25.6 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

Bantu Warga, Dewi Pule Gelar Program One Homestay One Toilet

SLEMAN, SUMUTPOS.CO – Rakornas Pariwisata II/2017 yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, terus memunculkan semangat baru. Terutama terkait dengan Homestay Desa Wisata yang bakal menjadi andalan Kemenpar dalam memenuhi target kunjungan wisman 20 juta di tahun 2019.

“Amenitas yang disiapkan dalam bentuk homestay itu ditargetkan terbangun 20 ribu di tahun 2017 ini. Lalu 2018 diproyeksikan 30 ribu, dan akhir 2019 ada 50 ribu lagi, total 100 ribu homestay,” tegas Menpar Arief Yahya.

Dukungan pelatihan terhadap Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) juga terus diperkuat. Di bawah Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, program itu dijalankan di untuk membina hospitality di banyak desa wisata.

Menpar Arief juga bangga dengan desa-desa yang mandiri dan penuh semangat membangun homestay desa wisata itu. Mereka dengan prnjh kesadaran, terus menempa pengetahuan dan belajar mengelola desa wisata.

Salah satu contoh sukses adalah Desa Wisata Pulesari (Dewi Pule), penuh semangat menyambut wisatawan dengan peningkatan layanan homestay.  Desa Wisata dengan andalan wisata alam treking Sungai dan belajar 12 Olahan Salak ini memiliki program One Homestay One Toilet (OHOT).

“Mereka semakin pintar menemukan atraksi, yang bisa dikembangkan dari potensi desa wisatanya,” tutut Arief Yahya, yang salut akan spirit kemandirian mereka.

Program OHOT itu berupa bantuan berupa material untuk homestay yang ingin​ menambah fasilitas toiletnya. Program OHOT ini memberikan sebanyak 18 toilet dengan rincian 7 toilet (diberikan April), 6 toilet (selama bulan Mei) dan 5 toilet (bulan Juni). “Kami ada tim yang menyeleksi homestay mana saja yang layak mendapatkan program bantuan One Homestay One Toilet ini. Ada kriteria yang dimiliki oleh tim seleksi,” ujar Didik  Irwanto, Ketua Desa Wisata Pulesari.

Dalam program ini, Pokdarwis memberikan bantuan senilai Rp 2 juta. Uang tersebut diwujudkan dalam bentuk barang untuk kebutuhan membangun toilet. Bisa berupa keramik, kloset duduk, pintu kamar mandi dan sebagainya. Bentuk barang disesuaikan dengan kebutuhan pemilik homestay dan hasil survei Tim Pokdarwis. Yang jelas, toilet yang dibangun ini memiliki standar baku: bersih dan terang.

Untuk program ini, Pokdarwis Desa Wisata Pulesari bekerja sama dengan toko bangunan. Pihak homestay yang mendapat bantuan tinggal mengambil barang yang dibutuhkan. Dengan pola ini, diharapkan ada keseragaman kualitas dan jenis barang. “Kendati kami tidak bisa memaksakan semua harus dengan keramik pola ini, dengan cat warna ini. Semua tergantung pemilik. Karena bisa jadi catnya disamakan dengan cat rumah atau kamar mandi yang sudah ada,” tambah Didik.

Yang pasti, program OHOT ini merupakan bukti bahwa keuntungan pengelolaan desa wisata selama ini kembali ke masyarakat. Pariwisata dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Mengingat kehadiran tamu ke Dewi Pule yang terus meningkat dan dalam rombongan besar, ketersediaan toilet menjadi sangat penting. Homestay yang bisa menampung lebih banyak tamu, kendati sudah punya toilet, diberi bantuan lewat program ini. Sehingga tingkat antrean ke toilet bisa berkurang. Kenyamanan pun semakin meningkat.

SLEMAN, SUMUTPOS.CO – Rakornas Pariwisata II/2017 yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, terus memunculkan semangat baru. Terutama terkait dengan Homestay Desa Wisata yang bakal menjadi andalan Kemenpar dalam memenuhi target kunjungan wisman 20 juta di tahun 2019.

“Amenitas yang disiapkan dalam bentuk homestay itu ditargetkan terbangun 20 ribu di tahun 2017 ini. Lalu 2018 diproyeksikan 30 ribu, dan akhir 2019 ada 50 ribu lagi, total 100 ribu homestay,” tegas Menpar Arief Yahya.

Dukungan pelatihan terhadap Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) juga terus diperkuat. Di bawah Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, program itu dijalankan di untuk membina hospitality di banyak desa wisata.

Menpar Arief juga bangga dengan desa-desa yang mandiri dan penuh semangat membangun homestay desa wisata itu. Mereka dengan prnjh kesadaran, terus menempa pengetahuan dan belajar mengelola desa wisata.

Salah satu contoh sukses adalah Desa Wisata Pulesari (Dewi Pule), penuh semangat menyambut wisatawan dengan peningkatan layanan homestay.  Desa Wisata dengan andalan wisata alam treking Sungai dan belajar 12 Olahan Salak ini memiliki program One Homestay One Toilet (OHOT).

“Mereka semakin pintar menemukan atraksi, yang bisa dikembangkan dari potensi desa wisatanya,” tutut Arief Yahya, yang salut akan spirit kemandirian mereka.

Program OHOT itu berupa bantuan berupa material untuk homestay yang ingin​ menambah fasilitas toiletnya. Program OHOT ini memberikan sebanyak 18 toilet dengan rincian 7 toilet (diberikan April), 6 toilet (selama bulan Mei) dan 5 toilet (bulan Juni). “Kami ada tim yang menyeleksi homestay mana saja yang layak mendapatkan program bantuan One Homestay One Toilet ini. Ada kriteria yang dimiliki oleh tim seleksi,” ujar Didik  Irwanto, Ketua Desa Wisata Pulesari.

Dalam program ini, Pokdarwis memberikan bantuan senilai Rp 2 juta. Uang tersebut diwujudkan dalam bentuk barang untuk kebutuhan membangun toilet. Bisa berupa keramik, kloset duduk, pintu kamar mandi dan sebagainya. Bentuk barang disesuaikan dengan kebutuhan pemilik homestay dan hasil survei Tim Pokdarwis. Yang jelas, toilet yang dibangun ini memiliki standar baku: bersih dan terang.

Untuk program ini, Pokdarwis Desa Wisata Pulesari bekerja sama dengan toko bangunan. Pihak homestay yang mendapat bantuan tinggal mengambil barang yang dibutuhkan. Dengan pola ini, diharapkan ada keseragaman kualitas dan jenis barang. “Kendati kami tidak bisa memaksakan semua harus dengan keramik pola ini, dengan cat warna ini. Semua tergantung pemilik. Karena bisa jadi catnya disamakan dengan cat rumah atau kamar mandi yang sudah ada,” tambah Didik.

Yang pasti, program OHOT ini merupakan bukti bahwa keuntungan pengelolaan desa wisata selama ini kembali ke masyarakat. Pariwisata dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Mengingat kehadiran tamu ke Dewi Pule yang terus meningkat dan dalam rombongan besar, ketersediaan toilet menjadi sangat penting. Homestay yang bisa menampung lebih banyak tamu, kendati sudah punya toilet, diberi bantuan lewat program ini. Sehingga tingkat antrean ke toilet bisa berkurang. Kenyamanan pun semakin meningkat.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/