31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Buruh: Dioplos dengan Mie Gagal Produksi

Foto: Johnson/PM Proses daur ulang mie instan diduga merek Alhami, yang telah kedaluarsa. Foto discreenshot dari video.
Foto: Johnson/PM
Proses daur ulang mie instan diduga merek Alhami, yang telah kedaluarsa. Foto discreenshot dari video.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Berdalih kekurangan bahan baku, PT Olagafood Industri melakukan cara tidak pantas. Agar modus daur ulang mie kedaluarsanya tidak terlalu kentara, manajemen mengoplosnya dengan mie gagal produksi.

Keterangan puluhan buruh Olagafood, mie gagal produksi itu ada 3 jenis. Yakni, mie HP atau hancur pecah meliputi mie hancur tapi sebagian masih berbentuk, Mie HH atau hancur hancur yakni untuk mie yang hancur total. Selanjutnya, Mie HM atau hancur namun mengandung minyak pasca penggorengan.

“Jadi semua mie itu dijadikan bahan lagi dengan cara dipress. Semuanya digabung di dalam tong fiber segi empat, lalu digiling. Terus ditimbang 15 per karung jadi sudah dalam bentuk tepung. Karung berisi mie giling ini disusun di falet masing-masing 450 kg. Kemudian dinaikkan ke lantai 2 ke mesin mixer pengolahan,” terang sejumlah buruh pria.

Setelah diterima operator di lantai 2 tempat mesin mixer, bahan oplosan tadi dicampur dengan bahan yang semestinya. “Mie basah yang jatuh-jatuh dan diambil pakai sapu seperti yang ada dalam rekaman video itu, juga ikut dicampur di sini,” terang mereka.

Lalu bahan ini diadon dan dicampur pakai larutan alkali, yakni senyawa kimia berbau menyengat yang salah satu komposisinya adalah vitamin. Diendapkan selama 20 menit, lalu dijatuhkan ke tong fider lalu dikerjakan oleh operator press supaya berbentuk mie.

Setelah masuk ke box stem, lalu ke mesin potong karena sudah berbentuk mie tapi masih basah. Dari sini mesin mengarahkan ke penggorengan. Begitu keluar, sudah jadi mie lalu didinginkan di mesin pendingin atau cooler. Selanjutnya dipacking dan dipasarkan.

“Jadi kalau dibilang Pak Daniel mie kedaluarsa itu untuk dijadikan pakan ternak, itu bohong. Kami saksinya yang mengerjakan langsung kok. Jadi kami yang melihat dari awal sampai akhir proses. Mereka nggak bisa mengelak soal ini,” kata para pekerja itu.

Untuk temuan ini, lagi-lagi pihak manajemen tidak ada yang bersedia untuk buka mulut. Baik Kepala Personalia, Agus Thamrin, maupun Manajer Operasional Daniel, sama-sama tak mau menerima panggilan telepon. SMS yang dilayangkan juga tidak berbalas.

Sebelumnya, Posmetro Medan (grup SUMUTPOS.CO) pernah melakukan wawancara langsung dengan Manajer Operasional Daniel di ruang kerjanya PT Olagafood Industri. Pada intinya, dia bersikeras bahwa tuduhan pengolahan ulang mie kedaluarsa itu tidak benar. “Kalau ada mie kedaluarsa, itu untuk pakan ternak. Mana mungkin perusahaan sebesar ini mengolah makanan kedaluarsa?” bantahnya. (jon/deo)

Foto: Johnson/PM Proses daur ulang mie instan diduga merek Alhami, yang telah kedaluarsa. Foto discreenshot dari video.
Foto: Johnson/PM
Proses daur ulang mie instan diduga merek Alhami, yang telah kedaluarsa. Foto discreenshot dari video.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Berdalih kekurangan bahan baku, PT Olagafood Industri melakukan cara tidak pantas. Agar modus daur ulang mie kedaluarsanya tidak terlalu kentara, manajemen mengoplosnya dengan mie gagal produksi.

Keterangan puluhan buruh Olagafood, mie gagal produksi itu ada 3 jenis. Yakni, mie HP atau hancur pecah meliputi mie hancur tapi sebagian masih berbentuk, Mie HH atau hancur hancur yakni untuk mie yang hancur total. Selanjutnya, Mie HM atau hancur namun mengandung minyak pasca penggorengan.

“Jadi semua mie itu dijadikan bahan lagi dengan cara dipress. Semuanya digabung di dalam tong fiber segi empat, lalu digiling. Terus ditimbang 15 per karung jadi sudah dalam bentuk tepung. Karung berisi mie giling ini disusun di falet masing-masing 450 kg. Kemudian dinaikkan ke lantai 2 ke mesin mixer pengolahan,” terang sejumlah buruh pria.

Setelah diterima operator di lantai 2 tempat mesin mixer, bahan oplosan tadi dicampur dengan bahan yang semestinya. “Mie basah yang jatuh-jatuh dan diambil pakai sapu seperti yang ada dalam rekaman video itu, juga ikut dicampur di sini,” terang mereka.

Lalu bahan ini diadon dan dicampur pakai larutan alkali, yakni senyawa kimia berbau menyengat yang salah satu komposisinya adalah vitamin. Diendapkan selama 20 menit, lalu dijatuhkan ke tong fider lalu dikerjakan oleh operator press supaya berbentuk mie.

Setelah masuk ke box stem, lalu ke mesin potong karena sudah berbentuk mie tapi masih basah. Dari sini mesin mengarahkan ke penggorengan. Begitu keluar, sudah jadi mie lalu didinginkan di mesin pendingin atau cooler. Selanjutnya dipacking dan dipasarkan.

“Jadi kalau dibilang Pak Daniel mie kedaluarsa itu untuk dijadikan pakan ternak, itu bohong. Kami saksinya yang mengerjakan langsung kok. Jadi kami yang melihat dari awal sampai akhir proses. Mereka nggak bisa mengelak soal ini,” kata para pekerja itu.

Untuk temuan ini, lagi-lagi pihak manajemen tidak ada yang bersedia untuk buka mulut. Baik Kepala Personalia, Agus Thamrin, maupun Manajer Operasional Daniel, sama-sama tak mau menerima panggilan telepon. SMS yang dilayangkan juga tidak berbalas.

Sebelumnya, Posmetro Medan (grup SUMUTPOS.CO) pernah melakukan wawancara langsung dengan Manajer Operasional Daniel di ruang kerjanya PT Olagafood Industri. Pada intinya, dia bersikeras bahwa tuduhan pengolahan ulang mie kedaluarsa itu tidak benar. “Kalau ada mie kedaluarsa, itu untuk pakan ternak. Mana mungkin perusahaan sebesar ini mengolah makanan kedaluarsa?” bantahnya. (jon/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/