belakang.

“Wow, posisi pimpinan dewan bisa tahu kalau ada anggota yang ngantuk atau main games,” celetuk seorang anggota DPR yang takjub melihat ruangan itu. “Ruang pimpinan kita nggak ada apa-apanya,” tambah dia.

Gedung Palatul Parlementului dibangun saat rezim Ceausescu berkuasa. Seperti halnya Soeharto, Ceausescu dikenal sebagai diktator dan cukup lama berkuasa (25 tahun). Pada 1983, Ceausescu membangun gedung itu untuk pusat kegiatan politik dan administrasi. Gedung bertinggi 86 meter tersebut memiliki 1.100 ruangan. Total lahan yang diperlukan mencapai 340.000 meter persegi.

Untuk mengerjakan megakonstruksi itu, Ceausescu menunjuk 700 arsitek, 20.000 pekerja bangunan (yang dipekerjakan dalam tiga sif), 5 ribu personel tentara, serta 1,5 juta pekerja pabrik dan relawan (sebagian narapidana).

“Untuk proyek ini, Ceausescu menunjuk arsitek perempuan bernama Anca Petrescu sebagai pemimpin proyek. Saat itu, Anca masih berusia 28 tahun,” terang Daniela.

Ceausescu memindahkan warga sekitar gedung secara paksa agar ada tanah untuk membangun proyek prestisiusnya. Modusnya, kala itu, Ceausescu menggunakan alasan gempa yang baru saja terjadi di Bucharest.

Bukan hanya konstruksi yang kukuh, interior gedung juga dibuat supermegah. Ada 220.000 meter persegi karpet, 3.500 ton kristal, dan 1 juta meter kubik marmer untuk menghiasi interior gedung.

“Anda tahu berapa dana yang dibutuhkan untuk membangun gedung ini” Saat itu setara USD 4 miliar,” jelas Daniela.

Mendengar penjelasan tersebut, seorang anggota dewan bergurau, “Waduh, kalau dibuat untuk membangun gedung DPR, dapat berapa, ya?”
Nahas, sebelum gedung itu rampung, kekuasan Ceausescu tumbang oleh gerakan revolusi Rumania pada 1989. Rezim selanjutnya pun terseok-seok menyelesaikan pembangunan gedung tersebut. Gedung parlemen itu baru benar-benar tuntas pada 1994.

Menurut catatan, saat ini biaya operasi gedung tersebut mencapai USD 6 juta per tahun. Padahal, ruangan untuk kegiatan parlemen tidak lebih dari 10 persen dari keseluruhan gedung.

“Karena itu, gedung ini disewakan untuk umum. Misalnya, untuk konser artis internasional,” jelasnya.

Gedung tersebut juga dibuka untuk kunjungan wisata. Setiap hari ada saja rombongan wisatawan yang mengunjungi lokasi itu.

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/