26 C
Medan
Tuesday, October 22, 2024
spot_img

Gedung Parlemen Bisa untuk Konser Musik Rock

Daniela sempat mengajak rombongan ke salah satu ruangan yang didesain cukup unik. Ruangan untuk pidato itu sengaja didesain tertutup tanpa ventilasi. Tujuannya, gema yang muncul bisa menimbulkan suara riuh saat ada tepuk tangan. “Coba dengarkan ini,” ucap Daniela sambil bertepuk tangan. Gema yang timbul membuat suara tepukan seolah berasal dari banyak orang.

Rombongan juga diajak melihat ruangan dengan plafon tertinggi, sekitar 10 meter. Ruangan itu biasa digunakan untuk acara kenegaraan dan pertujukan musik. Di luar ruangan, ada balkon yang bisa digunakan untuk melihat pemandangan pusat Kota Bucharest. Ritual selfie biasanya dilakukan wisatawan di area ini.

Sudah sekitar sejam Daniela menemani rombongan tur keliling Palatul Parlementului. Namun, dalam waktu sejam itu, baru 3 persen bangunan di kompleks tersebut yang dikunjungi.

“Kalau kita jalan kaki, tur tadi sudah setara 2 km. Tapi, itu baru 3 persen saja yang kita datangi. Tak cukup sehari kalau mau melihat seluruh kompleks,” ujarnya bercanda.

Di Bucharest ada sejumlah bangunan bersejarah yang kerap menjadi jujukan wisatawan. Antara lain, kota tua atau yang biasa disebut Lipscani Area. Ada juga Revolution Square, Triumph Arc, dan Village Museum.

Staf KBRI Bagian Penerangan Dicky Ahmad Rizaldy menyatakan, pemerintah Rumania begitu ketat menjaga bangunan-bangunan bersejarah mereka. Setelah rezim komunis runtuh, mereka memberlakukan aturan ketat agar bangunan bersejarah tetap kukuh dan orisinal.

Itulah yang juga dirasakan KBRI. Saat ini, mereka menempati bangunan dengan status sewa. Pemerintah Indonesia tidak lagi bisa membeli bangunan itu karena sudah tidak boleh berganti kepemilikan. Bahkan, untuk sekadar mengecat dindingnya, harus ada izin dari pemerintah.

Proses izinnya pun lumayan lama. Sebelum izin keluar, pemerintah akan menerjunkan tim untuk meneliti. “Mereka akan melihat dan memutuskan apa dan bagaimana renovasi yang boleh dilakukan,” jelasnya. (*/c5/ari)

Daniela sempat mengajak rombongan ke salah satu ruangan yang didesain cukup unik. Ruangan untuk pidato itu sengaja didesain tertutup tanpa ventilasi. Tujuannya, gema yang muncul bisa menimbulkan suara riuh saat ada tepuk tangan. “Coba dengarkan ini,” ucap Daniela sambil bertepuk tangan. Gema yang timbul membuat suara tepukan seolah berasal dari banyak orang.

Rombongan juga diajak melihat ruangan dengan plafon tertinggi, sekitar 10 meter. Ruangan itu biasa digunakan untuk acara kenegaraan dan pertujukan musik. Di luar ruangan, ada balkon yang bisa digunakan untuk melihat pemandangan pusat Kota Bucharest. Ritual selfie biasanya dilakukan wisatawan di area ini.

Sudah sekitar sejam Daniela menemani rombongan tur keliling Palatul Parlementului. Namun, dalam waktu sejam itu, baru 3 persen bangunan di kompleks tersebut yang dikunjungi.

“Kalau kita jalan kaki, tur tadi sudah setara 2 km. Tapi, itu baru 3 persen saja yang kita datangi. Tak cukup sehari kalau mau melihat seluruh kompleks,” ujarnya bercanda.

Di Bucharest ada sejumlah bangunan bersejarah yang kerap menjadi jujukan wisatawan. Antara lain, kota tua atau yang biasa disebut Lipscani Area. Ada juga Revolution Square, Triumph Arc, dan Village Museum.

Staf KBRI Bagian Penerangan Dicky Ahmad Rizaldy menyatakan, pemerintah Rumania begitu ketat menjaga bangunan-bangunan bersejarah mereka. Setelah rezim komunis runtuh, mereka memberlakukan aturan ketat agar bangunan bersejarah tetap kukuh dan orisinal.

Itulah yang juga dirasakan KBRI. Saat ini, mereka menempati bangunan dengan status sewa. Pemerintah Indonesia tidak lagi bisa membeli bangunan itu karena sudah tidak boleh berganti kepemilikan. Bahkan, untuk sekadar mengecat dindingnya, harus ada izin dari pemerintah.

Proses izinnya pun lumayan lama. Sebelum izin keluar, pemerintah akan menerjunkan tim untuk meneliti. “Mereka akan melihat dan memutuskan apa dan bagaimana renovasi yang boleh dilakukan,” jelasnya. (*/c5/ari)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/