25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Belum Ambil Ijazah, Siswa IPA Itu Pendiam dan Taat Agama

Dia menambahkan, orangtua Ivan memang disebut care (peduli). Artinya, orangtua Ivan selalu menanyakan tentang anak ketiga dari tiga bersaudaranya ini, terkait bagaimana keadaan di sekolah. Atas kejadian yang menimpa Ivan, pihak sekolah merasa tidak nyaman. “Enggak enak kami merasa pihak sekolah. Dia alumni sini. Baru setahun lalu tamat,” kata dia.

Marisda berharap, agar orangtua Ivan selalu memberikan evaluasi kepada anaknya. Sebab, pihak sekolah tak mungkin memantau aktivitas Ivan jika jam sekolah sudah berakhir.”Dia anaknya enggak pernah cabut sekolah. Enggak menyangka kita seperti itu. Kalau sudah waktunya salat, dia itu harus salat. Kami enggak menghalangi. Kadang-kadang pagi, masih jam pelajaran kedua, solat dia,” tandasnya.

Diceritakan Marisda, ia mengetahui Ivan ditangkap sebagai pelaku teror bom gereja dari suaminya. “Saya tahunya dari suami, kebetulan lagi buka Facebook. Dibilangnya di Gereja Santo Yoseph ada teror bom. Lalu, dilihat foto-foto yang tersebar di media sosial dan ada gambar KTP dia. Kemudian, kami perjelas gambar KTP dan ternyata si Ivan. Setelah tahu, saya menghubungi kepala sekolah,” terangnya.

Terpisah, kediaman orangtua pelaku Ivan di Jalan Setia Budi Gang Sehati, Tanjung Sari, Medan Selayang terlihat hening. Polisi yang sudah menggeledah rumah bernomor 26 itu, masih tetap memasang garis polisi.

Tepat pukul 12.15 WIB, kedua orangtua Ivan, M Hasugian dan Arista Purba serta kakak perempuannya Eva Hasugian, memasuki rumahnya. Disebut-sebut, mereka usai menjalani pemeriksaan intensif oleh polisi, sejak Minggu (28/8).

“ Istirahat mereka (Orangtua Pelaku, Red). Belum bisa diganggu. Mereka kan diperiksa kemarin terkait kasus itu,” kata seorang anggota polisi yang berjaga di depan rumah no 26 itu.

Berselang beberapa saat kemudian, Arista keluar dari rumah. Pegawai Dinkes Kota Medan itu mengendarai sepedamotor Yamaha Mio Soul warna biru. Setelah 20 menit keluar, akhirnya kembali membawa rantang berisi makanan untuk makan siang.

Saat ditemui di depan pagar rumahnya, wajah wanita setengah baya itu tampak pucat, matanya membengkak. Namun, tak satu pun kata keluar dari mulutnya ketika ditanya kabarnya.

Sementara, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Medan, Kompol Fahrizal mengaku, orangtua pelaku Ivan masih diperiksa.”Nanti ya, masih diperiksa ini,” kata Fahrizal saat dihubungi pukul 15.05 WIB. (ditambahkan teddy/ril)

Dia menambahkan, orangtua Ivan memang disebut care (peduli). Artinya, orangtua Ivan selalu menanyakan tentang anak ketiga dari tiga bersaudaranya ini, terkait bagaimana keadaan di sekolah. Atas kejadian yang menimpa Ivan, pihak sekolah merasa tidak nyaman. “Enggak enak kami merasa pihak sekolah. Dia alumni sini. Baru setahun lalu tamat,” kata dia.

Marisda berharap, agar orangtua Ivan selalu memberikan evaluasi kepada anaknya. Sebab, pihak sekolah tak mungkin memantau aktivitas Ivan jika jam sekolah sudah berakhir.”Dia anaknya enggak pernah cabut sekolah. Enggak menyangka kita seperti itu. Kalau sudah waktunya salat, dia itu harus salat. Kami enggak menghalangi. Kadang-kadang pagi, masih jam pelajaran kedua, solat dia,” tandasnya.

Diceritakan Marisda, ia mengetahui Ivan ditangkap sebagai pelaku teror bom gereja dari suaminya. “Saya tahunya dari suami, kebetulan lagi buka Facebook. Dibilangnya di Gereja Santo Yoseph ada teror bom. Lalu, dilihat foto-foto yang tersebar di media sosial dan ada gambar KTP dia. Kemudian, kami perjelas gambar KTP dan ternyata si Ivan. Setelah tahu, saya menghubungi kepala sekolah,” terangnya.

Terpisah, kediaman orangtua pelaku Ivan di Jalan Setia Budi Gang Sehati, Tanjung Sari, Medan Selayang terlihat hening. Polisi yang sudah menggeledah rumah bernomor 26 itu, masih tetap memasang garis polisi.

Tepat pukul 12.15 WIB, kedua orangtua Ivan, M Hasugian dan Arista Purba serta kakak perempuannya Eva Hasugian, memasuki rumahnya. Disebut-sebut, mereka usai menjalani pemeriksaan intensif oleh polisi, sejak Minggu (28/8).

“ Istirahat mereka (Orangtua Pelaku, Red). Belum bisa diganggu. Mereka kan diperiksa kemarin terkait kasus itu,” kata seorang anggota polisi yang berjaga di depan rumah no 26 itu.

Berselang beberapa saat kemudian, Arista keluar dari rumah. Pegawai Dinkes Kota Medan itu mengendarai sepedamotor Yamaha Mio Soul warna biru. Setelah 20 menit keluar, akhirnya kembali membawa rantang berisi makanan untuk makan siang.

Saat ditemui di depan pagar rumahnya, wajah wanita setengah baya itu tampak pucat, matanya membengkak. Namun, tak satu pun kata keluar dari mulutnya ketika ditanya kabarnya.

Sementara, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Medan, Kompol Fahrizal mengaku, orangtua pelaku Ivan masih diperiksa.”Nanti ya, masih diperiksa ini,” kata Fahrizal saat dihubungi pukul 15.05 WIB. (ditambahkan teddy/ril)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/