31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

9 Juli, Daftar Ulang di USU

Pengumuman SNMPTN, Unimed Sisakan 39 Kursi Kosong

MEDAN-Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) sudah di umumkan sejak Rabu (29/6) pukul 19.00. Namun, bukan berarti siswa yang sudah dinyatakan lulus SNMPTN bisa berleha-leha.

Sebab, mereka masih harus menjalani serangkaian agenda penting lainnya. Salah satunya, proses daftar ulang.
Bagi 3.234 calon mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) yang lulus ujian SNMPTN diminta melapor pada tanggal yang ditetapkan panitia lokal. “Kepada peserta yang telah diterima di USU diwajibkan melakukan pelaporan pada 9 Juli 2011,” terang Rektor USU Prof Syahril Pasaribu melalui Pembantu Rektor II Prof Armansyah Ginting, Rabu (29/6).

Pelaporan dipusatkan di Gelanggang Mahasiswa USU. Untuk Kelompok Eksakta dimulai pukul 08.30 WIB hingga 09.30 WIB sedangkan untuk Kelompok Non Eksakta 13.00 WIB hingga 14.00 WIB.Sedangkan persyaratan untuk melapor, peserta harus datang sendiri, tak boleh diwakilkan. Berpakaian rapi dengan syarat membawa kartu SNMPTN Jalur Ujian Tulis Asli, Ijazah asli/SKHU (Surat Keterangan Hasil Ujian) yang diterbitkan oleh sekolah asal dan dilengkapi pas photo 3X4.

Sementara itu, di Universitas Negeri Medan (Unimed) menyisakan 39 bangku kosong dari jumlah kuota sesuai keputusan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) yakni berjumlah 2.944 mahasiswa baru.

“Untuk sisa kuota ini nantinya akan kita masukkan ke dalam program reguler dan non reguler, melalui seleksi lokal masuk perguruan tinggi negeri (SLMPTN) yag terbagi dalam 31 program studi,” jelas Rektor Unimed Prof Dr Ibnu Hajar MSi dalam di gedung Biro Rektor Unimed, kemarin.

Seleksi itu sendiri dibuka 30 Juni sampai 8 Juli dari pagi hingga pukul 12.00 WIB, dan pendaftaran online akan berakhir pada 9 Juli hingga pukul 16.00 WIB.

Secara nasional, SNMPTN diumumkan sejak pukul 19.00, kemarin. Peserta yang lulus belum tentu akan diterima langsung di universitas penyelenggara SNMPTN. Calon mahasiswa harus mendaftar ulang sesuai jadwal yang ditentukan masing-masing universitas. “Harus diperhatikan betul jadwalnya. Jangan sampai terlambat karena fatal akibatnya,” ujar ketua Panitia Pelaksana SNMPTN 2011 H Herry Suhardiyanto.

Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) Musliar Kasim membenarkan hal itu. Daftar ulang tidak diatur serentak layaknya SNMPTN. Setiap universitas memiliki kebijakan tersendiri terkait proses daftar ulang dan besaran uang pendaftaran. “Termasuk besaran cicilan daftar ulang,” katanya.

Karena kembali ke kebijakan masing-masing universitas itulah menurut Musliar calon peserta harus jeli. Jangan sampai terpengaruh teman yang tidak daftar satu universitas mengenai jadwal daftar ulang. “Sering-sering cari informasi. Termasuk membuka website universitas untuk mendapat jadwal pasti,” imbuhnya.

Vitalnya daftar ulang bukan tanpa bukti. Musliar yang juga rektor Universitas Adalas (Unand) Padang Sumatera Barat itu menyebut angka peserta lolos SNMPTN yang tidak melanjutkan ke proses daftar ulang cukup tinggi. Biasanya, jumlah tersebut mencapai 15 persen. “Termasuk di Unand,” paparnya.

Kalau Musliar menyebut potensi siswa yang tidak mendaftar ulang mencapai 15 persen, berarti dari 118.233 siswa yang lulus, sebesar 17.734 siswa tidak daftar. Kenapa bisa sebesar itu? Dia menyebut ada banyak faktor. Yang paling besar adalah pindah prodi karena saat mendaftar siswa mengisi beberapa prodi.

Disamping itu, fanatisme terhadap satu prodi tertentu juga bisa membuat siswa mundur. Kalau dia tidak merasa sreg dengan prodi yang lolos di SNMPTN, biasanya calon mahasiswa akan mundur dan tidak daftar ulang. “Kalau tidak, biasanya mereka tetap daftar ulang tetapi tahun depan ikut tes lagi,” jelasnya.
Bagaimana yang tidak lulus SNMPTN tetapi tetap ingin masuk universitas favoritnya? Ketua Panitia Seleksi H Herry Suhardiyanto kembali menjelaskan bisa melalui jalur mandiri. Namun, untuk itu siswa juga harus pintar-pintar mencari informasi. “Jadwalnya berbeda-beda tidak serempak,” ucapnya.

Saat ini, beberapa universitas juga sudah mulai memasang pengumuman jalur mandiri tersebut. Unand misalnya, jalur mandiri dibuka mulai 1-8 Juli dan ujian dilaksanakan 11 Juli. Di Unpad prosesi mulai 5 Mei-12 Juli dengan pengumuman 17 juli.

Herry menambahkan, jalur mandiri itu bisa menjadi penting sebab data sebelumnya, terdapat peserta kelompok IPA maupun IPS yang tidak lulus ujian tulis meski nilainya di kisaran 80-90. Dia menjelaskan, banyak calon mahasiswa pintar yang tidak lulus ujian tulis karena tidak cerdas memilih prodi. “Karena ada kecenderungan memilih prodi-prodi yang sedang tren atau populer,” kata rektor IPB itu.

Terkait prodi, Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) Djoko Santoso menyayangkan sampai adanya salah memilih prodi. Fanatisme terhadap satu prodi itu menurutnya justru bisa menjerumuskan calon mahasiswa. “Tidak ada prodi yang tidak berguna,” jelasnya.

Oleh sebab itu, dia berhara pada ujian mandiri nanti dan SNMPTN berikutnya tidak ada lagi yang menganaktirikan satu prodi tertentu. Baginya, prodi muncul karena memang dibutuhkan bagi lapangan kerja. Ujung-ujungnya, dia meminta kepada beberapa piha untuk mempopulerkan semua prodi. “Termasuk sekolah dan media,” tandasnya.
Untuk pelaksanaan seleksi mandiri tersebut, dia mengaku sudah pasrah terhadap setiap universitas. Artinya, tidak akan ada lagi pengawasan berlebihan kepada pelaksanaan ujian. Dia cukup yakin jika perguruan tinggi bisa melakukan ujian dengan baik, jujur dan lancar. “Masa saya tidak percaya kepada perguruan tinggi,” urainya. (saz/uma/dim/jpnn)

Pengumuman SNMPTN, Unimed Sisakan 39 Kursi Kosong

MEDAN-Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) sudah di umumkan sejak Rabu (29/6) pukul 19.00. Namun, bukan berarti siswa yang sudah dinyatakan lulus SNMPTN bisa berleha-leha.

Sebab, mereka masih harus menjalani serangkaian agenda penting lainnya. Salah satunya, proses daftar ulang.
Bagi 3.234 calon mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) yang lulus ujian SNMPTN diminta melapor pada tanggal yang ditetapkan panitia lokal. “Kepada peserta yang telah diterima di USU diwajibkan melakukan pelaporan pada 9 Juli 2011,” terang Rektor USU Prof Syahril Pasaribu melalui Pembantu Rektor II Prof Armansyah Ginting, Rabu (29/6).

Pelaporan dipusatkan di Gelanggang Mahasiswa USU. Untuk Kelompok Eksakta dimulai pukul 08.30 WIB hingga 09.30 WIB sedangkan untuk Kelompok Non Eksakta 13.00 WIB hingga 14.00 WIB.Sedangkan persyaratan untuk melapor, peserta harus datang sendiri, tak boleh diwakilkan. Berpakaian rapi dengan syarat membawa kartu SNMPTN Jalur Ujian Tulis Asli, Ijazah asli/SKHU (Surat Keterangan Hasil Ujian) yang diterbitkan oleh sekolah asal dan dilengkapi pas photo 3X4.

Sementara itu, di Universitas Negeri Medan (Unimed) menyisakan 39 bangku kosong dari jumlah kuota sesuai keputusan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) yakni berjumlah 2.944 mahasiswa baru.

“Untuk sisa kuota ini nantinya akan kita masukkan ke dalam program reguler dan non reguler, melalui seleksi lokal masuk perguruan tinggi negeri (SLMPTN) yag terbagi dalam 31 program studi,” jelas Rektor Unimed Prof Dr Ibnu Hajar MSi dalam di gedung Biro Rektor Unimed, kemarin.

Seleksi itu sendiri dibuka 30 Juni sampai 8 Juli dari pagi hingga pukul 12.00 WIB, dan pendaftaran online akan berakhir pada 9 Juli hingga pukul 16.00 WIB.

Secara nasional, SNMPTN diumumkan sejak pukul 19.00, kemarin. Peserta yang lulus belum tentu akan diterima langsung di universitas penyelenggara SNMPTN. Calon mahasiswa harus mendaftar ulang sesuai jadwal yang ditentukan masing-masing universitas. “Harus diperhatikan betul jadwalnya. Jangan sampai terlambat karena fatal akibatnya,” ujar ketua Panitia Pelaksana SNMPTN 2011 H Herry Suhardiyanto.

Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) Musliar Kasim membenarkan hal itu. Daftar ulang tidak diatur serentak layaknya SNMPTN. Setiap universitas memiliki kebijakan tersendiri terkait proses daftar ulang dan besaran uang pendaftaran. “Termasuk besaran cicilan daftar ulang,” katanya.

Karena kembali ke kebijakan masing-masing universitas itulah menurut Musliar calon peserta harus jeli. Jangan sampai terpengaruh teman yang tidak daftar satu universitas mengenai jadwal daftar ulang. “Sering-sering cari informasi. Termasuk membuka website universitas untuk mendapat jadwal pasti,” imbuhnya.

Vitalnya daftar ulang bukan tanpa bukti. Musliar yang juga rektor Universitas Adalas (Unand) Padang Sumatera Barat itu menyebut angka peserta lolos SNMPTN yang tidak melanjutkan ke proses daftar ulang cukup tinggi. Biasanya, jumlah tersebut mencapai 15 persen. “Termasuk di Unand,” paparnya.

Kalau Musliar menyebut potensi siswa yang tidak mendaftar ulang mencapai 15 persen, berarti dari 118.233 siswa yang lulus, sebesar 17.734 siswa tidak daftar. Kenapa bisa sebesar itu? Dia menyebut ada banyak faktor. Yang paling besar adalah pindah prodi karena saat mendaftar siswa mengisi beberapa prodi.

Disamping itu, fanatisme terhadap satu prodi tertentu juga bisa membuat siswa mundur. Kalau dia tidak merasa sreg dengan prodi yang lolos di SNMPTN, biasanya calon mahasiswa akan mundur dan tidak daftar ulang. “Kalau tidak, biasanya mereka tetap daftar ulang tetapi tahun depan ikut tes lagi,” jelasnya.
Bagaimana yang tidak lulus SNMPTN tetapi tetap ingin masuk universitas favoritnya? Ketua Panitia Seleksi H Herry Suhardiyanto kembali menjelaskan bisa melalui jalur mandiri. Namun, untuk itu siswa juga harus pintar-pintar mencari informasi. “Jadwalnya berbeda-beda tidak serempak,” ucapnya.

Saat ini, beberapa universitas juga sudah mulai memasang pengumuman jalur mandiri tersebut. Unand misalnya, jalur mandiri dibuka mulai 1-8 Juli dan ujian dilaksanakan 11 Juli. Di Unpad prosesi mulai 5 Mei-12 Juli dengan pengumuman 17 juli.

Herry menambahkan, jalur mandiri itu bisa menjadi penting sebab data sebelumnya, terdapat peserta kelompok IPA maupun IPS yang tidak lulus ujian tulis meski nilainya di kisaran 80-90. Dia menjelaskan, banyak calon mahasiswa pintar yang tidak lulus ujian tulis karena tidak cerdas memilih prodi. “Karena ada kecenderungan memilih prodi-prodi yang sedang tren atau populer,” kata rektor IPB itu.

Terkait prodi, Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) Djoko Santoso menyayangkan sampai adanya salah memilih prodi. Fanatisme terhadap satu prodi itu menurutnya justru bisa menjerumuskan calon mahasiswa. “Tidak ada prodi yang tidak berguna,” jelasnya.

Oleh sebab itu, dia berhara pada ujian mandiri nanti dan SNMPTN berikutnya tidak ada lagi yang menganaktirikan satu prodi tertentu. Baginya, prodi muncul karena memang dibutuhkan bagi lapangan kerja. Ujung-ujungnya, dia meminta kepada beberapa piha untuk mempopulerkan semua prodi. “Termasuk sekolah dan media,” tandasnya.
Untuk pelaksanaan seleksi mandiri tersebut, dia mengaku sudah pasrah terhadap setiap universitas. Artinya, tidak akan ada lagi pengawasan berlebihan kepada pelaksanaan ujian. Dia cukup yakin jika perguruan tinggi bisa melakukan ujian dengan baik, jujur dan lancar. “Masa saya tidak percaya kepada perguruan tinggi,” urainya. (saz/uma/dim/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/