SUMUTPOS.CO – Belum mendapatkan kepastian apakah akan diusung Partai NasDem di Pilgubsu 2018, Tengku Erry Nuradi agaknya cepat mengambil langkah. Ketua DPW Nasdem Sumut itu ternyata sudah resmi melayangkan surat permohonan dukungan kepada DPW PKB Sumut.
“Dua pekan yang lalu saya terima surat permohonan dukungan dari Tengku Erry untuk Pilgubsu 2018,” kata Ketua DPW PKB Sumut Ance Silian, Senin (29/5).
Sebelum meminta dukungan melalui surat resmi, kata Ance, gubernur incumbent itu sudah berkomunikasi secara informal dengan dirinya. Selain itu, Erry juga sudah bertemu sebanyak dua kali dengan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar.
“Dua kali Pak Tengku Erry sudah bertemu ketua umum (Muhaimin Iskandar), sekali bertemu saat ketua umum ada agenda ke Medan. Kedua, giliran Pak Erry yang mendatangi kediaman ketua umum di Jakarta,” jelas mantan anggota DPRD Sumut ini.
Menurut Ance, sosok yang benar-benar serius dan sungguh-sungguh ingin bertarung di Pilgubsu hanyalah Tengku Erry. “Kalau PKB berpikir seperti itu, karena memang hanya incumbent yang baru menjalin komunikasi dengan PKB,” tuturnya.
Dia pun yakin dukungan atau rekomendasi dari DPP PKB untuk pencalonan Erry akan keluar dalam waktu dekat. Akan tetapi, sebelum sampai ke moment itu. Karena PKB Sumut akan terlebih dahulu menggelar Rakorwil.
“Di Rakorwil itu dukungan secara resmi dari PKB Sumut akan disampaikan dan merekomendasikan agar DPP menyetujui itu. Kenapa PKB cocok dengan Tengku Erry, karena visi misi PKB sejalan dengan program Pemprovsu,” terangnya.
PKB, lanjut Ance, tidak akan melakukan penyanderaan terhadap Tengku Erry dalam hal pemilihan sosok calon wakil gubernur. “Kalau ada deal politik seperti itu maka sama dengan penyanderaan politik. PKB tidak akan melakukan hal itu, biar calon wakil dipilih sendiri oleh beliau,” ungkapnya.
Walau sudah melamar ke PKB, Ance tetap yakin Partai Nasdem akan memberikan atau menjatuhkan pilihan kepada sosok Tengku Erry Nuradi. “Kalau Nasdem bilang menunggu hasil survei, saya yakin hasil survei Pak Erry akan bagus. Minimal di atas 50 persen elektabilitasnya. Sebagai incumbent tentu memiliki nilai lebih, dan itu bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak elektabilitas dan popularitas,” katanya.