Sementara, upaya menarik bangkai kapal dari dasar danau dengan pukat harimau tak membuahkan hasil. Setelah beberapa jam berada di tengah danau, Tim SAR pulang ke Dermaga Tigaras dengan ‘tangan kosong’. Pukat harimau yang dioperasikan salah satu kapal Ferry tersangkut di dasar danau dan tak dapat diangkat.
Menanggapi kejadian itu, Direktur Operasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, Brigjen TNI (Mar) Bambang Suryo Aji meminta maaf kepada keluarga korban. “Mohon maaf apabila kegiatan ini belum membuahkan hasil,” kata Bambang, di depan masyarakat dan keluarga korban, Rabu (27/6) malam.
Kegiatan pencarian dan penyisiran di dasar danau akan kembali dilakukan. Ia pun meminta kepada keluarga korban untuk memahami dan mengerti persoalan yang terjadi. Ia berujar, Tim telah melaksanakan kegiatan pencarian dengan semaksimal mungkin. “Kita melaksanakan kegiatan ini all out pak, tidak pernah berhenti. Semuanya all out untuk keluarga kita yang ada di Danau Toba,” pungkasnya dengan pengeras suara.
Karena tersangkut di dasar danau, kemarin (28/6) sore, diturunkan satu unit mobil truk crane untuk membantu menarik jaring pukat harimau (trawl) dari dasar danau. Hal ini diakui Kepala Basarnas Parapat Torang M Hutahean. Menurutnya, saat ini pihaknya sudah mendatangkan alat tambahan untuk membantu menarik jaring pukat harimau (trawl). “Hingga saat ini kita masih terus berusaha terus mencari korban dan KM Sinar Bangun. Hari ini kita turunkan mobil kren untuk membantu menarik jaring”, ujarnya singkat.
Amatan kru koran ini di lokasi, mobil crane tampak dimasukkan ke Kapal Ferry untuk membantu melakukan penarikan jaring pukat harimau. Sejak kemarin Tim SAR Gabungan melakukan pencarian dengan menggunakan alat jaring pukat harimau dengan cara manual dan sempat sangkut di dasar Danau Toba.
Sementara, upaya menarik bangkai kapal dari dasar danau dengan pukat harimau tak membuahkan hasil. Setelah beberapa jam berada di tengah danau, Tim SAR pulang ke Dermaga Tigaras dengan ‘tangan kosong’. Pukat harimau yang dioperasikan salah satu kapal Ferry tersangkut di dasar danau dan tak dapat diangkat.
Menanggapi kejadian itu, Direktur Operasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, Brigjen TNI (Mar) Bambang Suryo Aji meminta maaf kepada keluarga korban. “Mohon maaf apabila kegiatan ini belum membuahkan hasil,” kata Bambang, di depan masyarakat dan keluarga korban, Rabu (27/6) malam.
Kegiatan pencarian dan penyisiran di dasar danau akan kembali dilakukan. Ia pun meminta kepada keluarga korban untuk memahami dan mengerti persoalan yang terjadi. Ia berujar, Tim telah melaksanakan kegiatan pencarian dengan semaksimal mungkin. “Kita melaksanakan kegiatan ini all out pak, tidak pernah berhenti. Semuanya all out untuk keluarga kita yang ada di Danau Toba,” pungkasnya dengan pengeras suara.
Karena tersangkut di dasar danau, kemarin (28/6) sore, diturunkan satu unit mobil truk crane untuk membantu menarik jaring pukat harimau (trawl) dari dasar danau. Hal ini diakui Kepala Basarnas Parapat Torang M Hutahean. Menurutnya, saat ini pihaknya sudah mendatangkan alat tambahan untuk membantu menarik jaring pukat harimau (trawl). “Hingga saat ini kita masih terus berusaha terus mencari korban dan KM Sinar Bangun. Hari ini kita turunkan mobil kren untuk membantu menarik jaring”, ujarnya singkat.
Amatan kru koran ini di lokasi, mobil crane tampak dimasukkan ke Kapal Ferry untuk membantu melakukan penarikan jaring pukat harimau. Sejak kemarin Tim SAR Gabungan melakukan pencarian dengan menggunakan alat jaring pukat harimau dengan cara manual dan sempat sangkut di dasar Danau Toba.