27.8 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Tiga Dusun di Pantai Labu Diserang Muntaber

Foto: Hulman/PM Atas dari kiri ke kanan: Denson Doloksaribu dan Dea Agustina Bawah dari kiri ke kanan: Michael Samosir dan Geresia Doloksaribu. Mereka menderita muntaber dan dirawat oleh paramedis.
Foto: Hulman/PM
Atas dari kiri ke kanan: Denson Doloksaribu dan Dea Agustina
Bawah dari kiri ke kanan: Michael Samosir dan Geresia Doloksaribu. Mereka menderita muntaber dan dirawat oleh paramedis.

PANTAI LABU, SUMUTPOS.CO – Sejak tiga hari lalu, sejumlah warga di Dusun I, IV, VII dan VIII sudah terjangkit muntaber. Namun puncaknya terjadi pada Selasa (17/3) sekira pukul 07.00, ketika Teddy Manurung (17) meninggal dunia setelah sempat semalaman mendapat perawatan.

Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, pada Senin (16/3) sekira pukul 07.00, anak kedua dari lima bersaudara mendadak muntah lalu buang air besar (BAB) hingga beberapa kali. Akibatnya, anak Kadus VII Desa Durian itu lemas di kamar mandi.

Foto: Hulman/PM Teddy Manurung meninggal dunia setelah sehari menderita muntaber, Selasa (17/3/2015).
Foto: Hulman/PM
Teddy Manurung meninggal dunia setelah sehari menderita muntaber, Selasa (17/3/2015).

Pertolongan pertama, korban dilarikan ke bidan praktek Sabarina br Tarigan, yang hanya berjarak tiga rumah dari kediaman korban. Melihat kondisi korban kian parah, lalu korban dilarikan ke RSUD Deli Serdnag di Jalan Thamrin Lubuk Pakam dan menjalani rawat inap.

Namun nyawa korban tidak tertolong karena pada Selasa (17/3) sekira pukul 07.00, Teddy Manurung menghembuskan nafas terakhirnya dan jasadnya langsung dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan. Selain menelan korban jiwa, penyakit yang gampang menular itu juga mengakibatkan puluhan warga Desa Durian terpaksa opanme.

Di antaranya, Dea Agustina (11) bocah kelas VI SD, Geresia Doloksaribu (12) bocah kelas VI SD, Maradu br Manalu (69) yang memiliki lima anak dan 18 cucu, Denson Doloksaribu (4) dan Sri Hartono Doloksaribu (43). Mereka dirawat di praktek bidan Sabrina br Tarigan.

Siti Hajar (31) warga Dusun I Desa Durian dan Romina warga VI Desa Durian dirawat inap di RSUD Deli Serdang dan Rusmina Butar butar (32), Karman (57) serta Mikael Samosir dirawat di Rumah Sakit Patar Asih Beringin. Sementara warga yang mendapat perawatan di Puskesmas Pantai Labu sebanyak 6 orang.

“Sejak penyakit muntaber ini terjadi, sekira 30 orang sudah ada mendapat pertolongan pertama di klinik praktek kami ini. Kami pun heran kok penyakit ini tiba-tiba terjangkit pada warga,” sebut bidan Sabarina boru Tarigan kepada wartawan.

Sementara itu menurut E Siahaan (47) salah seorang warga menyebutkan sejak kejadian perdana, sudah ada warga yang melaporkan ke Puskesmas Pantai Labu. Namun baru Senin (16/3) malam posko didirikan di tempat praktek bidan Sabrina br Tarigan. Mirisnya, setelah pihak Puskesmas Pantai Labu mengetahui ada yang meninggal dunia, tim medis seperti dokter baru sibuk turun ke lokasi pemukiman warga yang terjangkit muntaber. Harus ada dulu yang meninggal dunia baru sibuk oknum dinas kesehatan turun ke pemukimasn warga,” kesal Siahaan.

“Kita sibuk bukannya setelah ada korban jiwa, kita dari awal peduli kok. Ini kan virus bukan bakteri sehingga penularannya sangat cepat,” ucap Kepala Puskesmas Pantai Labu, dr. Fifi membela diri.(man/trg)

Foto: Hulman/PM Atas dari kiri ke kanan: Denson Doloksaribu dan Dea Agustina Bawah dari kiri ke kanan: Michael Samosir dan Geresia Doloksaribu. Mereka menderita muntaber dan dirawat oleh paramedis.
Foto: Hulman/PM
Atas dari kiri ke kanan: Denson Doloksaribu dan Dea Agustina
Bawah dari kiri ke kanan: Michael Samosir dan Geresia Doloksaribu. Mereka menderita muntaber dan dirawat oleh paramedis.

PANTAI LABU, SUMUTPOS.CO – Sejak tiga hari lalu, sejumlah warga di Dusun I, IV, VII dan VIII sudah terjangkit muntaber. Namun puncaknya terjadi pada Selasa (17/3) sekira pukul 07.00, ketika Teddy Manurung (17) meninggal dunia setelah sempat semalaman mendapat perawatan.

Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, pada Senin (16/3) sekira pukul 07.00, anak kedua dari lima bersaudara mendadak muntah lalu buang air besar (BAB) hingga beberapa kali. Akibatnya, anak Kadus VII Desa Durian itu lemas di kamar mandi.

Foto: Hulman/PM Teddy Manurung meninggal dunia setelah sehari menderita muntaber, Selasa (17/3/2015).
Foto: Hulman/PM
Teddy Manurung meninggal dunia setelah sehari menderita muntaber, Selasa (17/3/2015).

Pertolongan pertama, korban dilarikan ke bidan praktek Sabarina br Tarigan, yang hanya berjarak tiga rumah dari kediaman korban. Melihat kondisi korban kian parah, lalu korban dilarikan ke RSUD Deli Serdnag di Jalan Thamrin Lubuk Pakam dan menjalani rawat inap.

Namun nyawa korban tidak tertolong karena pada Selasa (17/3) sekira pukul 07.00, Teddy Manurung menghembuskan nafas terakhirnya dan jasadnya langsung dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan. Selain menelan korban jiwa, penyakit yang gampang menular itu juga mengakibatkan puluhan warga Desa Durian terpaksa opanme.

Di antaranya, Dea Agustina (11) bocah kelas VI SD, Geresia Doloksaribu (12) bocah kelas VI SD, Maradu br Manalu (69) yang memiliki lima anak dan 18 cucu, Denson Doloksaribu (4) dan Sri Hartono Doloksaribu (43). Mereka dirawat di praktek bidan Sabrina br Tarigan.

Siti Hajar (31) warga Dusun I Desa Durian dan Romina warga VI Desa Durian dirawat inap di RSUD Deli Serdang dan Rusmina Butar butar (32), Karman (57) serta Mikael Samosir dirawat di Rumah Sakit Patar Asih Beringin. Sementara warga yang mendapat perawatan di Puskesmas Pantai Labu sebanyak 6 orang.

“Sejak penyakit muntaber ini terjadi, sekira 30 orang sudah ada mendapat pertolongan pertama di klinik praktek kami ini. Kami pun heran kok penyakit ini tiba-tiba terjangkit pada warga,” sebut bidan Sabarina boru Tarigan kepada wartawan.

Sementara itu menurut E Siahaan (47) salah seorang warga menyebutkan sejak kejadian perdana, sudah ada warga yang melaporkan ke Puskesmas Pantai Labu. Namun baru Senin (16/3) malam posko didirikan di tempat praktek bidan Sabrina br Tarigan. Mirisnya, setelah pihak Puskesmas Pantai Labu mengetahui ada yang meninggal dunia, tim medis seperti dokter baru sibuk turun ke lokasi pemukiman warga yang terjangkit muntaber. Harus ada dulu yang meninggal dunia baru sibuk oknum dinas kesehatan turun ke pemukimasn warga,” kesal Siahaan.

“Kita sibuk bukannya setelah ada korban jiwa, kita dari awal peduli kok. Ini kan virus bukan bakteri sehingga penularannya sangat cepat,” ucap Kepala Puskesmas Pantai Labu, dr. Fifi membela diri.(man/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/