29.2 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

Todongkan Senjata di IGD, Kontraktor Dijerat Pasal Berlapis

DIPERIKSA: Rohmat Wahyudi saat diperiksa di Polsekta Medan Timur, Rabu (26/8) malam.
DIPERIKSA:
Rohmat Wahyudi saat diperiksa di Polsekta Medan Timur, Rabu (26/8) malam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi ‘koboy’ Rohmat Wahyudi (31) yang menodongkan senjata air soft gun pada abang kandungnya Budi Pristianto (34), dan beberapa perawat di ruang IGD RSUD dr Pirngadi Medan, berbuntut panjang. Betapa tidak, akibat perbuatan itu, Rohmat yang tinggal di Jalan dr Mansyur, Gang Keluarga, Lingkungan IX, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal ini terancam dijerat dengan pasal berlapis.

Hal ini ditegaskan Kanit Reskrim Polsek Medan Timur, AKP Alexander Piliang saat dikonfirmasi, Jumat (28/8) siang. “Kita akan jerat tersangka (Rohmat,red) dengan Pasal 335 KUHP dan UU Darurat No 12/51. Namun hingga saat ini korban maupun pihak RSUD dr Pirngadi belum ada yang membuat laporan kep kita,” katanya.

Meski begitu, dengan dalih rasa kemanusiaan, pria yang bekerja sebagai kontraktor itu tetap diperbolehkan pulang untuk mendoakan dan mengantar jenazah ayah tercinta yang meninggal karena gagal ginjal ke peristirahatan terakhirnya.

“Istri dan keluarganya tadi datang untuk menjamin tersangka. Karna rasa kemanusian, tersangka kita bolehkan pergi. Tapi, hari Senin (31/8) nanti, tersangka wajib datang ke mako untuk diproses lebih lanjut,” tandas Alexander.

Ditemui di lokasi terpisah, Humas RSU Pirngadi Edison Perangin-angin meminta para perawat yang merasa dirugikan atas perbuatan Rohmat membuat pengaduan ke Polsek Medan Timur. “Sudah saya imbau para perawat dan dokter di IGD untuk membuat laporan ke polsek. Tapi hingga sekarang saya belum tau apakah mereka sudah buat laporan atau belum,” ujarnya.

Meski belum membuat laporan, tapi Edison yang sudah lebih dari 2 tahun menjabat sebagai humas itu, meminta polisi tetap menyelidiki kasus tersebut. “Iya, saya minta polisi bertindak. Bagaimana hasilnya kepolisian Medan Timur lah yang tau,” tandasnya.

Menurut Kriminolog Universitas Muhamadiyah Sumatera Utara (UMSU), Nursairani Simatuang, setiap manusia mempunyai individu yang berbeda. “Ada beberapa orang yang emosinya itu dijalankan tidak baik, karna prilaku tak terkontrol dan sifat yang buruk, emosi pun bisa timbul,” katanya.

Lebih lagi Rohmat yang nekat menodong abangnya, dinilai Nursairani karena faktor sedih sang ayah meninggal. “Tak mampu menahan diri, ini memang sulit dan susah di kontrol, kita manusia harus bisa menghilangkan prasangka buruk. Sebab hal ini bisa menjerumuskan kita ke jalan kejahatan dan diproses oleh hukum,” katanya. Untuk antisipasinya lanjutnya, manusia harus bisa belajar sabar, punya moral bagus dan prilaku baik.”Kita memang harus lebih dekat dengan Tuhan dan agama kita masing-masing, agar tak jatuh keprilaku yang buruk,”tandasnya.

Sebelumnya, ruang IGD RSUD dr Pirngadi Medan mendadak gempar, Kamis (27/8) sekira pukul 19.45 WIB. Rohmat yang syok ayahnya meninggal saat dirawat di rumah sakit milik Pemko Medan itu tiba-tiba mengamuk, lalu menodongkan senjata jenis air soft gun ke abang kandungnya dan para perawat. Aksi Rohmat sontak membuat ruang IGD yang semula tenang jadi riuh. Dibarengi teriakan minta tolong, para perawat dan keluarga pasien sontak berhamburan menyelamatkan diri.

DIPERIKSA: Rohmat Wahyudi saat diperiksa di Polsekta Medan Timur, Rabu (26/8) malam.
DIPERIKSA:
Rohmat Wahyudi saat diperiksa di Polsekta Medan Timur, Rabu (26/8) malam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi ‘koboy’ Rohmat Wahyudi (31) yang menodongkan senjata air soft gun pada abang kandungnya Budi Pristianto (34), dan beberapa perawat di ruang IGD RSUD dr Pirngadi Medan, berbuntut panjang. Betapa tidak, akibat perbuatan itu, Rohmat yang tinggal di Jalan dr Mansyur, Gang Keluarga, Lingkungan IX, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal ini terancam dijerat dengan pasal berlapis.

Hal ini ditegaskan Kanit Reskrim Polsek Medan Timur, AKP Alexander Piliang saat dikonfirmasi, Jumat (28/8) siang. “Kita akan jerat tersangka (Rohmat,red) dengan Pasal 335 KUHP dan UU Darurat No 12/51. Namun hingga saat ini korban maupun pihak RSUD dr Pirngadi belum ada yang membuat laporan kep kita,” katanya.

Meski begitu, dengan dalih rasa kemanusiaan, pria yang bekerja sebagai kontraktor itu tetap diperbolehkan pulang untuk mendoakan dan mengantar jenazah ayah tercinta yang meninggal karena gagal ginjal ke peristirahatan terakhirnya.

“Istri dan keluarganya tadi datang untuk menjamin tersangka. Karna rasa kemanusian, tersangka kita bolehkan pergi. Tapi, hari Senin (31/8) nanti, tersangka wajib datang ke mako untuk diproses lebih lanjut,” tandas Alexander.

Ditemui di lokasi terpisah, Humas RSU Pirngadi Edison Perangin-angin meminta para perawat yang merasa dirugikan atas perbuatan Rohmat membuat pengaduan ke Polsek Medan Timur. “Sudah saya imbau para perawat dan dokter di IGD untuk membuat laporan ke polsek. Tapi hingga sekarang saya belum tau apakah mereka sudah buat laporan atau belum,” ujarnya.

Meski belum membuat laporan, tapi Edison yang sudah lebih dari 2 tahun menjabat sebagai humas itu, meminta polisi tetap menyelidiki kasus tersebut. “Iya, saya minta polisi bertindak. Bagaimana hasilnya kepolisian Medan Timur lah yang tau,” tandasnya.

Menurut Kriminolog Universitas Muhamadiyah Sumatera Utara (UMSU), Nursairani Simatuang, setiap manusia mempunyai individu yang berbeda. “Ada beberapa orang yang emosinya itu dijalankan tidak baik, karna prilaku tak terkontrol dan sifat yang buruk, emosi pun bisa timbul,” katanya.

Lebih lagi Rohmat yang nekat menodong abangnya, dinilai Nursairani karena faktor sedih sang ayah meninggal. “Tak mampu menahan diri, ini memang sulit dan susah di kontrol, kita manusia harus bisa menghilangkan prasangka buruk. Sebab hal ini bisa menjerumuskan kita ke jalan kejahatan dan diproses oleh hukum,” katanya. Untuk antisipasinya lanjutnya, manusia harus bisa belajar sabar, punya moral bagus dan prilaku baik.”Kita memang harus lebih dekat dengan Tuhan dan agama kita masing-masing, agar tak jatuh keprilaku yang buruk,”tandasnya.

Sebelumnya, ruang IGD RSUD dr Pirngadi Medan mendadak gempar, Kamis (27/8) sekira pukul 19.45 WIB. Rohmat yang syok ayahnya meninggal saat dirawat di rumah sakit milik Pemko Medan itu tiba-tiba mengamuk, lalu menodongkan senjata jenis air soft gun ke abang kandungnya dan para perawat. Aksi Rohmat sontak membuat ruang IGD yang semula tenang jadi riuh. Dibarengi teriakan minta tolong, para perawat dan keluarga pasien sontak berhamburan menyelamatkan diri.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/